Opini
Karakteristik Kepemimpinan Rasulullah saw.
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Rasulullah Muhammad saw. merupakan sosok yang dikenal tidak hanya sebagai nabi dan rasul utusan Allah Swt., tetapi juga sebagai pemimpin yang memiliki teladan luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan. Kepemimpinan beliau bukan sekadar soal otoritas, tetapi lebih kepada bagaimana beliau menjalani hidup dengan akhlak yang mulia, sikap adil, bijaksana, serta penuh kasih sayang. Keteladanan beliau memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, maupun dalam memimpin masyarakat atau negara.
Rasulullah saw. secara formal mengemban amanah sebagai pemimpin negara setelah para tokoh di Madinah membaiatnya sebagai pemimpin negara yang independen dengan menjadikan syariat Islam sebagai aturan hukum yang diterapkannya secara utuh dan menyeluruh. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang selalu mengedepankan keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Ada beberapa karakter utama dari kepemimpinan Rasulullah saw. yang harusnya menjadi teladan sampai kapan pun.
Pertama, bersikap adil dan egaliter. Rasulullah saw. selalu mengedepankan keadilan dalam segala aspek. Beliau tidak memandang status sosial, suku, atau pun latar belakang seseorang. Setiap individu diperlakukan sama di mata beliau. Ini tercermin dari berbagai keputusan beliau yang selalu mempertimbangkan kebenaran dan keadilan, meskipun itu kadang tidak menguntungkan diri sendiri atau kelompok dekat beliau.
Rasulullah saw. dalam perkara tertentu yang bukan bersifat yuridis sering kali melibatkan para sahabatnya dalam pengambilan keputusan penting melalui musyawarah. Beliau menunjukkan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, sehingga tercipta keputusan yang bijak dan kolektif. Dalam realitas kehidupan modern, musyawarah ini bisa diartikan sebagai transparansi dan keterlibatan publik dalam pengambilan kebijakan yang bersifat teknis, bukan dalam perkara hukum.
Kedua, sikap pemimpin yang empati dan merakyat. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah saw. selalu menunjukkan empati yang tinggi terhadap umatnya, termasuk terhadap kaum lemah dan tertindas. Beliau sering kali terjun langsung membantu orang-orang yang membutuhkan, sekaligus mendidik umatnya untuk peduli terhadap sesama. Dalam masyarakat modern, hal ini dapat menjadi teladan bagi para pemimpin untuk tidak berjarak dengan masyarakat, melainkan peduli dan turut serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Pemimpin itu harus menjadi solusi bukan malah menambah beban rakyatnya.
Ketiga, bersikap tegas dan objektif. Meskipun penuh kasih sayang, Rasulullah saw. dalam memimpin tetap bersikap tegas dalam menegakkan kebenaran dan melawan ketidakadilan. Beliau tidak pernah kompromi terhadap hal-hal yang melanggar prinsip-prinsip syariat Islam. Dalam realitas saat ini, pemimpin yang baik harus berani menegakkan kebenaran dan keadilan meskipun menghadapi tantangan atau tekanan dari berbagai pihak. Bukan sebaliknya, pemimpin yang lebih mementingkan keluarga dan kroninya.
Solusi Kepemimpinan Masa Depan
Di era modern saat ini, dunia tengah menghadapi berbagai tantangan kompleks, seperti krisis kepemimpinan, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial. Keteladanan karakter kepemimpinan Rasulullah saw. menawarkan solusi yang relevan dengan persoalan-persoalan tersebut.
Banyak negara di dunia saat ini yang menghadapi krisis kepemimpinan, di mana pemimpin sering kali gagal mengedepankan kesejahteraan rakyat dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Keteladanan Rasulullah saw., yang selalu mengutamakan kepentingan umat dan menjunjung tinggi keadilan, sangat relevan untuk dijadikan model dalam menghadapi krisis ini. Pemimpin saat ini perlu belajar dari integritas beliau yang mengutamakan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan rakyat secara umum.
Selain itu, Rasulullah saw. adalah pemimpin yang selalu menunjukkan kepedulian terhadap kaum miskin dan tertindas. Dalam realitas saat ini, di mana kesenjangan ekonomi makin melebar, para pemimpin dan masyarakat bisa belajar dari kebijakan-kebijakan beliau yang selalu berupaya menjaga ketahanan pangan rakyatnya, lebih mengutamakan rakyat untuk bisa kenyang terlebih dulu sebelum dirinya. Tidak jarang Rasulullah saw. menahan rasa laparnya saat tidak mendapatkan sisa makanan di rumahnya.
Dalam soal memimpin di tengah kehidupan masyarakat Madinah yang beragam (plural), terdiri dari berbagai suku, agama, dan keyakinan. Beliau berhasil menciptakan kerukunan antarkelompok dengan mengedepankan prinsip-prinsip toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan. Dalam konteks kehidupan saat ini yang penuh dengan konflik karena perbedaan, sikap beliau menjadi pelajaran penting untuk menciptakan perdamaian dan harmoni sosial.
Dalam hal etika dan moral dalam kepemimpinan, salah satu ciri khas kepemimpinan Rasulullah saw. adalah tingginya standar etika dan moral. Beliau tidak hanya mengajarkan umatnya untuk berlaku jujur dan amanah, tetapi juga mencontohkannya secara langsung. Ini relevan dengan tantangan saat ini di mana banyak pemimpin mengalami krisis moralitas, seperti korupsi, penyelewengan kekuasaan, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk menghadirkan keteladanan Rasulullah saw. dalam realitas kehidupan saat ini, tidak hanya dibutuhkan pemimpin yang meneladani beliau, tetapi juga pentingnya sistem pemerintahan Islam diterapkan oleh sebuah negara. Dengan kata lain meneladani Rasulullah bukan hanya dalam konteks akhlak kepribadiannya saja, tetapi juga harus mengadopsi sistem Islam yang diterapkannya.
Inilah makna sesungguhnya dari apa yang tersirat dari Al Qur'an Surah Al-Ahzab: 21, yaitu sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi siapa saja yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Teladan kepemimpinan Rasulullah lainnya adalah sikap empati dan kepeduliannya terhadap orang lain, terutama mereka yang lemah atau membutuhkan, adalah salah satu ajaran penting dari Rasulullah saw. Ini bisa diaplikasikan dalam bentuk bantuan sosial, kepedulian terhadap lingkungan sekitar, serta tidak bersikap egois dalam menghadapi berbagai masalah.
Di tengah masyarakat yang beragam, menghargai perbedaan adalah kunci untuk menjaga kerukunan dan perdamaian. Rasulullah saw. mengajarkan untuk selalu bersikap toleran dan adil terhadap siapa pun, tanpa memandang latar belakangnya.
Dengan demikian, keteladanan Rasulullah saw. sebagai pemimpin tidak hanya relevan untuk umat Islam, tetapi juga untuk seluruh manusia. Beliau adalah sosok yang mampu menginspirasi berbagai elemen masyarakat dalam menjalani kehidupan yang lebih adil, penuh kasih, dan bertanggung jawab. Di tengah tantangan kehidupan modern yang semakin kompleks, sistem pemerintahan Islam yang diajarkan Rasulullah saw. dan dilanjutkan oleh Kekhilafahan Islam tetap menjadi solusi yang abadi dan aplikatif. Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar