Opini
Moderasi Beragama, Jebakan Westernisasi dan Sekularisasi
Oleh: Ai Nurjanah
(Penulis dan Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Pada Rabu (11-9-2024) ibu negara Iriana beserta Wuri Ma'ruf Amin dengan sejumlah istri Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) mengunjungi Balikpapan yang bertujuan untuk menyampaikan program terkait moderasi agama kepada 500 pelajar lintas agama. Hal ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi agama sejak kecil. Tema yang diusung pada sosialisasi ini yaitu "Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia" (detikhikmah.com, 11-11-2024).
Dikutip dari sumber yang sama, Eni Retno Yaqut yang merupakan istri dari menteri agama Yakut Cholil Qoumas menyatakan bahwa terdapat empat sikap moderasi beragama yang patut untuk disampaikan kepada pelajar di Indonesia yaitu komitmen kebangsaan, antikekerasan, bertoleransi, dan penerimaan terhadap tradisi, adat atau budaya tertentu.
Beberapa langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan program ini di antaranya adalah pengintegrasian kurikulum, pengembangan karakter anak, dan beberapa program dialog lintas agama dengan berkunjung ke tempat ibadah lain agar memperkaya wawasan dan lebih tertanam lagi bagaimana bersikap dalam bertoleransi (kompas.com, 11-11-2024).
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata moderasi bermakna suatu penghindaran dari bentuk kekerasan atau penghindaran dari suatu keekstriman dalam praktek beragama. Moderasi agama adalah salah satu program untuk mencipatakan upaya memoderasi pemeluk agama untuk tidak terlalu fanatik.
Bagi sebagian orang, agama dianggap candu karena akan menghalangi tujuan mereka untuk mencapai kepuasaan jasad mereka. Maka tidak heran akan ada orang yang selalu mengatakan bahwa jangan selalu membawa agama dalam bidang lain seperti halnya politik, ekonomi, atau sosial. Hal ini biasa disebut sekularisme, yakni pemisahan agama dalam kehidupan. Padahal sejatinya agama harus dijadikan sebagai landasan dalam berfikir dan bersikap untuk seluruh umat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan). janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian." (TQS. Al-Baqarah: 208).
Melaksanakan Islam secara kafah diawali dengan mempelajari Islam secara kafah yaitu mempelajari secara keseluruhan agar bisa memahami kebenarannya. Karena ketika seseorang menjadi muslim maka yang dibentuk bukan hanya pemikiran secara Islam namun juga mampu menunjukan kepribadian secara Islam pula. Begitu juga dalam mengatasi problematika kehidupan harus diselesaikan sesuai dengan hukum syara.
Jika moderasi agama dibentuk untuk mencegah kefanatikan dalam beragama maka ini akan sangat bertentangan jika fanatik diartikan sebagai keteguhan dan kesempurnaan dalam penerapan. Karena sejatinya setiap orang yang mencintai Allah dan rasulnya maka dia akan menjaga kuat agamanya dan akan menjaga perilaku serta pemikirannya untuk tetap berjalan sesuai dengan syariat.
Berbagai problem yang terjadi pada remaja seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan aborsi, kriminalitas narkoba, dan lain-lain terjadi karena tidak pahamnya mereka dengan Islam. Karena sikap alakadarnya dalam beragama mengakibatkan mereka menjauh dari Tuhannya yang pada akhirnya lahirlan pemikiran-pemikiran liberal yang tertanam kuat dan sulit untuk di benahi kembali.
Begitupun kecintaan pada negara harus di dasari pada kecintaan pada Rabb-nya. Karena Islam mencakup tigal hal yakni hubungan dengan Allah, hubungan dengan manusia, serta hubungan dengan dirinya sendiri. Maka jika seorang muslim memahami tentang ini, tidak salah lagi bahwa bukan cuma bisa menjaga persatuan dan kesatuan negara bahkan akan menjadi solusi untuk menggapai kesejahteraan rakyatnya.
Musuh Islam akan selalu berupaya agar persatuan umat dalam tubuh Islam terpecah belah. Berbagai pemikiran terus masuk dan diselundupkan ke berbagai aspek kehidupan dengan bahasa yang manis agar bisa diterima oleh umat Islam.
Indonesia sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim justru terpapar sekulerisme. Sehingga sulit bagi mereka untuk menyadari bahwa moderasi beragama merupakan jebakan manis yang dilakukan oleh barat dengan memanfaatkan latar belakang radikalisme, terorisme, dan fanatisme sebagai umpannya.
Sudah waktunya generasi muda bangun dan membawa Islam pada kebangkitannya. Karena Sistem kapitalisme sudah terbukti menciptakan terjadinya berbagai kerusakan. Kerusakan moral generasi, politik, pendidikan, ekonomi, dan sosial. Tegaknya sistem Islam adalah solusi dari segala kesemerawutan polemik di negeri ini.
Via
Opini
Posting Komentar