Opini
Berbagai Eksploitasi Menyasar Generasi
Oleh: Rihadatul Aisy S
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Bermacam kasus eksploitasi dan trafficking kembali menyasar generasi. Dari peristiwa trafficking melalui modus magang palsu untuk bekerja di luar negeri kepada para remaja hingga eksploitasi anak yang dilakukan oleh orang terdekat (orang tua). Hal ini dibuktikan dengan viralnya seorang anak (11 bulan) yang tergeletak lemas di sebuah minimarket.
Kasus trafficking dan eksploitasi yang menyasar anak di bawah umur ini menunjukkan kompleksitas kasus yang memprihatinkan. Mereka dimasukkan ke dalam jeratan prostitusi lalu dieksploitasi untuk kepentingan ekonomi. Para pelajar dilibatkan dalam pekerjaan buruk hingga program sekolah magang palsu ke luar negeri.
Dilansir dari TEMPO.CO (08-10-2024)- Ai Maryati Solihah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengungkapkan bahwa program praktik kerja (PKL) yang ada di sekolah menengah kejuruan (SMK) rentan menjadi modus eksploitasi pekerja anak.
Fenomena ini menunjukkan dengan jelas bahwa perusahaan memanfaatkan program PKL sebagai sarana eksploitasi pelajar untuk mendapatkan keuntungan. Para pelajar diberikan beban yang tinggi, jam kerja overtime, tanpa gaji. Tak hanya itu, mereka juga tidak diberikan jaminan keselamatan dan kesehatan. Padahal PKL seharusnya menjadi program yang baik untuk siswa agar mereka memahami dan mengenal budaya kerja. Bukan untuk dipekerjakan oleh penyedia lapangan kerja.
Sebagai lembaga pengawasan, KPAI merekomendasikan edukasi secara maksimal Anti Traficking, baik melalui pendidikan formal (sekolah/madrasah) maupun masyarakat agar mengenali dan mencegah terjadinya tindak penjualan manusia terutama rentan menyasar perempuan dan anak.
Sementara sistem pendidikan hari ini justru membentuk generasi sekuler dan gagal menyejahterakan. Sistem sekuler kapitalisme telah sukses membawa remaja muslim negeri ini makin jauh dari pemahaman yang benar tentang islam, bahkan mereka makin asing dengan agamanya sendiri.
Tidak bisa dipungkiri, penyebab dari maraknya eksploitasi tenaga terdidik adalah eksploitasi pendidikan. Menjadikan hubungan antara perusahaan dan sekolah sebagai hubungan saling menguntungkan, namun merugikan peserta didik. Akan tetapi, lagi lagi sistem saat ini tidak menyediakan solusi, justru asas dari kapitalisme adalah manfaat itu sendiri.
Mau dibawa kemana arah generasi kedepan? Padahal, jika kita lihat sebenarnya sejak lama pemerintah melakukan berbagai tindakan antisipasi dan pencegahan kasus trafficking dan eksploitasi. Padahal ditangan merekalah tergenggam masa depan umat sebagai penerus peradaban. Merupakan kewajiban negara untuk menjamin pemenuhan kebutuhan anak dalam berbagai aspek serta menjamin keamanan generasi.
Namun tampak jelas kegagalan negara dalam melindungi rakyatnya dan tidak berperan aktif dalam melindungi generasi dari ancaman trafficking dan eksploitasi. Seharusnya negara punya peran penting dan utama untuk menjadi pelindung generasi dari segala macam marabahaya termasuk bahaya trafficking dan eksploitasi.
Berbeda dengan ajaran Islam yang berasal dari wahyu Allah. Islam sudah pasti dapat menjawab dan menyelesaikan seluruh persoalan manusia, termasuk permasalahan tentang anak. Karena Islam memandang agama harus menjadi pedoman hidup manusia. Semua aturan yang diterapkan berdasarkan hukum syara dan berlandaskan keimanan. Dari sanalah kita akan menyakini bahwa Islam adalah agama yang mampu menyelesaikan seluruh urusan umat manusia.
Dalam naungan negara Islam, anak akan tumbuh menjadi generasi terbaik, dan berkontribusi positif terhadap negara untuk terbangunnya peradaban yang gemilang.
Inilah yang harus bersama kita selesaikan, khususnya bagi para pemuda Islam untuk berjuang melanjutkan kehidupan Islam sehingga masalah individu, masyarakat, maupun negara semua diatur dengan syariat Islam yang akan melindungi harkat, kehormatan, dan nyawa manusia. Wallahu ‘alam bish-shawab.
Via
Opini
Posting Komentar