Opini
Palestina Membara, Alarm Keras bagi Pemimpin Muslim Dunia
Oleh: Eci Aulia
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Ini masih tentang saudara muslim kita di tanah Palestina. Kebrutalan zionis Israel semakin hari makin menggila. Hingga dunia terperangah melihatnya. Bisa dikatakan ini salah satu genosida terdahsyat dalam sejarah peradaban manusia.
Kembali, sebanyak 87 orang tewas dan hilang di bawah reruntuhan setelah Israel meluncurkan serangan brutal di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (19/10). Daerah yang merupakan target pertama invasi darat Israel tersebut juga berhasil membuat 40 orang terluka. Jumlah tersebut tertinggi dalam beberapa bulan.
Dilansir dari cnbcindonesia.com (15-10-2024), sebelumnya militer Israel juga telah mengebom tenda pengungsi di dekat Rumah Sakit Al Aqsa, Gaza tengah, Senin (14-10-2024) pagi. Banyak para pengungsi yang gagal menyelamatkan diri dan keluarga mereka akibat api yang sudah membumbung tinggi. Salah satu pengungsi yang selamat menyaksikan sendiri saudara mereka terbakar hidup-hidup, tanpa bisa berbuat apapun.
Utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah hanya mengecam dan mengutuk serangan tanpa henti tersebut. Sejauh ini pemimpin negara Arab juga tidak berkomentar atas pembantaian puluhan warga Palestina di Beit Lahia oleh Israel (sindonews.com, 20-10-2024).
Alarm keras telah berbunyi. Namun, sikap penguasa Muslim masih sama, sibuk beretorika, tanpa tindakan nyata. Bahkan mirisnya, sebagian lainnya sibuk berpesta pora seolah tidak terjadi apa-apa.
Sungguh, ini penghianatan besar terhadap sesama Muslim. Kekuasaan dan pasukan yang dimiliki pemimpin Muslim mestinya mampu mengenyahkan entitas Israel. Tak kurang dari 2 miliar manusia di dunia kini memeluk Islam. Potensi demografi yang sangat besar ini semestinya menjadi kekuatan politik dan ekonomi.
Jika militer 5 negeri Muslim terbesar saja disatukan, sudah memiliki total 7,5 juta prajurit. Apalagi jika militer seluruh negeri Muslim bersatu. Jelas akan membuat musuh lari terbirit-birit.
Namun sayang, kekuatan tersebut terhalang oleh sekat nasionalisme atau paham kebangsaan yang masih membelenggu para pemimpin Muslim. Mereka merasa bahwa Palestina bukan bagian dari urusan mereka. Mereka hanya sibuk dengan urusan internal negara masing-masing.
Demikian pula halnya dengan kecintaan terhadap kekuasaan dan jabatan, membuat mereka seolah mati rasa. Merasa terancam kedudukannya di mata dunia jika turut berjuang membela Palestina.
Sekat ini jugalah yang menyebabkan terpecah belahnya dunia Islam saat ini. Pemimpin negeri-negeri Muslim tidak memandang umat muslim yang lain, yang bukan warga negaranya sebagai saudara.
Padahal, sejauh apapun keberadaan seorang Muslim, ia tetap saudara bagi muslim yang lain. Wajib bagi Muslim yang lain untuk membelanya. Terlebih Palestina adalah tanah kaum Muslimin tempat berdirinya Baitul Maqdis.
Sebagaimana hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, "Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.”
Nasionalisme memang tidak dapat menyatukan umat. Sebab, ikatannya didasarkan pada naluri mempertahan diri tempat ia hidup dan bersifat temporal. Kerap menimbulkan perselisihan antar manusia dalam berebut kekuasaan. Tak heran, jika genosida terdahsyat sekalipun gagal membangkitkan umat.
Kendatipun demikian, perjuangan membela Palestina harus terus dilakukan. Kaum Muslim tak boleh terhenti langkahnya dari upaya menyadarkan umat, terutama pemimpin muslim. Mereka harus segera disadarkan untuk mengerahkan kekuatannya demi membela tanah Palestina.
Ada keistimewaan dan pahala luar biasa tengah menanti kaum Muslim yang istiqamah memperjuangkan dan membela Palestina. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 21 yang artinya,
"Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi."
Ayat di atas menjelaskan tentang percakapan Nabi Musa as. dengan kaumnya saat akan memasuki tanah Palestina. Mereka yang tidak mau berjuang di dalamnya dikatakan sebagai orang yang merugi.
Maka peran utama kita sebagai umat Muslim hari ini adalah berjuang agar tidak ada lagi sekat yang menghalangi bersatunya umat Islam. Untuk itu perlu adanya institusi yang akan menyatukannya, yakni institusi khil4f4h. Di dalamnya kaum Muslim hanya diikat dengan satu ikatan, yaitu ikatan akidah Islam yang melahirkan satu peraturan.
Hanya dengan khil4f4h sekat nasionalisme bisa hilang dan jihad dapat terlaksana dengan sempurna. Tatkala khalifah memerintahkan untuk berjihad dalam satu komando, maka tanpa ragu dan takut kaum Muslim akan berperang melawan musuh. Wallahu alam Bissawab
Via
Opini
Posting Komentar