Opini
'Salih' ala Moderasi, Refleksi Makna Terdestruksi
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
TanahRibathMedia.Com—Kementrian Agama mencatat Indeks Kerukunan Beragama dan Kesalihan Sosial secara nasional meningkat pada tahun 2024. Demikian diungkapkan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Yaqut menyampaikan bahwa penguatan kerukunan umat juga meningkat meskipun hanya sebesar 0,45 poin. Tidak hanya itu, Menag Yaqut juga menuturkan bahwa penguatan moderasi mampu mewujudkan indeks kerukunan umat di tengah masyarakat. Selain indeks kerukunan umat, indeks kesalihan nasional pun diklaim mengalami tren peningkatan (kompas.com, 10-10-2024).
Penyelewengan Makna
Kenaikan angka Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) dan Indeks Kesalihan Sosial (IKS) mestinya ditelaah dengan cara mencermati indikator yang digunakan. Indikator IKUB adalah toleransi, kesetaraan, dan kerja sama. Dan indikator tersebut sejalan dengan prinsip moderasi beragama yang dijalankan dan dideraskan melalui berbagai media saat ini.
Indeks kesalihan sosial yang diukur melalui lima dimensi yaitu kepedulian sosial, relasi antar manusia, menjaga etika, melestarikan lingkungan, serta relasi dengan negara dan pemerintah, memberikan gambaran umum terkait batasan makna 'saleh'. Terminologi saleh yang selama ini dipahami, adalah niat karena Allah Swt. dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam, didekonstruksi dalam pengukuran Indeks Kesalihan Sosial (IKS). Atas dasar pemahaman konsep moderasi, makna saleh diberikan artian yang baru dengan memberikan tambahan kata “sosial”. Segala bentuk indikator yang ditetapkan mengarah pada satu fokus, yakni moderasi. Sehingga kriteria utama tingkat kesalehan diukur berdasarkan parameter-parameter moderasi. Inilah karakter Islam moderat yang ditonjolkan oleh angka IKUB dan IKS.
Sungguh, moderasi beragama merupakan agenda barat untuk merekonstruksi ideologi Islam. Ide tersebut merupakan hasil rekomendasi Rand Corporation, wadah pemikir kebijakan global nirlaba Amerika Serikat. Ide-ide rusak ini dipasarkan di negeri-negeri Islam dengan tujuan melemahkan kemampuan berpikir kaum muslim sekaligus menghipnotis kaum muslim agar mampu sejalan dengan pemikiran barat. Dengan demikian, kaum muslim tidak lagi memiliki kemampuan untuk berpikir kritis terkait segala bentuk kezaliman yang terjadi. Kaum muslim dengan mudahnya disetir barat sehingga hilanglah ghirah (semangat) untuk bangkit dan membangkitkan kesadaran umat.
Program moderasi menjadikan kaum muslim lupa dengan akidahnya sendiri. Pelan namun pasti, kaum muslim semakin jauh dari konsep agama Islam. Dan inilah yang terjadi saat ini. Jelaslah, moderasi beragama merupakan ide yang berbahaya dan dipastikan akan merusak kekuatan kaum muslim. Tidak ada pilihan lain, umat pun harus menolaknya dengan tegas.
Konsep dan batasan toleransi ala sistem sekularisme benar-benar telah merusak umat. Namun sayang, kebanyakan kaum muslim tidak menyadarinya, karena sudah terprogram sistematis dan terstruktur di berbagai lembaga, diantaranya lembaga pendidikan dan keagamaan. Toleransi yang diadopsi sistem sekularisme telah menabrak batas-batas aturan akidah. Sehingga banyak kaum muslim mendobrak aturan syarak demi menggapai makna 'toleransi' berdasarkan makna yang diadopsi sistem rusak, sekularisme.
Tidak sedikit kaum muslim yang terpesona dengan makna toleransi yang kini terus digaungkan. Karena digadang-gadang mampu memberikan kedamaian dan menumbuhkan persatuan antar umat beragama. Hingga akhirnya kaum muslim tidak mampu membedakan antara makna pluralitas dan pluralisme. Pluralitas merupakan keadaan alamiah yang terjadi karena keragaman agama dan latar belakang umat. Pluralitas berbeda dengan pluralisme. Pluralisme adalah paham yang menyamakan semua agama dan menganggap semua agama, sama kebenarannya. Tentu saja, konsep ini menyalahi konsep akidah dalam Islam. Konsep pluralisme harus ditolak karena bertentangan dengan konsep Islam. Sebagai kaum muslim, mestinya mampu cerdas mengindera melalui kacamata iman, sehingga mampu membedakan antara konsep yang benar dan salah.
Konsep rusak ini harus ditolak tegas karena bertentangan dengan hukum syarak yang bersumber dari pemikiran barat yang sesat. Tidak hanya itu, kaum muslim pun harus mampu tegas dan cerdas menyikapi konsep dan strategi moderasi yang semakin deras diaruskan di tengah kehidupan. Sekularisme adalah biang kerusakan yang terus mengancam. Karena dari konsep ini terlahir kebebasan beragama yang mencampuradukkan konsep agama. Mulai dari mengagungkan kebebasan hingga berujung pada toleransi kebablasan.
Islam dan Toleransi
Islam memiliki aturan khas terkait makna toleransi yang disandarkan pada Al Qur'an dan As Sunnah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun: 4-6)
Toleransi dalam batasan hukum syarak adalah tetap berpegang teguh pada akidah Islam tanpa mencampuradukkannya dengan konsep agama lain. Islam juga memiliki batasan makna saleh yang jelas dan sesuai dengan hukum syarak. Saleh berarti sifat individu yang beribadah semata-mata hanya untuk Allah Swt. dan sesuai dengan akidah Islam yang aturannya berdasarkan pada syariat Allah Swt., satu-satunya Zat Maha Pencipta.
Makna dan konsep toleransi serta makna saleh yang sebenarnya hanya mampu diwujudkan dalam tatanan sistem Islam berwadahkan khilafah. Satu-satunya institusi yang menjaga dan menjamin kemurnian kaum muslim sesuai aturan hukum syarak.
Sejarah menyebutkan, Spanyol sebagai salah satu cerminan hidup toleransi antara Muslim, Yahudi dan Kristen. Di India, sepanjang kekuasaan Khilafah Abbasiyah dan Utsmaniyyah, Muslim dan Hindu hidup rukun berdampingan tanpa saling mengganggu selama ratusan tahun.
Sistem Islam memiliki tujuan yang jelas. Khilafah menghargai umat beragama selain Islam. Khilafah pun melayani seluruh rakyatnya dengan pelayanan yang istimewa tanpa membedakan agama dan status sosial. Demi satu tujuan yakni untuk mendakwahkan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamiin. Agama shahih yang mendakwahkan kebenaran bagi seluruh umat. Dengan konsep Islam yang paripurna, akidah umat niscaya terjaga.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar