Opini
Palestina Kian Membara, Butuh Gerakan Nyata
Oleh: Yuke Octavianus
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
TanahRibathMedia.Com—Serangan Israel terhadap wilayah Palestina kian brutal. Serangan udara Israel pada Sabtu malam lalu (19-10-2024) telah membantai 73 warga Palestina di wilayah pemukiman di Beit Lahia, Gaza Utara. Demikian disampaikan Mahmud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, kepada AFP (sindonews.com, 20-10-2024).
Kantor media Gaza menuliskan bahwa serangan udara zionis Israel telah meluluhlantakkan pemukiman padat penduduk. Tidak bisa dihindari, korban tewas begitu banyak, termasuk wanita dan anak-anak. Sebelum serangan terakhir dilancarkan, invasi brutal Israel telah menghancurkan Gaza. Tidak kurang dari 400 penduduk di Gaza Utara meninggal akibat serangan ini. Namun sayang, pemerintah negara-negara Arab sama sekali tidak berkomentar terkait hal ini. Padahal sama-sama sebagai bagian dari tubuh kaum muslim.
Terkait hal ini, dewan keamanan PBB yang mengurusi HAM (OHCHR) mengkritik segala bentuk genosida yang dilakukan Israel. Kematian dan pengungsian yang saat ini terus digencarkan merupakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan (metrotvnews.com, 21-10-2024). Operasi militer Israel telah meningkat drastis beberapa pekan terakhir, setelah pemboman selama setahun yang telah menewaskan lebih dari 42.000 orang. Tidak hanya itu, sebagian besar wilayah tersebut telah hancur berkeping-keping menjadi reruntuhan. Kondisi yang mengenaskan.
Dampak Nasionalisme Sekularistik
Serangan Zionis Yahudi makin menjadi. Parahnya lagi, Dewan Keamanan PBB hanya bisa menyampaikan kecaman tanpa aksi nyata. Tidak berbeda dengan sikap pemimpin negeri-negeri Arab yang cenderung diam dan tidak peduli pada peperangan yang terjadi di Gaza.
Sungguh, fakta ini merupakan pengkhianatan yang besar yang dilakukan kaum muslim terhadap saudara sesama muslim. Terlebih sikap penguasa yang memiliki wewenang. Mereka semua diam membisu, tidak berusaha membela kaum muslim Gaza yang terus-menerus menelan penderitaan.
Konsep nasionalisme telah menghancurkan taji pemimpin negeri muslim. Dampaknya para penguasa tidak kuasa untuk bergerak nyata membela Palestina dengan jihad. Mereka lebih cinta kekuasaan dan materi duniawi yang mereka miliki ketimbang berjuang membela saudara sendiri. Kecintaan pada kekuasaan dan jabatan telah membutakan mata hati para penguasa. Konsep nasionalisme telah menciptakan sekat-sekat yang kuat membatasi wilayah kaum muslim. Sehingga persatuan kaum muslim menjadi hal yang mustahil terwujud. Hal ini pun terbukti dengan ketundukan negara-negara Arab terhadap negara penjajah adidaya, Amerika Serikat. Jelaslah, pemimpin demikian bukanlah pemimpin harapan umat.
Tidak hanya itu, konsep nasionalisme ini pun menciptakan pandangan yang sekularistik terhadap nilai kemanusiaan dan kehidupan. Pandangan sekularistik, pandangan yang memisahkan antara aturan agama dengan kehidupan. Nilai dan norma agama dilalaikan demi keuntungan materi duniawi yang semu. Keselamatan nyawa umat digadaikan demi jabatan duniawi.
Penjagaan Islam
Kesadaran umat harus dibentuk dan dibangkitkan agar mampu mendobrak segala bentuk kezaliman. Suara dan gerakan umat mutlak dibutuhkan untuk menuntut pemimpin negeri muslim untuk bergerak nyata dan mengirimkan pasukan tangguh untuk berjihad di tanah Palestina.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS. Ali 'Imran : 110).
Aktivitas perjuangan dan pembelaan tanah Palestina merupakan amalan yang sangat besar pahalanya. Banyak keistimewaan dan pujian bagi mereka yang memperjuangkan keselamatan nyawa sesama muslim. Atas dasar ini, umat membutuhkan wadah gerakan dengan pondasi akidah. Partai ideologis yang mampu menguatkan ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan kaum muslim) demi terjalinnya tali kekuatan kaum muslim dunia. Dengan kekuatan partai ideologis, pemikiran umat akan dibangkitkan dan terus menyadarkan umat terkait kebangkitan umat yang menyandarkan pada akidah Islam dan hukum syarak yang menjaga. Hanya dengannya-lah, kekuatan dan kebangkitan pemikiran umat akan menghantarkan pada gerakan nyata yang membela dan menghilangkan kezaliman di muka bumi.
Tidak diragukan lagi, umat membutuhkan perisai kuat untuk menjamin terwujudnya kesatuan kaum muslim. Inilah sistem Islam dalam wadah institusi khilafah. Dengan khilafah, kekuatan militer kaum muslim akan disegani oleh pasukan musuh. Kekuatannya menggambarkan ketangguhan akidah Islam untuk membela saudara semuslim.
Penerapan hukum Islam yang sempurna akan melahirkan kekuatan kaum muslim. Dengannya, nyawa umat terjaga, kedamaian dan ketenangan pun menjadi nyata.
Wallahu'alam bisshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar