Opini
Kisruh Penyelenggaraan Haji yang Terus Terjadi
Oleh: Irohima
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sengkarut penyelenggaraan ibadah haji kembali berulang. Persoalan seperti masalah kesehatan, pelayanan, biaya mahal hingga masalah kuota tambahan tetap menjadi masalah yang tak ada habisnya dalam setiap pelaksanaan. Miris, ketika ibadah memenuhi panggilan Tuhan kemudian dikomersialisasikan, maka kita akan selalu berkutat dengan persoalan yang sama tanpa ada penyelesaian yang menuntaskan.
Lagi-lagi, persoalan terkait penyelenggaraan ibadah haji kembali terjadi, kali ini dugaan adanya penyalahgunaan alokasi kuota tambahan operasional ibadah haji 2024 ramai diberitakan. Diketahui bahwa Menteri Agama,Yaqut Cholil Qoumas dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait pengalihan kuota haji reguler ke haji khusus dalam penyelenggaraan haji 2024. Yaqut memastikan bahwa tak ada penyalahgunaan, Yaqut juga menjelaskan bahwa kuota haji tahun ini mencapai 221.000 orang, terdiri dari 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus, tambahan kuota sebanyak 20.000 dibagi menjadi dua, 10.000 untuk haji reguler dan 10.000 untuk haji khusus ( CNN Indonesia, 3-8-2024 ).
Sementara itu DPR RI sampai membentuk Pansus Haji terkait kisruh dugaan penambahan 21.000 kuota untuk ONH Plus dan juga masalah penerbangan Garuda Indonesia. Pembentukan Pansus Haji ini untuk mengevaluasi seluruh kegiatan pelaksanaan haji 2024 yang diduga terdapat banyak pelanggaran serius, mulai dari pelayanan buruk kepada jemaah dan juga dugaan penyalahgunaan kuota tambahan.
Haji adalah pergi ke Kabah di bulan haji atau Dzulhijjah dengan melaksanakan amalan-amalan haji seperti ihram, tawaf, sai, dan wukuf di Padang Arafah. Haji termasuk salah satu dari rukun Islam yang kelima dan merupakan ibadah yang diwajibkan bagi muslim yang memiliki kemampuan dan kesiapan fisik maupun materi. Setiap tahunnya umat Muslim yang ingin pergi beribadah haji selalu mengalami peningkatan. Namun sayangnya, peningkatan jumlah calon jamaah haji tak diiringi oleh peningkatan kualitas pengurusan dan pelayanan ibadah haji.
Penyelenggaraan ibadah seharusnya diatur dengan baik dan bisa menjamin keamanan dan kenyamanan umat. Namun dalam sistem kapitalisme, di mana semua aspek akan diusahakan membuahkan keuntungan, maka ibadah haji pun sangat rawan dengan penyalahgunaan. Dana haji yang bisa terkumpul dalam jumlah fantastis merupakan daya tarik tersendiri bagi para pencari keuntungan, manfaat, juga korupsi. Maka tidak mengherankan jika sengkarut penyelenggaraan ibadah haji tidak pernah terselesaikan tersebab sistem sekarang yang tak pernah memberikan solusi yang tuntas dalam setiap persoalan.
Jemaah haji adalah tamu Allah, setiap muslim yang beriman pasti menginginkan menjadi tamu Allah, mereka rindu untuk memenuhi panggilan Allah bahkan mereka rela mengantri dalam daftar panjang antrian keberangkatan. Namun sayang terkadang penantian mereka yang panjang justru berakhir dengan kekecewaan.
Beda sistem kapitalisme dan sistem Islam, jika dalam kapitalisme penyelenggaraan haji dijejali berbagai macam regulasi maka dalam Islam penyelenggaraan ibadah haji akan dikelola dengan penuh tanggung jawab dan memudahkan jemaah dalam setiap tahapan, mulai dari pendaftaran, keberangkatan hingga saat di tanah suci. Negara dalam Islam juga akan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam segala sarana dan prasarana dalam pelaksanaan ibadah haji.
Kita tentu masih ingat, pada masa kekhalifahan Utsmani, kala itu persiapan haji sudah dimulai tiga bulan sebelum musim haji. Khalifah memberi tugas kepada lajnah khusus untuk memantau dan memperhatikan semua urusan rombongan haji di wilayah-wilayah Islam dan mengintruksikan wali-wali tiap masing-masing wilayah untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji yang singgah. Sarana dan prasarana yang memudahkan para jemaah melaksanakan ibadah juga akan dibangun dengan maksimal.
Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, telah dibangun jalur kereta api Hijaz, yang membentang antara Damaskus (Suriah), Amman (Yordania), sampai ke Madinah (Arab Saudi), jalur kereta api Hijaz yang menghubungkan Istanbul -Haifa (Palestina) merupakan salah satu proyek infrastruktur untuk mempermudah dan meningkatkan pelayanan haji.
Ibadah haji memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam, selain mengajarkan nilai-nilai kehidupan, melaksanakan ibadah haji juga merupakan bentuk puncak pengabdian dan kedekatan kepada Allah Swt. Selayaknya saat melakukan ibadah haji, hati dipenuhi dengan ketenangan dan bukan ketidaknyamanan seperti yang kerap terjadi di masa sekarang. Wallahualam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar