Opini
Pornografi pada Anak, Islam Solusinya
Oleh: Novy Melinda
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Dunia anak sekarang sudah sangat mengkhawatirkan di mana seharusnya anak-anak bersikap dan bertingkah sesuai dengan usianya, bermain dengan bahagia atau mengisi kesehariannya dengan hal yang jauh dari kata negatif.
Namun seiring berkembangnya jaman, ketika dunia sudah ada diujung jari dan semua sudah bisa diakses dengan mudah melalui smartphone yang rata-rata setiap anak memilikinya. Anak-anak bisa dengan mudah mengakses semua hal, baik hal positif maupun yang negatif seperti informasi dari dalam negeri maupun dari luar negeri, ilmu pengetahuan, games, hiburan seperti musik dan film.
Hal-hal tersebut tentu saja tidak semuanya mengandung hal yang positif. Tentu ada hal negatif yang terselip di dalamnya, seperti terdapat konten kekerasan dan konten dewasa lainnya (pornografi) yang tidak layak ditonton oleh anak-anak.
Ketika anak-anak sudah bisa mengakses konten-konten yang tidak layak untuk mereka tonton maka hal itu ibarat racun yang dengan cepat menyerap kedalam otak mereka dan rasa penasaran dalam dirinya akan meningkat.
Seperti peristiwa yang menggemparkan beberapa hari ini di Palembang, tiga orang anak di bawah umur yaitu 13 tahun dan satu orang anak berusia 16 tahun sudah tega melakukan tindakkan yang keji dan kejam terhadap teman perempuannya. Di mana mereka melakukan tindakkan pembunuhan dan pemerkosaan kepada anak perempuan berusia 13 tahun yang tak lain adalah teman mereka sendiri.
Tindakkan keji itu mereka lakukan setelah mereka menonton film dewasa melalui smartphone yang dimiliki oleh salah satu pelaku. Dan yang lebih mencengangkan pelaku ikut bertakziah kerumah korban, seolah-olah tidak terjadi apa-apa agar tidak dicurigai.
Mengutip dari laman cnnindonesia.com (06-9-2024), berdasarkan pemeriksaan, keempat remaja itu mengaku melakukan perkosaan itu untuk menyalurkan hasrat usai menonton video porno.
Peristiwa ini menunjukkan suramnya realita potret generasi yang terjadi pada hari ini. Kalau sudah begini siapa yang lebih bertanggung jawab terhadap masa depan generasi? Bukankah kita harus mencetak generasi yang cemerlang untuk membangun bangsa.
Suramnya potret generasi terlihat jelas dari perilaku pelaku akibat kecanduan pornografi dan bangga dengan kejahatan yang dilakukannya bahkan sudah direncanakan sebelumnya. Fenomena ini juga menunjukan gambaran bahwa anak-anak sudah kehilangan masa kecil yang bahagia, bermain dan belajar dengan tenang sesuai dengan fitrahnya sebagai anak-anak.
Hal ini juga tentu berkaitan dengan media yang semakin liberal (bebas) dan tidak ada keseriusan dari negara dalam mengatasinya dengan menutup konten-konten pornografi untuk melindungi keselamatan generasi khususnya anak-anak. Tak hanya itu saja, kegagalan sistem sekuler pada pendidikan sangat nampak jelas pada kasus ini.
Negara harus serius dalam menangani peristiwa ini, tak hanya menutup konten-konten yang berisi pornografi saja tetapi negara juga harus serius dalam memberikan hukuman khusus untuk anak dibawah umur yang berlaku dan adil sehingga ada efek jera bagi anak-anak yang kejahatan berat.
Memang sudah sebaiknya negara yang penuh dengan problem seperti ini menerapkan sistem Islam secara kafah dalam bernegara, negara bisa mencegah kerusakan generasi melalui penerapan yang sesuai dengan syari'at Islam seperti penerapan pendidikan Islam, memperbanyak dan memperluas media-media yang Islami hingga sangsi yang memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan sehingga amar ma'ruf nahi munkar akan terlaksana dengan baik. Selain itu negara juga memiliki peran besar dan menjadi pilar penting untuk menegakkan kehidupan bernegara dengan sistem Islam dan menggunakan aturan Allah sebagai landasan hukumnya. Wallahu a'lam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar