Opini
Tragedi Gaza: Cerminan Kegagalan Dunia Tanpa Sistem Islam
Oleh: Vita Yuniar
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Di lansir dari antaranews.com (25-08-2024), Pasukan Israel mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi.
Hingga saat ini. tragedi di Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Krisis kemanusiaan di Gaza makin memburuk dengan habisnya pasokan medis dan obat-obatan esensial akibat blokade Israel. Pada zona aman pun yang dijanjikan Israel telah hancur, menyisakan hanya sedikit tempat bagi warga sipil untuk berlindung.
Tragedi ini bukan hanya tentang kehilangan nyawa, tetapi juga tentang kegagalan dunia Islam (negeri mayoritas beragama Islam) dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan. Sikap Israel yang menolak gencatan senjata dan ketidakpedulian dunia Islam terhadap penderitaan warga Gaza makin memprihatinkan. Negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Mesir, lebih memprioritaskan kepentingan nasional mereka daripada membantu saudara-saudara mereka di Palestina.
Kegagalan dunia Islam dalam bersatu melawan kebrutalan Israel menunjukkan rusaknya kepemimpinan para penguasa negara-negara muslim. Cinta kekuasaan dan nasionalisme telah mengalahkan solidaritas dan persatuan umat Islam. Mereka hanya mampu mengecam dan mengutuk, tanpa mengambil tindakan nyata untuk membantu Palestina. Padahal, langkah-langkah konkrit seperti boikot produk Israel dan dukungan militer dapat dilakukan untuk melawan penindasan yang terjadi di Gaza. Tragedi saat ini menjadi cerminan nyata dari kegagalan dunia Islam dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan.
Peristiwa yang sedang terjadi di Gaza bukan sekadar serangan biasa, melainkan genosida yang merupakan buah pahit dari sistem kapitalisme yang melahirkan dan menopang Israel. Ketidakpedulian dunia Islam terhadap penderitaan warga Gaza menunjukkan bahwa mereka terjebak dalam sistem kapitalis yang individualistis dan telah melupakan nilai-nilai persaudaraan dan solidaritas.
Para pemimpin muslim lebih memprioritaskan politik sekuler dan rela menjadi antek musuh Islam, menunjukkan rusaknya kepemimpinan dunia Islam. Krisis di Gaza bukan hanya krisis kemanusiaan, tetapi juga perang ideologi antara kapitalisme dan Islam.
Dukungan negara adidaya AS terhadap Israel membuat Israel merasa aman dan tidak peduli dengan kecaman dunia. Negeri-negeri Islam yang terikat dengan ideologi kapitalis juga tunduk pada AS dan Barat, sehingga gagal untuk membantu Palestina dengan mengirimkan bantuan militer.
Kekuatan negara-negara kapitalis di dunia membuat suara solidaritas untuk Palestina diabaikan, sementara bantuan militer dari negara-negara muslim tetap nihil. Hanya Khilafahlah yang akan melawan Zionis Israel dengan dakwah dan jihad. Serangan Israel terhadap Palestina, khususnya di Gaza, telah membuat mereka halal untuk diperangi. Perundingan dan resolusi PBB tidak akan berhasil melawan kebrutalan Zionis Israel, yang hanya mengerti bahasa perang.
Dengan tegaknya khilafah kita harus membutuhkan kesadaran dan dukungan yang luas dari umat Islam. Pada proses ini memerlukan pengorbanan dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Dengan adanya Kelompok dakwah yang berlandaskan ideologi Islam sangat berperan penting dalam mencerdaskan umat tentang Islam dan membangun kesadaran umum tentang perlunya penerapan Islam sebagai ideologi negara. Kekuatan pemikiran Islam, jika dipadukan dengan praktik (thariqah), mampu mewujudkan kehidupan yang islami, Saat pemikiran Islam meresap ke dalam hati dan jiwa umat, Islam akan terwujud dalam kehidupan mereka. Wallahu a'lam bishshawab.
Via
Opini
Posting Komentar