Opini
Gen Z, Aktifkan Peranmu agar Surga Merindumu
Oleh: Yulida Hasanah
(Pemerhati Dunia Remaja)
TanahRibathMedia.Com—Potret buram generasi Z yang akhir-akhir ini makin jelas, membuat siapapun yang memperhatikannya tak sekadar mengelus dada tapi juga bertanya-tanya ‘mengapa generasi makin kesini makin terjerumus dalam kerusakan dan kesulitan?’. Hari ini kehidupan generasi begitu dekat dengan masalah pergaulan bebas, pendidikan rendah, pengangguran hingga gaya hidup hedonis dan terjangkiti gangguan mental seperti FOMO (Fear of Missing Out), dan FOPO (Fear of Other People’s Opinions). Maka, saat ada berita tentang remaja laki-laki yang diduga masih pelajar SMP bunuh diri dengan melompat dari gedung parkir sepeda motor Metropolitan Mall Bekasi, jelas ini menjadi alarm bahwa remaja saat ini begitu rentan terhadap kesehatan mental mereka (kompas.id, 24-10-2024).
Menurut laporan dari Kementrian Kesehatan, terdata 6,1% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Fakta lain juga mengungkap bahwa ada lebih dari 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, khususnya terkait kecemasan dan depresi (kumparan.com, 21-10-2024).
Gen Z Ada, Bukan untuk Jadi Korban, Tapi Berperan Menjadi Agen Perubahan!
Dari berbagai masalah pelik yang menimpa generasi Z hari ini bukanlah muncul tiba-tiba dan murni dari diri mereka sendiri. Sebab kita tahu bahwa hari ini kehidupan diliputi oleh kebebasan yang makin merajalela. Sedangkan dunia pendidikan masih berjalan dengan landasan yang rusak dan merusak yakni sekularisme, di mana pendidikan generasi dijauhkan dari agama dan syariat yang seharusnya menjadi aturan hidup mereka. Belum lagi kondisi ekonomi telah menghimpit kehidupan generasi untuk bisa merasakan kesejahteraan dalam hidupanya. Mereka terjebak dengan beban ganda ekonomi, pengangguran dan kemalasan.
Di sisi lain, digitalisasi yang begitu pesat terjadi, justru menyeret generasi Z sebagai budak-budak ‘setan gepeng’, budak cinta bersliweran di media sosial, menjadi budak game online, judi online yang begitu mudah diakses tanpa batas. Mirisnya, semua ini terus terjadi saat pemerintah dan negeri ini membiarkan tanpa memberikan aturan yang tegas dan mengikat. Negara lebih memprioritaskan keuntungan materi dari semakin pesatnya teknologi. Sedangkan kerusakan yang menimpa generasi, bukan masalah yang harus segera disolusi. Inilah wajah negara yang mengagungkan Kapitalisme dengan asas sekulerismenya. Inilah yang menjadi sebab generasi menjadi korban keserakahan dan kelalaian negara terhadap urusan mereka.
Akhirnya, wajarlah jika generasi Z khususnya dari kalangan generasi muslim hanya sibuk mengejar dunia, menjadi budak-budak dunia. Namun, pada saat yang sama, ketika harapan mereka tak kunjung tercapai dan kehidupan mereka justru semakin sulit dan terhimpit. Mereka krisis identitas, krisis akan solusi dari masalah yang mereka hadapi. Dan inilah yang menjadikan mereka lemah, mudah terjangkiti gangguan kesehatan mental.
Saatnya Gen Z Berperan Menjadi Agen Perubahan dengan Islam Kaffah
Dalam Islam, masa muda menjadi masa yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam hal apa dia belanjakan dan tentang apa yang dia amalkan dari apa yang dia ketahui." (HR. At Tirmidzi/ Ash Shahihah no.946)
Betapa jelas dalam hadis tersebut, masa muda menjadi perhatian yang sangat besar dalam Islam. Mengapa? Karena pemuda adalah generasi penerus, generasi yang menjadi tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Pemuda memiliki kekuatan yang produktif, kontribusinya panjang. Dan kebangkitan itu dimulai dari bangkitnya para generasi muda. Layaklah jika generasi muda ini disebut sebagai agen perubahan.
Maka, sungguh, dengan mengambil Islam sebagai ‘views of life dan way of life’ bagi generasi muslim hari pasti akan membawa mereka pada ‘semangat’ untuk bangkit dan menjadi bagian dari kebangkitan itu sendiri. Jika kondisi generasi dan kehidupan hari telah dilingkupi oleh berbagai macam kerusakan yang begitu kompleks, maka generasi wajib hadir sebagai bagian dari upaya perubahan. Mengubah kerusakan yang diakibatkan oleh penerapan aturan buatan manusia yang lemah dan hanya makhluk bagi Penciptanya. Dengan mengambil peran sebagai generasi yang terdepan dalam menjalankan ketaatan totalitas dengan Islam kaffah. Sekaligus yang terdepan dalam memperjuangkan tegaknya kembali syariat Allah secara kaffah di bumi ini.
Inilah pilihan terbaik generasi Z menghabiskan masa mudanya. Sebab Allah sendirilah yang akan menjamin kehidupan bahagia yang hakiki bagi siapa saja yang memilihnya. Dan generasi Z bukanlah generasi yang dikenal ‘mager’, pemalas, hedon, rentan terjangkiti gangguan mental jika benar-benar memilih untuk menyibukkan diri sebagai remaja pejuang. Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah berkata, “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal baik (Islam), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang batil (kemaksiatan).
Jadi, yuk, generasi Z sambut seruan Allah untuk memperjuangkan tegaknya kembali kehidupan Islam yang akan menjadikan kalian semua sejahtera, terdidik, waras dan merasakan bahagia yang hakiki. Sebab, usia dan masa mudamu takkan berarti apa-apa jika kalian tak menentukan pilihan dari sekarang. So....segera pahami agamamu dan banggalah berIslam kaffah, maka surga pun akan merindukanmu! Allahu Akbar!
Via
Opini
Posting Komentar