Opini
Islam Moderat, Islam Mode Barat?
Oleh: Novia Roesti
(Muslimah Ideologis)
TanahRibathMedia.Com—Sebanyak 500 pelajar di Balikpapan berkontribusi dalam kegiatan bertajuk “Sosialisasi Moderat Sejak Dini” yang mengangkat tema “Cinta Tuhan dengan mencintai Indonesia” pada Rabu (11-09-2024).
Ibu Iriana Jokowi, ibu Wury Ma’ruf Amin, dan sejumlah istri menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) turut hadir yang juga tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) KIM.
Ratusan pelajar lintas agama ini berasal dari sekolah madrasah aliyah dan SMA se-Kota Balikpapan yang bernaung di bawah Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Istri menteri agama Yakut Cholil Qoumas, ibu Eny Retno Yakut mengatakan bahwa kegiatan ini sengaja menyasar kalangan pelajar sebagai upaya penanaman nilai-nilai moderasi beragama sejak dini.
Eny berharap besar dari adanya kegiatan ini, dapat membentuk para pelajar yang cinta damai dan toleran serta menjadi duta moderasi di sekolah masing-masing. Ia juga mengatakan, terdapat empat sikap moderasi, yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi local (detikhikmah, 11-09-2024).
Moderasi beragama kerap kali dihembuskan secara halus belakangan ini. Teringat, mantan presiden AS George Bush pernah mengatakan Islam adalah ekstremis. Begitu juga mantan perdana menteri Inggris Tony Blair mengeklaim bahwa ideologi Islam adalah “Ideologi Setan”, karena masuk dalam empat kategori:
Pertama, menolak legitimasi Israel. Kedua, berprinsip syariah adalah dasar hukum Islam. Ketiga, kaum muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan khilafah. Keempat, tidak mengadopsi nilai-nilai liberal dari Barat. Ditambah moderasi beragama dari tahun ke tahun digencarkan oleh pemerintah. Sasaran mereka adalah generasi milenial, perempuan, lembaga pendidikan, dan advokasi kebijakan.
Moderasi beragama sejatinya adalah proyeksi global untuk menyerang Islam. Karena moderasi beragama dihasilkan dari pemikiran sekularisme Barat yang sengaja menstigma Islam yang radikal dan tidak beradab. Upaya moderasi ini tidak lain supaya Barat tidak kehilangan akan kepentingan-kepentingannya menguasai dunia. Seperti yang kita tahu, aksi boikot produk, sangat menunjukkan bahwa barang yang biasa kita pakai sehari hari banyak dari perusahaan Israel maupun Barat.
Oleh karena itu, moderasi akan mencetak pelajar yang menolak syariat Islam, menjunjung tinggi hak asasi manusia, kesetaraan gender, menerima sumber hukum non sektorial yaitu bebas tidak terbatas dari agama alias berasaskan sekularisme tanpa sentuhan agama sama sekali. Itulah yang disebut Islam moderat. Padahal wacana semacam ini tidak sesuai dengan kondisi pelajar.
Mereka takut pelajar akan menjadi Islam radikal dan harus mencerminkan Islam moderat, namun lupa akan problematika yang sesungguhnya terjadi, pelajar minus akhlak dan perilaku, apalagi semakin hari potret generasi pelajar tidak baik-baik saja. Mulai dari tawuran, pacaran, bullying hingga bentuk kejahatan di antara senior dan Junior. Maka seharusnya generasi harus diperbaiki karakternya bukan malah mengalihkan kepada persoalan yang tidak perlu dipersoalkan.
Dalam Islam, seseorang wajib taat kepada aturan Allah secara kaffah. Sebagaimana firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 19 dan 85. Sudah seharusnya seorang muslim menampakkan keislamannya dan bangga atas identitasnya, tidak mengikuti paham-paham Barat yang merusak. Tanpa adanya moderasi, sistem kepemimpinan islam sudah mengajarkan toleransi tanpa moderasi.
Islam dalam naungan khilafah selama 13 abad lamanya mampu menyatukan umat Islam dan umat beragama lainnya hidup saling berdampingan. Tanpa mencampuradukan akidah masing-masing. Toleransi dalam Islam terbangun indah pada masa kekhalifahan Islam di Spanyol, lebih dari 800 tahun pemeluk Islam Yahudi dan Kristen hidup berdampingan dengan adil. Indahnya toleransi dalam Islam sudah berdasarkan syariat Islam yang khas mengatur kehidupan manusia. Islam juga membawa rahmat kepada seluruh alam sebagaimana QS Al Anbiya ayat 107.
Pelajar yang hebat adalah pelajar yang bersyakhsiyyah/ kepribadian Islam tanpa embel-embel moderasi beragama, baik perilaku maupun pemikirannya berlandaskan syariat Islam. Paham moderasi beragama bukanlah solusi bagi pelajar muslim maupun bukan apalagi persoalan negara. Hanya Islam lah satu-satunya sistem yang sempurna mengatur kehidupan.
Wallahu a’lam bisshowab
#IslamSolusiDunia
#ModerasiBukanSolusi
#IslamRahmatanLilAlamin
Via
Opini
Posting Komentar