Opini
Solusi Semu Seremonial Tahunan Hari Anak
Oleh: Salma Rafida
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Tepatnya tanggal 23 Juli kemarin, pemerintah Indonesia mengadakan peringatan Hari Anak Nasional. Apa dasarnya? Dilansir dari KOMPAS. Com (23-07-2024), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 akan digelar di Jayapura, Papua, Selasa (23-07-2024). Tema yang diangkat tahun ini sama dengan tema tahun lalu yakni "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Dalam sejarah, Hari Anak dilatarbelakangi oleh pasal 28B ayat (2) UUD Negara Republik indonesia Tahun 1945, di mana ada aturan setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Adanya peringatan hari anak seharusnya membuat kita menjadi lebih peduli terhadap anak-anak hari ini, sebab masih banyak problem yang dihadapi mulai dari pendidikan yang tidak memadai, kurangnya gizi bagi setiap anak, serta faktor lingkungan yang rusak.
Banyak di negeri dengan sistem sekuler kapitalis ini yang mereka putus sekolah dikarenakan ada biaya yang dibebankan bagi penuntut ilmu. Di dunia kesehatan pun masih didapati anak yang mengalami gizi buruk dan stanting hingga hari ini. Bahkan, di sistem sekularisme ini mencetak generasi yang jauh dari ketakwaan. Sebab, mengabaikan peran agama untuk mengatur kehidupan.
Sayang, adanya harapan pemerintah dengan adanya peringatan tahunan hari anak bukanlah solusi tuntas problem anak hari ini. Sebab, peringatan hari anak hanya menghadirkan problem baru, seperti anak menjadi pelaku judol, bahkan menjadi korban atau pelaku dalam kekerasan.
Sistem kapitalis sekuler hanya memberikan solusi semu. Adanya peringatan hari anak tidak akan menyelesaikan problem anak hari ini. Masalah pendidikan dan kesehatan yang seharusnya masih menjadi hak bagi para generasi hanyalah bersifat ilusi. Nyatanya masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan hak mereka.
Lingkungan buruk yang anak dapat juga tidak jauh dari faktor keluarga, sebab keluarga yang seharusnya berperan sebagai tempat ternyaman dan aman bagi anak, justru tak sedikit keluarga yang abai dalam mendidik anak-anaknya. Terlebih, peran ibu yang seharusnya sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan orang tua yang beranggapan kebahagiaan anak adalah ketika dapat memenuhi kebutuhan materinya.
Nyatanya tidak semua kebahagiaan berasal dari materi, pentingnya kasih sayang orang tua terhadap anak sangat dibutuhkan. Dan salah satu faktor tumbuh kembang anak adalah didikan dari orangtuanya. Anak yang berakhlak mulia akan lahir dari keluarga yang mendidiknya dengan pedoman syara.
Lain halnya, dalam negara Islam akan memberikan solusi tuntas bagi berbagai permasalahan yang terjadi pada anak. Anak adalah generasi penerus peradaban, sehingga dalam Islam akan diberikan layanan terbaik bagi mereka. Tak luput Islam akan memberikan pendidikan Islam sesuai koridor syara agar mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berkepribadian Islam.
Dalam hal kesehatan pun, negara Islam akan menjamin kebutuhan gizi setiap umatnya dengan memberikan jaminan kerja bagi kepala keluarga melalui sistem ekonomi Islam yang diterapkan. Wallahua'lam Bissowab
Via
Opini
Posting Komentar