Opini
Kemerdekaan Sejati, Akankah Terealisasi?
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia pada setiap tahunnya. Berbagai lomba diadakan, bendera merah putih dikibarkan, dan tentu saja upacara memperingati hari kemerdekaan tersebut turut dilaksanakan oleh seluruh kalangan.
Namun, seiring waktu berjalan, aku mendapatkan sedikit pemahaman, bahwa yang selama ini dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan, bukanlah suatu kebenaran. Bahkan banyak menimbulkan dosa dan menjadi ajang pamer kemaksiatan.
Padahal di sisi lain kehidupan, di balik kekayaan para pemangku kekuasaan, kita melihat banyak rakyat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Namun, bukannya memberikan solusi bagi mereka yang membutuhkan, di hari kemerdekaan, orang-orang justru berlomba untuk sesuatu hal yang tidak penting untuk dijadikan sebagai ajang perlombaan.
Padahal, jika kita telisik kembali jauh ke belakang. Para pahlawan yang berjuang agar Indonesia bisa berada di pintu gerbang kemerdekaan, mereka berjuang hingga titik darah penghabisan. Sayangnya, generasi saat ini tak menghargai segala jasa yang telah mereka curahkan untuk sebuah perjuangan meraih kemerdekaan.
Hari kemerdekaan yang seharusnya mampu menjadi pengingat bagi kita terhadap jasa para pahlawan, malah menjadi ajang kemaksiatan yang dilakukan secara terang-terangan. Bayangkan saja, dahulu di masa awal kemerdekaan, para pahlawan masih harus berjaga-jaga agar keadaan aman sentosa.
Kini, masyarakat malah menjadikan perlombaan seperti panjat pinang, balap karung, fashion show, dan perlombaan unfaedah lainnya sebagai kegiatan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Yang benar aja, rugi dong!
Bagaimana Indonesia mau bangkit, jika di hari yang sangat pentingnya saja, malah diisi dengan candaan dan hiburan semata? Memangnya gak malu apa dengan kaum muslimin di Palestina yang sekarang harus berjuang untuk mempertahankan akidah mereka?
Pun, sejatinya dalam Islam, tidak ada yang dinamakan dengan ikatan nasionalisme. Karena ikatan itu merupakan sebuah ikatan yang lemah, karena hanya berasaskan kepada kesamaan nasib dan emosional semata.
Dalam kitab Nidzomul Islam karya Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dikatakan bahwa ikatan nasionalisme adalah ikatan yang paling lemah dan rendah nilainya, karena hanya berlandaskan kepada rasa emosional saja. Sehingga ikatan ini hanya bersifat temporal atau sementara, yakni ikatan yang muncul karena adanya ancaman terhadap suatu bangsa atau negara. Oleh karenanya, ikatan nasionalisme ini tidak mampu dijadikan sebagai pengikat diantara manusia. Karena landasannya tidak kokoh.
Jika landasan ikatannya saja tidak kuat, lalu bagaimana mewujudkan sebuah kemerdekaan yang sejati? Sedangkan ikatan yang mempersatukannya saja masih lemah. Padahal, makna hakiki dari kemerdekaan adalah terbebas dari penghambaan kepada makhluk, menuju penghambaan kepada Allah semata.
Ditambah dengan penerapan sistem seperti saat ini, yang makin memperburuk keadaan. Maka, makin kecil sebuah harapan untuk menuju pintu gerbang kemerdekaan. Karena pada faktanya, meski tampak dari fisik baik-baik saja, namun dari pemikiran, kita diserang oleh pemikiran-pemikiran Barat.
Maka, kemerdekaan ini belumlah kemerdekaan sejati. Karena kita masih terbelenggu oleh pemikiran-pemikiran yang telah Barat lancarkan. Termasuk pemikiran nasionalisme tadi, yang menjadikan saudara sesama Muslim terpecah-belah akibat sekat-sekat wilayah.
Oleh karena itu, tak ada cara lain jika kita ingin kemerdekaan sejati itu segera terealisasi, kecuali dengan menegakkan sebuah institusi negara yang menerapkan syariat Islam secara sempurna. Karena hanya dengannya lah semua negeri muslim merdeka, bukan hanya Indonesia. Karena Islam membebaskan manusia dari penghambaan kepada manusia, menuju penghambaan kepada Allah semata.
Namun, jika kita masih enggan menjadikan Islam sebagai landasan dalam membangun sebuah institusi, maka kemerdekaan sejati hanya ibarat mimpi di siang hari yang tak akan mampu terealisasi. Wallahu a'lam bish showwab
Via
Opini
Posting Komentar