Opini
Restui Anak Dirudapaksa, Matinya Naluri Ibunda
Oleh: Heni Ummu Faiz
(Ibu Pemerhati Umat)
TanahRibathMedia.Com—Demi ambisi dunia, hari ini banyak yang gelap mata hingga darah daging sendiri rela ditukarkan dengan sebuah Vespa. Sungguh tega dan zalim!
Inilah yang dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E (detikjawatimur.com, 1-9-2024).
Fenomena matinya hati nurani seorang ibu saat ini memang sangat memprihatinkan. Dikarenakan alasan materi dan kemewahan dunia, ia rela menggadaikan kehormatan yang seharusnya dijaga dari seorang remaja putri. Padahal sejatinya seorang ibu menjadi contoh konkret bagi anaknya.
Kelembutan, kasih sayang, dan pendidikan harus senantiasa ditanamkan kepada putra-putrinya. Sebab, ibu adalah pendidik pertama di keluarga. Itulah yang seharusnya ada dalam diri seorang ibu. Namun, faktanya sistem sekuler kapitalis telah menggerus naluri keibuan.
Standar bahagia dan kesuksesan dilihat dari bergelimang harta. Akibatnya, ketika kondisi ekonomi nihil dan tidak stabil, ia rela menggadaikan apa pun. Selain itu, rapuhnya akidah, minimnya amar makruf nahi mungkar dari orang-orang di sekitarnya, itu semu bisa memengaruhi seseorang dalam berbuat kejahatan. Bahkan, peran negara yang abai dalam memenuhi kebutuhan rakyat menjadi faktor utama.
Di sistem sekuler kapitalis, seolah-olah seperti disengaja–para ibu khususnya–dibuat hancur agar hati nuraninya mati. Di sisi lain, banyaknya anak-anak korban pelecehan seksual hingga rudapaksa akan menambah deret trauma dan depresi. Akibatnya, jika tidak segera disembuhkan akan banyak generasi yang kehilangan semangat hidup. Celakanya jika kurang iman akan bunuh diri. Na'uzubillahiminzalik.
Lantas, jika demikian dengan cara apa generasi ini diselamatkan? Masihkah percaya dengan negara yang menerapkan demokrasi sekularisme yang rusak dan terus menghancurkan naluri keibuan?
Sudah selayaknya bagi kita untuk tidak berdiam diri atas segala kerusakan yang semakin masif. Mencari solusi terbaiknya adalah kembali kepada yang menciptakan kita yakni Allah Swt. Sistem Islam kafah adalah sistem terbaik, sistem yang berasal dari yang menciptakan manusia itu sendiri. Rusaknya manusia dalam seluruh segi kehidupan karena meninggalkan aturan-Nya.
Islam sangat memperhatikan setiap rakyatnya dengan menjamin kebutuhan hidupnya sehingga tidak ada lagi yang tega menggadaikan anaknya demi harta. Para ibu senantiasa dibuat nyaman dan bahagia dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Ibu yang dibentuk oleh sistem Islam, ia lahir dari sistem pendidikan yang unggul dengan basis akidah Islam yang kokoh.
Ibu yang tercipta dalam sistem ini, akan bertanggung jawab atas anak-anaknya. Mendidik dan menyayangi dengan sepenuh hati dilandasi ketakwaan kepada Allah Swt. Jikalau ada ibu yang melakukan kemaksiatan (zina) maka sistem Islam akan memberikan sanksi tegas sehingga berefek jera. Sebab, sanksi dalam Islam bersifat jawazir dan jawabir
Walhasil, sistem Islam kafah saja yang mampu menuntaskan masalah di atas. Maka, di sistem Islam tak akan ada ibu yang tega menggadaikan putrinya. Sudah seharusnya kita berjuang bersama-sama untuk mengembalikan peranan hakiki dari seorang ibu yang dimuliakan dalam Islam dengan kembali menyampaikan urgensi tegaknya sistem Islam. Ibu adalah peranan yang menjadi tonggak utama dari peradaban ini. Ibu ibarat ladang yang harus gembur agar bisa menjadi pijakan utama tanaman (generasi) yang bertumbuh dengan subur dalam bingkai Islam kafah.
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar