Opini
IKN Tak Aman dari Bencana
Oleh: Rahmayanti, S.Pd.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—IKN atau Ibu Kota Nusantara yang sekarang berlokasi di Kalimantan khususnya di Kalimantan Timur, Penajam Paser Utara diharapkan menjadi pusat gravitasi ekonomi baru di Indonesia termasuk di kawasan tengah dan timur. Dan ada beberapa rumor yang mengatakan pemindahan ini berdasarkan karena ingin menghindari bencana yang diperkirakan terjadi di ibukota lama, sehingga dengan memindahkan ibukota diharapkan bisa terhindar dari bencana.
Sungguh di luar dugaan sebelumnya gempa bumi berkekuatan magnitude (M) 4,5 menggoncang Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada Selasa, 1 Maret 2022 yang lalu. Hal ini menjadi ironi karena alasan pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur adalah alasan potensi ancaman gempa di Jakarta disebabkan oleh aktivitas tektonik dan vulkanik di sekitarnya.
Ternyata tidak hanya itu, Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur berisiko mengalami bencana banjir dan longsor besar akibat curah hujan tinggi. Berdasarkan karakteristik wilayah, curah hujan di Kalimantan Timur terjadi sepanjang tahun potensi bencana banjir tanah longsor besar kata Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Kemenko PMK Jakarta Pusat (Kompas.com, 2-9-2024).
Hal yang sama disalah satu kabupaten yang dekat dengan IKN bahkan disebut sebagai penyangga wisata utama yakni Berau mengalami berkali-kali goncangan gempa. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 19 kali gempa susulan yang mengoncang Berau, Kalimantan Timur, sejak Minggu (15/9) dini hari hingga senin pagi. BMKG mendeteksi gempa tersebut terjadi karena aktivitas sesar Mangkalihat di Berau, yang tidak berkaitan dengan zona megathrust dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Procal.co 18 September 2024.
Tidak seperti beberapa wacana yang menggambarkan bahwa Kalimanatan tidak rentan bencana alam, terutama gempa tidak bisa dibuktikan nyatanya sudah beberapa kali terjadi bencana baik di lokasi IKN ataupun di daerah-daerah penyangganya.
Kepindahan Ibu Kota ke IKN karena minimnya bencana hanya mencari pembenaran dan isapan jempol belaka, karena setiap daerah atau wilayah tidak ada yang bebas dari bencana, pastilah ada terjadi sekali-kali bencana, baik yang bisa diprediksikan ataupun diluar dugaan.
Bencana yang terjadi tidak hanya di sebabkan oleh faktor alam saja, melainkan bisa juga karena faktor ulah tangan manusia, yang merusak alam dengan sengaja seperti berdalih untuk usaha tetapi pengelolaannya tidak sesuai dengan penanganan yang benar, ramah lingkungan tidak merusak alam, apalagi sampai menyebabkan pencemaran air dan udara, maka bisa dipastikan akan berdampak pada bencana alam, ditambah lagi dengan keberpihakan negara pada para korporasi yang semata-mata mencari keuntungan dengan memberikan seluas-luasnya kran izin dan aturan bukan berpihak pada rakyat dan keberlangsungan kehidupan yang baik.
Berbeda halnya dengan Islam, dengan baik mengatur semua tata kehidupan manusia semua dikelola berdasarkan syariat Islam sehingga didapati keadilan dan kebaikan. Allah yang punya aturan maka Allah tahu apa yang baik dan buruk untuk manusia, sehingga manusia akan mudah berjalan di bumi ini dengan menggunakan aturan dari Allah Swt.
Permasalahan gempa yang menimpa manusia di dalam Islam pun sudah pernah dialami oleh Rasulullah dan penguasa di masa kekhilafahan. Saat gempa bumi terjadi di zaman Rasulullah saw, beliau meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah...belum datang saatnya bagimu” lalu Nabi menoleh ke arah para sahabat dan berkata ,”Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian… maka jawablah (buatlah Allah ridaa kepada kalian)!”.
Maknanya Rasulullah tahu, Allah Swt. sedang menegur penduduk Madinah, karena dosa yang mungkin dilakukan sebagian orang. Kisah gempa di zaman Rasulullah ini diingat oleh sahabatnya yaitu Umar bin Khattab. Suatu saat masa di zaman khalifah Umar bin Khattab, pernah terjadi gempa bumi. Maka Umar sangat marah dengan penduduk Madinah. Ketika gempa Umar berkata, “Wahai manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah) andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”. Dengan tegas Umar berlepas diri dari perbuatan maksiat yang dlakukan penduduk Madinah. Bahkan dia mengancam tak lagi mengurus penduduk Madinah.
Gempa termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah Swt., dan gempa bumi bisa jadi cobaan dari Allah dan peringatan dari Allah atas dosa-dosa hamba. Kalau ada yang berkeyakinan sekedar faktor alam semata maka ini bertentangan dengan dalil-dalil Al Quran dan hadis, ini merupakan pemikiran yang menyimpang.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Rum 41).
Oleh karena itu mari kita kembali ke aturan Allah Swt. menjalankan syariat Islam secara kaffah di dalam bingka
Via
Opini
Posting Komentar