Opini
Penambang Liar Berulah, Penguasa Seolah Pasrah
Oleh: Suci Nurani
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Dilansir dari cnnindonesia.com (Jumat, 27-9-2024), WNA asal China berinisial YH yang terlibat dalam penambangan emas ilegal di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sudah menjalani sidang di Pengadilan Negeri Ketapang pada 28 Agustus 2024 lalu. Tindakan YH menyebabkan kerugian Indonesia hingga triliunan rupiah, dihitung dari hilangnya cadangan emas akibat penambangan ilegal.
"Ditemukan adanya aktivitas tanpa izin yang terjadi di tempat kejadian perkara yang dilakukan oleh tersangka inisial YH yang bersangkutan merupakan warga negara RRT atau Republik Rakyat Tiongkok," jelas Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Mineral (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi Konferensi Pers, Sabtu (11/5) seperti dikutip dari CNBCIndonesia.
Pendapat warga mengenai kasus tersebut beragam, sebagian besar merasa marah dan kecewa karena aktivitas penambangan emas ilegal tidak hanya merugikan Indonesia secara finansial, tetapi juga merusak lingkungan. Mereka berharap pihak berwenang mengambil tindakan tegas agar kasus serupa tidak terulang.
Tidak sedikit kasus yang serupa terjadi di negara kita ini, ini di sebabkan karna pemerintah salah urus kekayaan alam. Kasus-kasus seperti ini memang bukan hal yang asing di Indonesia. Penambangan ilegal, perambahan hutan, dan eksploitasi sumber daya alam secara serampangan seolah sudah jadi penyakit yang terus-menerus terjadi. Sumber daya yang harusnya jadi berkah bagi rakyat malah jadi ladang kerugian karena ulah segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah pun terlihat lemah dalam menangani isu ini, seakan tidak ada kebijakan yang benar-benar efektif untuk menghentikan penjarahan kekayaan alam kita.
Kejadian ini, seperti kasus YH, adalah bukti nyata bahwa tata kelola sumber daya alam kita sedang dalam kondisi buruk. Bukan hanya dari segi ekonomi, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan punya dampak jangka panjang yang tak bisa disepelekan dengan sistem yang ada sekarang terbukti merusak tatanan yang ada di muka bumi ini. Bukan nya dilestarikan malah sebaliknya alam menjadi rusak dan bencana di mana-mana. Tidak hanya manusia yang terkena dampaknya alam pun ikut berduka, inilah kerusakan yang disebut di dalam Al-Qur'an sebagai akibat ulah tangan-tangan manusia. Allah Swt. berfirman yang artinya, "Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena ulah tangan manusia, allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar." (QS Ar-rum 41).
Namun, apakah kita bisa terus mengandalkan sistem yang ada sekarang untuk menangani masalah ini? Tentu tidak, karena sistem inilah yang menjadi biang kerok kerusakan yang ada. Sayangnya sistem ini mendapatkan dukungan dari penguasa dan terjadinya kongkalingkong antara korporasi dan penguasa sehingga izin untuk menguasai sumber daya alam terus diberikan pada swasta. Apakah hukum yang dibuat manusia, yang sering kali justru menguntungkan segelintir elit, benar-benar bisa melindungi rakyat dan alam kita?
Di sinilah pentingnya solusi mendasar yaitu Islam kaffah atau di sebut dengan sistem pemerintahan Khilafah. Sistem ini menawarkan cara pengelolaan kekayaan alam yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam Islam, sumber daya alam adalah milik umum dan dikelola oleh negara demi kemaslahatan rakyat. Negara berperan sebagai pengurus, bukan sebagai 'tuan' yang bisa menjual kekayaan alam kepada pihak asing atau membiarkan mereka mengeksploitasi secara ilegal. Hanya dengan sistem Islam yang kaffah, pengelolaan kekayaan alam bisa dilakukan dengan benar, adil, dan membawa kesejahteraan bagi semua, bukan hanya segelintir pihak, hanya saja orang-orang memandang Khilafah itu utopis cuma hayalan belaka mereka tidak menyakini Khilafah akan tegak kembali dan akan memimpin dunia dan kita sebagai umat manusia diberi kewajiban untuk berjuang demi tegaknya khilafah meski diperjuangkan atau tidak khilafah itu pasti tegak karena itu janji allah Swt.
Waalahualam bi showwab.
Via
Opini
Posting Komentar