Opini
Kriminalitas Pemuda Berulang dan Makin Mengerikan
Oleh: Ummu Yusuf
(Muslimah Jaksel)
TanahRibathMedia.Com—Fenomena kriminalitas di kalangan pemuda, seperti tawuran dan tindakan kekerasan antar kelompok makin sering terjadi dan menjadi lebih mengerikan. Berita tentang penangkapan pemuda yang terlibat dalam tawuran, geng motor, dan gangster yang membawa senjata tajam sering menghiasi media. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya sekadar insiden sporadis, tetapi telah menjadi sebuah pola yang berulang.
Terdapat beberapa faktor pemicu yang menjadi latar belakang perilaku kriminal ini, seperti lemahnya kontrol diri di kalangan pemuda, krisis identitas, dan disfungsi keluarga. Banyak pemuda yang tumbuh tanpa bimbingan yang tepat, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Tekanan ekonomi dan hidup yang makin berat juga menjadi pemicu, di mana banyak yang merasa putus asa dan beralih pada tindakan kriminal sebagai bentuk pelarian. Di sisi lain, lingkungan yang rusak termasuk pengaruh media, kegagalan pendidikan moral, serta lemahnya hukum dan penegakannya menjadi faktor penting yang memperburuk situasi.
Fenomena ini merupakan buah dari sistem sekuler kapitalis yang diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia. Sistem ini cenderung mengabaikan pembentukan karakter dan kepribadian mulia dalam masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Sistem ini lebih mementingkan aspek material dan ekonomi dari pada pembinaan spiritual dan moral. Akibatnya, pemuda yang seharusnya menjadi aset bangsa malah terseret dalam lingkaran kekerasan dan kriminalitas, kehilangan potensi besar mereka untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dalam pandangan Islam, pendidikan bukan hanya soal pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan kepribadian dan moral. Islam memiliki sistem pendidikan yang komprehensif, yang tidak hanya menekankan pada ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk pemuda yang berakhlak mulia dan memiliki ketakwaan kepada Allah. Sistem pendidikan Islam menanamkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan individual, serta mencegah terjadinya perilaku menyimpang seperti kriminalitas.
Selain itu, Islam juga memberikan perhatian besar pada lingkungan sosial yang kondusif. Di dalam keluarga, masyarakat, dan negara, Islam menciptakan sistem yang mendukung tumbuhnya ketakwaan dan perilaku positif. Di dalam keluarga, Islam menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai agama dan moral. Masyarakat juga memiliki peran sebagai kontrol sosial, di mana individu-individu didorong untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Sementara itu, negara dalam sistem Islam berfungsi untuk menjamin kesejahteraan rakyat, menerapkan hukum yang adil, serta menciptakan kebijakan yang mendukung terciptanya lingkungan yang aman dan produktif.
Negara Islam, melalui penerapan syariat secara menyeluruh, akan menciptakan kurikulum pendidikan yang tidak hanya berfokus pada ilmu dunia, tetapi juga pada pembentukan karakter dan iman. Hal ini akan memastikan bahwa pemuda tumbuh dalam lingkungan yang harmonis, baik di keluarga maupun masyarakat. Mereka akan diarahkan untuk mengembangkan potensi besar mereka dalam karya-karya yang produktif dan bermanfaat, serta menjadi generasi yang mampu memahami dan mendakwahkan ajaran Islam.
Dukungan dari sistem Islam yang menyeluruh akan melahirkan generasi hebat yang bukan hanya terhindar dari kriminalitas, tetapi juga mampu memberikan kontribusi besar bagi peradaban. Pemuda dalam sistem Islam akan diarahkan untuk berjuang demi tegaknya kebaikan, membangun masyarakat yang adil, dan menjadi agen perubahan yang menginspirasi dunia. Negara Islam, dengan dukungan sistem pendidikan dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan keluarga serta kontrol sosial, akan menjadi kunci dalam menciptakan generasi pemuda yang berkualitas, jauh dari kriminalitas dan kekerasan.
Inilah solusi yang ditawarkan Islam, sebuah sistem yang memanusiakan manusia, menjaga moralitas, dan memberdayakan potensi pemuda untuk kebaikan umat dan dunia.
Via
Opini
Posting Komentar