Opini
Guru Tidak Berkualitas: Buah Sistem Pendidikan Sekularisme Liberalisme
Oleh: Alma Salsabila Nurul Fitri
(Aktivis Dakwah Remaja)
TanahRibathMedia.Com—Seorang guru seni berinisial K (54) di SMP Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, ditangkap karena melakukan pelecehan terhadap siswa di bawah umur. Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, mengungkapkan bahwa tindakan tersebut terjadi pada Juli 2024 di masjid sekolah setelah jam belajar. Kejadian ini diketahui oleh teman korban, yang kemudian memberitahukan orang tua. Orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi. K kini dijerat Pasal 81 dan 82 UU Perlindungan Anak (Tribunjabar.id, 14-10-2024).
Fakta tersebut menunjukkan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia saat ini tidak baik-baik saja, apalagi memuaskan. Sistem demokrasi yang sangat dibanggakan negara Indonesia terbukti mempengaruhi pola hidup yang tidak baik, termasuk perilaku oknum guru dan murid yang juga tidak baik.
Kasus ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyaknya kasus pelecehan yang terjadi di Indonesia. Indonesia belum berhasil membangun sistem pendidikan yang mencetak generasi emas. Pendidikan di Indonesia gagal membuat guru, murid, dan masyarakatnya menjadi pribadi yang bertakwa.
Hal ini didorong oleh lemahnya iman masyarakat saat ini. Allah menciptakan manusia beserta nalurinya, memang wajar jika kebutuhan biologisnya harus terpenuhi, tapi harus disalurkan pada hal yang sesuai dengan syariat. Namun, kondisi masyarakat yang tidak mengetahui.
Kurangnya pemahaman agama juga menjadi faktor utama. Masyarakat saat ini enggan mengkaji ilmu agama, sehingga batasan halal dan haram dalam interaksi masyarakat Indonesia tidak diketahui. Di sekolah, para murid hanya belajar agama satu kali dalam seminggu, padahal ilmu agama itu lebih penting bahkan wajib dikaji oleh kaum Muslim. Dari sini, jelas bahwa pengaruh sekularisme menjadikan pendidikan di negara Indonesia dibentuk agar agama dijauhkan dari kehidupan.
Sistem pendidikan Indonesia saat ini tidak memiliki visi misi yang jelas. Ketika memang memiliki visi misi yang baik, presiden, menteri, para penguasa, dan masyarakat tidak tahu bagaimana mencapai jalan menuju visi misi tersebut. Kurangnya arah dan tujuan yang jelas membuat pendidikan di Indonesia tampak tidak menentu.
Pelecehan yang dilakukan oknum guru terhadap pelajar, pelajar terhadap pelajar, hingga seorang kiai pemilik pesantren pun harus dipertanyakan tentang keimanannya. Berita ini sering terjadi hingga terdengar seperti berita biasa di tengah masyarakat.
Sistem pendidikan yang dijalankan dalam kerangka kapitalisme jauh berbeda dengan sistem pendidikan yang diatur oleh prinsip-prinsip Islam. Dalam sistem Islam, pendidikan didasarkan pada akidah dan keimanan, yang akan melahirkan kepribadian Islam yang bertakwa dan menumbuhkan ketakutan untuk bermaksiat pada setiap individu.
Sistem pendidikan dalam Islam akan membimbing masyarakat, khususnya pelajar, menjadi individu yang berpikir cemerlang dan dapat melahirkan generasi yang berkualitas. Sistem Islam sudah terbukti mencerdaskan dan berhasil menghasilkan ilmuwan hebat, seperti Ibnu Sina yang memiliki keahlian di bidang kedokteran, dan Al-Khawarizmi, bapak matematika. Begitu pula dengan guru yang hebat, yang memiliki adab dan etika yang baik saat mengajar sehingga bisa menjadikan pelajar sebagai ilmuwan hebat.
Oleh karena itu, yang dibutuhkan negara Indonesia saat ini adalah sistem yang berbeda, bukan sistem demokrasi yang saat ini dianut. Hanya sistem Islam yang dapat menyejahterakan dan mendamaikan umat. Dengan Islam, semua masyarakat hidup mulia. Insya Allah.
Via
Opini
Posting Komentar