Opini
Program Makan Siang Gratis, Kesempatan Korporasi Raup Cuan
Oleh: Ria Imazya
(Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok)
TanahRibathMedia.Com—Program makan siang gratis merupakan program unggulan dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang menyoroti isu stunting dan isu ketahanan pangan disolusi dengan wacana progam makan siang gratis, susu gratis, dan susu ikan gratis. Kabarnya menyasar dari pra sekolah dasar hingga SMA/SMK (cnn.indonesia 15-09-2024).
Sekilas kebijakan tersebut seolah dilakukan untuk rakyat, namun setelah diperhatikan lebih mendalam justru kebijakan tersebut adalah kesempatan bagi para korporasi untuk meraup cuan.
Pasalnya, polemik sebelumnya terkait anggaran progam makan siang gratis per porsi yaitu Rp15.000 kini menjadi Rp7.500 saja, tampak tidak konsisten. Dengan harga per porsi tersebut jelas tak mungkin terpenuhi nilai gizi dan nutrisi dengan baik. Hal itu sangat bertolak belakang dengan tujuan awal dibuat progam ini. Belum lagi adanya susu ikan sebagai pengganti susu sapi banyak menimbulkan pertanyaan di masyarakat tentang nilai gizinya. Terkait nilai gizi, disambut oleh beberapa pakar gizi, yakni untuk pembentukan susu ikan perlu proses panjang dan bisa saja membuat nilai gizinya turun karena proses tersebut, tentunya biaya pun mahal.
Selain itu, inilah momen bagi para korporasi untuk meraup cuan. Hal ini bisa saja terjadi karena penggantian susu sapi ke susu ikan. Saat ini tidak banyak industri dalam negeri yang memproduksi bubuk susu ikan sehingga jadi peluang bagi industri susu dari luar negeri untuk investasi di Indonesia seperti Jepang dan Australia yang sudah merespon positif. Dan untuk memenuhi kebutuhan susu ikan di program makan siang gratis tersebut, perlu 4 juta kiloliter susu segar. Pastinya sangat banyak keuntungan yang dihasilkan dari produksi susu ikan ini.
Kejadian seperti ini akan selalu berulang selama sistem kapitalisme belum dicampakkan, dan rakyat seolah dijadikan alasan bagi penguasa untuk berbuat baik padahal yang dapat keuntungan adalah korporasi dan ini menyebabkan negara menjadi lalai dalam pengurusan rakyatnya. Oleh karenanya, selama sistem kapitalisme terus diterapkan, rakyat akan makin sengsara dan korporasi akan selalu diuntungkan, negara pun akan semakin lalai dan abai mengurusi rakyatnya.
Padahal, dalam sistem Islam, negara (khilafah) akan menjadi pelayan bagi rakyat, yang akan memperhatikan betul apa yang dibutuhkan rakyat. Ketahanan yang kokoh terhadap pangan sandang dan papan akan dipenuhi oleh negara, sehingga setiap individu rakyat akan mendapat makanan bergizi dan bernutrisi bukan hanya orang miskin saja.
Via
Opini
Posting Komentar