Opini
Kemiskinan di Tengah Pembangunan Semu Kapitalis
Oleh: Sri Suyanti
(Komunitas Ibu Peduli Generasi)
TanahRibathMedia.Com—Siapa yang tidak kenal dengan kota Bandung. Kota kembang yang membanggakan, menawan, sangat enak dipandang, dengan pemandangan yang indah rupawan. Indahnya jembatan Sydney Harbour Bridge di Australia, kini, kita dapat menikmatinya di kota Bandung. Apalagi melihatnya dari atas, dengan bantuan drone.
Pembangunan mirip jembatan Sydney Harbour Bridge ini, konon katanya menghabiskan dana yang besar-besaran. Tapi sayang, tidak seindah mata memandang. Sebab, kemiskinan di kota Bandung masih menjadi persoalan. Kemiskinan di kota Bandung menempati posisi ke empat, dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Barat.
Jumlah penduduk di kabupaten Bandung mencapai 3.575.982 dari jumlah penduduk tersebut menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Barat. Sempat ada penurunan pada tahun 2023 jumlah penduduk miskin ada 245,5 ribu turun di tahun 2024 hingga Juli menjadi 239,9 ribu jumlah penduduk miskin (bandungkab.go.id, 24-9-2024).
Meskipun jumlah penduduk miskin di kota Bandung turun, fakta menunjukan jumlah tersebut masih tinggi dan menjadi persoalan yang harus diselesaikan. Seandainya rakyat boleh memilih priolitas mana yang harus dilakukan, tentu memilih mengentaskan kemiskinan. Ketimbang pembangunan jembatan mirip dengan jembatan Sydney Harbour Bridge, yang kepuasannya hanya bisa dinikmati segelintir orang. Si miskin belum tentu menikmatinya. Ya, apa boleh dikata, kini masalah kemiskinan tidak di pandang sebagai persoalan yang urgen.
Lihat saja, pelaku bunuh diri, pencurian, pengedar narkoba, dan pelanggaran lainnya. Itu semua karena kemiskinan, yang bisa menjadi penyebab bermunculan problematika yang baru. Selain itu, akan berdampak kepada kemajuan suatu bangsa dan negara.
Faktor utama yang menjadi sebab kemiskinan, yaitu hilangnya fungsi negara dalam mengurusi urusan rakyat dalam memenuhi hajat hidup masyarakat. Seperti hilangnya penyediaan lapangan kerja, kemudahan mengenyam pendidikan tinggi, tersedianya akses kesehatan secara cuma-cuma, terjangkau nya bahan pokok untuk keperluan sehari-hari. Semua keharusan itu hilang. Kalaupun ada, hanya slogan dan janji manis saja.
Sistem kapitalis, adalah biang dari segala kerusakan, kerakusan, dan dapat memunculkan kemiskinan. Karena kekayaan, hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja.
Hampir semua akses pemenuhan kebutuhan dasar rakyat, semuanya dimiliki oleh kapitalis. Mulai dari pendidikan, kesehatan, pangan, sarana transportasi, jalan, dan akses umum lainnya. Semuanya bisa dinikmati oleh orang-orang kaya kapitalis. Sehingga, rakyat kecil kesulitan untuk mendapatkannya. dikarenakan keterbatasan ekonomi. Sumber daya alam yang melimpah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, ketika kapitalisme menguasai seolah semuanya untuk kepentingannya saja.
Makanya tak heran meski kemiskinan tinggi, masih bisa membangun jembatan mirip jembatan Sydney Harbour Bridge.
Sistem Islam Dapat Mengentaskan Kemiskinan
Ketika Islam memandang kemiskinan, adalah persoalan rakyat dan tentunya menjadi tanggung jawab pemimpin dalam mengurusi urusan rakyatnya. Karena setiap pengurusan akan dimintai pertanggungjawaban di yaumul akhir.
Islam agama yang rahmatan lil aalamiin, rahmat untuk seluruh alam. Dengan seperangkat aturan yang bisa memberikan solusi terhadap permasalahan rakyat. Seorang pemimpin dalam Islam akan menjalankan amanahnya dengan baik lebih mengedepankan kemaslahatan rakyat bukan hanya sekedar manfaat yang didapat.
Untuk mengentaskan kemiskinan bukan hal yang mustahil dalam Islam, dengan pengelolaan zakat yang diberikan kepada delapan asnaf yang berhak menerimanya. Kemudian pengelolaan SDA yang hasilnya masuk kedalam kas baitul mal yang kemudian didistribusikan kembali untuk kepentingan rakyat. Dalam memfasilitasi kebutuhan dasar masyarakat seperti, lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Sarana transportasi seperti, jalan, dan jembatan penghubung, itu semua akan diupayakan tersedia oleh negara dalam rangka mewujudkan ketakwaan kepada Allah Swt.
Sehingga, kemudahan semua akses pemenuhan kebutuhan rakyat, akan melahirkan SDM yang berkualitas, dan generasi yang mumpuni. Kesenjangan sosial tidak akan terjadi, karena harta tidak hanya beredar diantara orang-orang kaya saja. Kehidupan akan aman, sejahtera, terkendalinya kejahatan, tindak kriminal, kenakalan remaja, karena semua kebutuhan mereka sudah cukup terpenuhi. Apalagi generasi yang dilahirkan dari dunia pendidikan yang tinggi berbasiskan Islam, akan lebih mempunyai kemampuan dalam mengembangkan kemajuan negara.
Sebab, kunci utama untuk mendapatkan kemajuan yang penuh keberkahan adalah iman dan takwa kepada Allah Swt. InsyaaAllah, kemiskinan ditengah kaya sistem kapitalis, akan sirna ketika Islam berjaya kembali, semuanya tidak akan terulang lagi. Apabila Islam diterapkan secara kafah sebagai aturan kehidupan manusia.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS al-A’raf: 96).
Wallahu a'lam bi as- sawab
Via
Opini
Posting Komentar