Puisi
Kursi Berjejal di Ruang Berisik
TanahRibathMedia.Com—Ketika suara itu terasa berisik.
Kabinet gemuk, kursi berjejal.
Di ruang megah penuh gema, saling memanggil.
Mereka berkata demi rakyat, demi bangsa.
Namun suara siapa itu sesungguhnya?
Semua seperti dirangkul, tetapi suara rakyat dipukul.
Kursi-kursi diberikan, bukan karena karya.
Tapi demi ambisi mereka yang berjasa, demi koalisi yang setia
Janji perbaikan terbungkus retorika.
Sementara rakyat tak bisa apa-apa
Karena hak bersuara yang berbeda tidak lagi berada pada ruang yang sama.
Semua wakil mereka dibuat seragam satu suara.
Demi oligarki semata.
Jabatan dibagi, kementerian ditambah,
Bukan demi tugas, tapi demi wajah yang ramah
Kepentingan rakyat terseret dalam drama,
Di tengah permainan kekuasaan, hanya janji yang tersisa.
Berjejalnya kursi-kursi diruang kedap suara.
Mereka selalu asyik sekali pun berisik
Padahal, teriakan suara rakyat di luar sana
Teramat nyata menyampaikan harapan
Tentang perubahan yang sebenarnya.
Terlalu berjejal dan berisik
Di tengah suara parau rakyat yang ada di luar sana.
Ruangan yang diisi wajah-wajah lama yang suka menebar pesona tanpa karya nyata.
Masih saja menyanyikan lagu lama
Tentang janji manis yang selalu diingkari.
Wahai penguasa, dengarlah suara ini,
Kami lelah disuguhi janji yang tak pasti,
Mereka berjejal penuh basa-basi, rakyatlah yang akan perih di akhirnya
Oleh: Maman El Hakiem
Kota Angin, 20-10-2024
Via
Puisi
Posting Komentar