Opini
Ibu Bunuh Anak Kandung, Hilangnya Fitrah Ibu dalam Sistem Rusak
Oleh: Ummu Alif
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Seorang ibu yang seharusnya menjaga dan melindungi buah hatinya dari bahaya, namun tidak terjadi pada kasus ibu di Plered Purwakarta. Seorang ibu tega membuang anak kandungnya sendiri ke dalam sumur pada Jumat (9-08-2024) silam. Awalnya diduga sebagai kecelakaan namun, setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi oleh pihak Kepolisian Polres Purwakarta, ibu korban yang berinisial AR (37) dinyatakan menjadi tersangka.
Kapolres menambahkan alasan ibu kandung tersebut tega membunuh anaknya dikarenakan kasihan melihat kondisi anaknya yang menderita penyakit hydrosefalus. Bahkan selama tiga bulan terakhir mengalami kejang-kejang. Menurut keterangan setelah memasukan anaknya ke dalam sumur, AR duduk di pinggir lubang sumur selama kurang lebih lima menit (jabar.tribunnews.com, 30-08-2024).
Sungguh menyesakan dada ada seorang ibu yang dengan tega membunuh anak kandungnya sendiri. Mirisnya kejadian seperti ini bukan kasus yang baru, bahkan jauh lebih banyak daripada yang diberitakan oleh media.
Fenomena banyaknya kasus seperti ini terjadi yang membuat hilangnya fitrah seorang ibu yang seharusnya penuh kasih sayang merawat, mendidik, menjaga dan memberikan rasa berasal dari faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi.
Faktor internal yang memicu pembunuhan terjadi merupakan karena tidak siapnya mental seorang ibu terhadap tanggung jawab yang dipikulnya. Serta erat kaitannya dengan lemahnya iman seseorang menerima takdir yang terjadi terhadap dirinya dan keluarganya. Kesulitan yang dialami oleh seorang ibu menjadikannya berpikir pendek dan berputus asa dengan kondisi kehidupan yang menimpanya.
Ditambah faktor eksternal seperti kesulitan ekonomi yang sistematis buah dari penerapan sistem ekonomi yang tidak memiliki empati terhadap orang-orang lemah sehingga yang lemah dari sisi ekonomi tidak memiliki kemampuan untuk hidup yang baik. Masyarakat kapitalis yang individualis yang tidak memperhatikan orang lain yang hanya berfokus terhadap kepentingan pribadi. Negara yang tidak memberikan pelayanan kesehatan yang baik, dan jelas kemiskinan memicu meningkatnya tekanan hidup.
Dalam sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan jelas gagal dalam mencetak individu yang kuat mental. Sehingga tidak mengherankan melahirkan orang tua yang lemah dan tidak memahami peran penting seorang ibu khususnya dalam menjaga dan melindungi anaknya sendiri. Hilangnya peran negara yang hanya menjadi regulator bukan fasilitator dalam mengurusi urusan rakyatnya.
Berbanding terbalik dalam kondisi kehidupan Islam tidak akan terjadi kerusakan seperti disebutkan diatas. Karena, aturan Islam yang sempura berasal dari Allah Swt. tentu dapat menyelesaikan segala problematika kehidupan tanpa terkecuali.
Sistem Islam jelas diatur bagaimana pemenuhan kebutuhan hajat hidup masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara. Seperti memberlakukan kurikulum pendidikan yang berlandaskan aqidah islamiyyah sehingga setiap individu akan memiliki kekuatan iman yang tercermin dari kepribadian Islam (syaksiyah islamiyyah) yang pola pikirnya Islam dan pola sikapnya Islam. Dari keimanan yang kuat pula akan menghantarkan seseorang rida akan ketetapan takdir Allah Swt. serta menjadikan seorang ibu yang memiliki peran sesuai dengan fitrahnya penuh kasih sayang terhadap anak-anak dan keluarganya.
Peran masyarakat sangat penting dalam lingkungan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Sehingga akan menjauhkan hal-hal merusak yang berdampak buruk.
Negara Islam tentu akan optimal berperan dalam melayani dan mengurusi pemenuhan kebutuhan hidup rakyatnya seperti memberikan lapangan pekerjaan, memberikan keamanan, memberikan jaminan pelayanan kesehatan serta pendidikan secara gratis tanpa membebani rakyat, sehingga akan terwujud kehidupan sejahtera dan dapat dirasakan bagi setiap lapisan masyarakat. Hukuman tegas diberlakukan juga memberikan efek jera yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran serupa bagi yang lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa hanya dengan sistem Islam yang sempura yang dapat menghantarkan manusia kembali kepada fitrahnya. Untuk itu mari kita campakkan sistem sekulerisme yang rusak dan merusak, beralih kepada sistem Islam yang kaffah. Wallahu alam bishowab.
Via
Opini
Posting Komentar