Opini
Membentuk Moralitas Generasi Anti Kriminalitas
Oleh: Widya Amidyas Senja
(Pendidik Generasi)
TanahRibathMedia.Com—“Bukan tentang berapa orang yang bisa kamu bunuh. Tapi bagaimana kamu bisa membuat orang lain takut.” - Scarface
Maraknya tawuran dan aksi brutal geng motor agaknya memiliki tujuan yang sama dengan quotes Scarface di atas; sebuah film kejahatan Amrik pada tahun 1983, film gangster yang fenomenal pada masanya. Bukan tanpa tujuan, tetapi berbagai aksi geng motor yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia berlatar belakang kebutuhan akan “pengakuan” dan “eksistensi” pemuda yang salah kaprah, salah asuh dan salah didik.
Maraknya tawuran yang terjadi di Semarang misalnya, tawuran terjadi berawal dari saling tantang di Instagram. Salah satu pelaku tawuran tersebut RS (23), menuturkan “Dapat DM Instagram buat 3 lawan 3, minta TKP di Jalan Tumpang. Setelah sama rombongan di TKP yang dijanjikan, (gangster) Witchel tidak ada. Saya pulang ke arah Gunungpati malah ketemu di Sampangan. Ketemu rombongan Withchsel (nama geng)," di Polrestabes Semarang, Kamis (19/9) kemarin. (Sumber: detikjateng)
Tujuannya tidak lain adalah demi pamor dan gengsi, seperti yang dituturkan oleh RS tersebut. Pelaku lain DS mengaku awalnya saling tantang setelah melihat live Instagram dari gangster lain. “Gabut nggak ada kegiatan sama kepancing saat pengaruh alkohol. Sebelumnya saya minum dulu kawa-kawa," ujarnya.
Ada beberapa faktor pemicu terjadinya tawuran tersebut, diantarnya lemahnya kontrol diri, krisis identitas, disfungsi keluarga, tekanan ekonomi/hidup, lingkungan yang rusak (termasuk pengaruh media sosial), kegagalan Pendidikan dan lemahnya hukum dan penegakannya. Berbagai faktor pemicu tersebut terjadi akibat penerapan sistem sekuler liberal kapitalis yang tidak memanusiakan manusia yang merusak pemikiran manusia, sekaligus merusak akidah manusia. Sistem ini menjadikan negara abai terhadap tugas dan tanggung jawab membentuk generasi peradaban mulia. Saat ini oknum negara sibuk dengan kepentingan kekuasaan dan kekayaan pribadi dan golongan dan menyia-nyiakan potensi besar generasi.
Sistem sekuler liberal kapitalis inilah yang merusak pendangan dan arah tujuan hidup setiap individunya. Mereka berfokus pada kepentingan duniawi, pengakuan dan eksistensi yang bersifat materi adalah segala-galanya, diatas kepentingan akhirat. Sehingga mereka tidak lagi mementingkan halal-haram, perbuatan baik-buruk dan rasa takut akan adanya hisab di hari akhir nanti.
Islam adalah sistem paripurna yang mengatur manusia secara fitrah, sesuai dengan tuntunan petunjuk Allah Swt. yang menjaga kemaslahatan hidup dan alam. Dalam membentuk kepribadian generasi cemerlang, Islam memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi berkepribadian mulia, yang akan mampu mencegahnya menjadi pelaku kriminalitas. Islam juga memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, Masyarakat maupun kebijakan negara, yang akan menumbuh-suburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda.
Dengan dukungan sistem Islam yang lain, seperti sistem ekonomi Islam, sistem pergaulan dalam Islam, maka akan lahir generasi hebat, yang mengarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji Islam dan mendakwahkannya serta terlibat dalam perjuangan Islam.
Negara juga menyiapkan kurikulum Pendidikan dalam keluarga, sehingga terwujud keluarga yang harmonis yang senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga dan memberikan pengaruh positif kepada lingkungan sekitar.
Sistem Islam hanya dapat diwujudkan oleh pemimpin yang memiliki pandangan Islam, takut kepada Allah Swt. memiliki standar baik dan buruk hanya atas dasar keridhaan Allah Swt sebagai Sang Pencipta. Sebagaimana kriteria seorang pemimpin itu sesuai dengan firman Allah Swt., “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (QS Al-Maidah: 49)
Wallaahu a’lam bissawab
Via
Opini
Posting Komentar