Opini
Potret Gaza Tanpa Junnah
Oleh: Eci Aulia
(Pegiat Literasi Islam)
TanahRibathMedia.Com—Gaza belum usai, jangan abai. Tanah Syam masih basah dengan darah para syuhada. Hentakan genosida susul menyusul menyambut raungan sirine dan pekikan para bayi, anak-anak, dan wanita. Luka Gaza masih menganga.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, warga Gaza seolah berjuang sendirian menepis segala rintangan yang ada hingga hari ini. Perjalanan panjang telah dilewati untuk menemui solusi. Dari mulai seruan, kecaman, boikot, gencatan senjata, perundingan damai, hingga solusi dua negara.
Namun nyatanya, hal tersebut tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi Palestina, selain wilayah mereka terus dicaplok oleh kaum Zionis. Bahkan Resolusi PBB dan kecaman dari pemimpin negeri-negeri Muslim juga tidak memberi pengaruh apapun. Tank-tank Zionis terus saja menghujani langit Gaza.
Sebanyak 57 penguasa negeri Muslim, termasuk Indonesia hanya sekadar menyeru dan mengecam kebiadaban Zionis. Salah satunya seperti yang disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani dalam pidatonya di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Minggu (01-09-2024).
Ia mengingatkan agar parlemen berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan global. Menolak kekerasan demi perdamaian dunia. Ia juga berniat memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui forum kerjasama Indonesia dan Afrika (balisuara.com, 01-09-2024).
Dari semua seruan dan resolusi yang dicetuskan oleh para penguasa negeri Muslim tidak ada satu pun yang mengarah pada pengiriman tentara dan alutsista dunia Islam untuk menghentikan genosida di bumi Syam.
Yang paling mengiris hati adalah ketika tembok Rafah menjadi labuhan terakhir, sekaligus perbatasan Gaza dan Mesir. Jangankan mengirim bala tentara, penguasa Mesir justru menutup pintu perbatasan, lalu bergeming mendengar rintihan tangis anak kecil yang menghiba setetes air dan sesuap nasi. Inilah potret Gaza tanpa junnah.
Suara rakyat di berbagai penjuru dunia terus menggema. Dunia nyata maupun dunia maya tak henti menyuarakan tentang Gaza, Palestina. Namun, krisis global ini tak kunjung menemui ending. Yang terus muncul hanyalah potret pilu menyayat hati.
Ya, ini karena semua solusi yang ditawarkan sama sekali belum menyentuh akar permasalahan Palestina. Masalah Palestina lebih dari sekadar seruan, kecaman, boikot hingga solusi dua negara. Sikap tegas atas penjajah hanya satu, yaitu usir! Lantas bagaimana cara mengusir mereka, tentu dengan cara mengirimkan tentara-tentara Muslim untuk melakukan jihad fisabilillah.
"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (TQS Al- Baqarah: 91)
Namun demikian, jihad tidak akan efektif tanpa dikomandoi oleh satu orang pemimpin Muslim untuk seluruh dunia, yaitu khalifah. Dialah yang menjadi junnah atau perisai yang akan melindungi tanah Palestina. Umat ini harus memiliki pelindung yang akan mengerahkan semua umat Muslim sedunia untuk berjuang dalam satu komando tanpa disekat oleh paham nasionalisme buatan penjajah. Rasulullah saw. telah bersabda,
"Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung.” (HR al-Bukhari Muslim).
Khalifahlah yang akan menyerukan pasukan Muslim sedunia untuk membebaskan tanah Palestina dan melindungi kaum Muslim lainnya di berbagai belahan dunia. Maka tak heran jika dulu negara-negara kolonial kafir Barat menyatakan ketakutannya pada pasukan Muslim yang berada di bawah komando khalifah.
"Waspadalah terhadap khalifah kaum muslimin yang hanya dengan telunjuk tangannya mampu mengerahkan jutaan pasukan untuk mengalahkan kita dalam suatu pertempuran."
MasyaAllah! Akan tetapi, khalifah tidak akan pernah hadir di tengah-tengah kaum muslimin kecuali ada institusi yang menaunginya. Yaitu negara yang menerapkan seluruh hukum Islam secara keseluruhan dalam bingkai khilafah.
Inilah satu-satunya cara untuk membebaskan Gaza, Palestina dan Baitul Maqdis agar kembali ke tangan kaum muslimin seutuhnya sebagaimana dahulunya. Palestina akan menemukan potret indah bila ada junnah. Wallahu alam bissowwab
Via
Opini
Posting Komentar