Opini
Harapan Tokoh Muda Mendapat Pemimpin Ideal di Sistem Kapitalis
Oleh: Eli Apriliani
(Komunitas Ibu Peduli Generasi)
TanahRibathMedia.Com—Baru-baru ini, dilansir dari salah satu berita di medsos, dalam rangka menyongsong pemilihan Gubernur Jawa Barat yang segera digelar. Sebut saja TB Raditya Indrajaya atau biasa disapa H Didit. melontarkan pernyataanya terkait Kriteria calon pemimpin. Yaitu harus memiliki visi pembangunan, dan juga mampu menjaga keseimbangan di tengah banyaknya keberagaman dan tantangan modernisasi. Juga, harus bisa memadukan empat pilar harmoni. Yaitu, esensial untuk kemajuan, stabilitas, dan keberlanjutan provinsi terbesar di Indonesia ini. Empat dimensi penting ini dikemasnya menjadi slogan 'Empat Harmoni Jawa Barat' (jabar.tribunnews.com, 3-10-2024).
Wacana empat harmoni dan pengertiannya mengarah kepada keinginan dan harapan para tokoh yang mewakili suara rakyat. Semua itu demi kemajuan suatu bangsa. Di antara empat harmoni yaitu menjaga keseimbangan dalam arah pembangunan, kepedulian terhadap elemen alam, keberlanjutan hubungan sosial, dan pengelolaan siklus kehidupan rakyat. Yang menjadi pertanyaannya, bagaimana cara merealisasikan keempat pilar harmoni itu? Kadangkala hanya sebatas harapan, dan gambaran yang semu. Sebab merekapun belum tergambar dengan jelas bagaimana cara merealisasikannya.
Boleh saja, generasi muda menentukan kriteria pemimpin ideal. Yaitu menjaga harmoni hubungan dengan diri, keluarga, masyarakat, dan alam. Harapan itu memang juga menjadi harapan semua manusia. Hanya saja jika sarana untuk mewujudkan harapan itu tidak mengikuti kehendak pemilik alam semesta yaitu Allah Swt. Dengan kata lain tidak tunduk kepada syariat-Nya, maka harapan akan tinggal harapan. Karena, dibalik gubernur masih ada yang 'nyetir'. yaitu ideologi sekuler yang mempertuhankan akal. Ini justru biang kehancuran.
Karena, keempat pilar itu belum cukup untuk bisa menjadi syarat pemimpin yang diharapkan rakyat. Terlebih, belum memenuhi kriteria pemimpin. Karena kriteria seorang pemimpin harus mandiri, tanpa arahan dan strategi dari Barat. Sudah menjadi keharusan, bagi seluruh rakyat. Agar melihat bagaimana kriteria pemimpin yang sesungguhnya. Sosok pemimpin yang ideal, dan kepemimpinan lainnya. Islam memiliki pandangan yang khas.
Islam, sebagai agama yang sempurna. Berpandangan bahwa, seorang penguasa atau pemimpin dianggap sebagai pelindung bagi rakyatnya. Terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Kelak seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban dihari kiamat atas amanahnya itu.
Seperti apa yang telah Rasulullah saw kabarkan bahwa, “Imam adalah raa’in (gembala) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR Bukhari).
”Sesungguhnya imam (khalifah) itu adalah perisai, orang-orang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud).
Hadis ini menunjukkan bahwa, kepemimpinan dalam Islam dapat dipahami sebagai tanggung jawab dunia dan akhirat. Seorang pemimpin dunia bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Ia harus menjaga agar agama rakyatnya tetap dalam tauhid dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Sebagai seorang pemimpin, Ia juga wajib memelihara urusan sandang, pangan, dan papan, agar rakyatnya bisa tercukupi.
Seorang pemimpin juga harus menjaga kebutuhan kolektif rakyatnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Sebagaimana yang telah Rasulullah saw. tegaskan dalam sebuah riwayat hadis, “Seorang manusia yang diamanati Allah Swt. untuk mengurus urusan rakyat, lalu mati dalam keadaan ia menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga baginya.” (HR Bukhari).
Yang menjadi pertanyaannya apakah ada kriteria pemimpin dan aparat negara yang Ideal?
Menurut Imam Ibnu Taimiyyah dalam kitab As-Siyâsah asy-Syar’iyyah menyatakan bahwa kekuasaan memiliki dua kriteria utama, yaitu kekuatan (al-quwwah) dan kepercayaan (al-amanah). Yang artinya, memiliki kemampuan dalam menerapkan syariat. Baik urusan peperangan maupun pemerintahan diwujudkan pada kapasitas ilmu dan keadilan
Di samping itu, seorang pemimpin harus memiliki kekuatan akal, pola sikap kejiwaan yang baik, yakni sabar, tidak emosional ataupun tergesa-gesa. Sebab semua itu akan menjadikannya mampu memutuskan kebijakan yang tepat. Serta melahirkan kebijakan-kebijakan cerdas, bijaksana, melindungi, demi menyejahterakan rakyatnya.
Dalam sebuah riwayat, bahwa Aisyah ra. pernah mendengar Rasulullah saw. berdoa di rumah. "Ya Allah, siapa saja yang diserahi kekuasaan untuk mengurusi urusan umatku, kemudian ia membebaninya, maka bebanilah dirinya. Barang siapa yang diberi wewenang untuk mengurus urusan umatku dan ia bersikap lembut, maka perlakukanlah dia dengan kelembutan.” (HR Muslim)
Siapa pun orangnya, dan memiliki kriteria dengan arahan dari syari'at Islam. Maka harapan para tokoh dan rakyat secara keseluruhan akan terbukti. InsyaaAllah, bisa mendapat pemimpin ideal. Tetapi, hanya di sistem Islam yang bisa mewujudkannya.
Wallahu'alam bishshawwab.
Via
Opini
Posting Komentar