Opini
Benarkah Kawin Anak Penghambat Generasi Berkualitas?
Oleh: Shiera Kalisha Tasnim
GenZiPU (Generazi Z Peduli Umat)
TanahRibathMedia.Com—Lagi dan lagi, pemerintah memberikan solusi yang tidak solutif. Mau sampai kapan akan terus seperti ini? Masih yakin aturan buatan manusia menciptakan kebahagiaan atau bahkan kesejahteraan?
Baru-baru ini, Woro Srihastuti Sulistyaningrum Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK mengatakan bahwa penting untuk mencegah pernikahan anak supaya dapat meningkatkan kualitas remaja baik pendidikan maupun kesehatan guna menghadapi bonus demografi di 2045 nanti (kemenag.go.id, 20-9- 2024).
Tak hanya itu, UPT Balai Diklat KKB Garut mengadakan kegiatan Workshop Gerak Penghulu Sejuta Pengantin Siap Cegah Pengantin Zona 3 yang dihadiri oleh Kepala KUA dan Penghulu Se-Kabupaten Lampung Timur secara daring serta diikuti juga oleh peserta Wilayah Jambi Bengkulu dan Lampung pada Kamis, 19 September 2024 (kemenaglampungtimur.id, 19-9-2024).
Saat ini, maraknya kawin anak dianggap sebagai penghambat terwujudnya generasi berkualitas dikarenakan kawin anak dituding identik dengan putus sekolah, tingginya angka perceraian, kematian ibu dan bayi, kasus stunting, KDRT ataupun hal-hal lainnya yang dianggap negatif.
Menikah dini dihalagi, namun pergaulan bebas difasilitasi. Banyak sekali remaja saat ini yang kencanduan seks bebas dan pornografi. Inikah yang akan menjadi agen Indonesia Emas 2045? Seharusnya pemerintah memperbaiki dekadensi moral remaja saat ini, bukan malah menghalangi pernikahan dini.
Rasulullah saw. pernah bersabda dalam HR. Al Baihaqi, "Apabila seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya."
Nikah memiliki beberapa tujuan di antaranya menjaga nasab, menjaga diri dari perbuatan zina serta perkara yang diharamkan Allah Swt., meningkatkan ibadah dan ketakwaan, melanggengkan keturunan, dan masih banyak yang lainnya. Jika memang dirasa sudah mampu untuk menikah, untuk apa dihalang-halangi?
Saat ini, sudah benar-benar dibutuhkan sistem pendidikan yang shahih, yang kurikulumnya berbasis akidah Islam, bukan kurikulum seperti saat ini yang mencetak manusia berorientasi materi.
Dalam sistem pendidikan Islam, agama Islam bukan hanya diajarkan sebatas agama ritual semata. Agama Islam sebagai ideologi tentu diajarkan, sehingga akan mencetak generasi berkepribadian Islam dan memiliki akhlak yang mulia serta memahami betul hakikat kehidupan.
Via
Opini
Posting Komentar