Opini
Sekolah Negeri Tanpa Gedung, Bagaimana Mungkin?
Oleh: Bella Lutfiyya
(Aktivis Muslimah Depok)
TanahRibathMedia.Com—“Ilmu pengetahuan dalam diri manusia adalah harta karun yang dapat terus bertumbuh dan berkembang tanpa batas.” Manusia dianugerahi akal dan kemampuan berpikir yang matang. Anugerah ini perlu diasah agar dapat terus berpacu dalam kemajuan dunia. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, masa depan umat yang perlu dibimbing dan dibina. Wadahnya tidak boleh kosong, harus senantiasa dipenuhi dengan ilmu.
Pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok seluruh masyarakat. Kewajiban ini perlu dipenuhi oleh negara sebagai pengurus umat. Tapi, mirisnya, ternyata ada sekolah yang tidak memiliki gedung. Bagaimana ceritanya? Sudah 6 tahun berlalu, SMPN 60 Bandung, Jawa Barat masih belum memiliki Gedung dan biasanya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menumpang di SDN 192 Ciburuy. SMPN 60 Bandung sejatinya didirikan atas keinginan masyarakat karena padatnya penduduk di sekitarnya, sedangkan sekolah lain memiliki letak yang jauh. Sejauh ini, para orang tua dan siswa memahami kondisi sekolahnya (detik.com, 27-9-2024).
Humas SMPN 60 Bandung, Rita Nurbaini mengungkapkan telah mengajukan permohonan gedung kepada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Namun, hingga saat ini belum mengetahui pasti perkembangan atas permohonan tersebut. Mirisnya, karena jumlah ruangan kelas di SDN 192 Ciburuy hanya cukup untuk 7 rombongan belajar, sehingga 2 rombongan belajar lain harus melakukan kegiatannya di teras kelas atau di bawah pohon rindang (DPR) yang beralaskan terpal biru (infobdg.com, 28-9-2024).
Para orang tua dan siswa mungkin memang tidak protes dan mengerti kondisi mereka. Namun, bukankah dengan memiliki fasilitas belajar yang nyaman tentu akan mempermudah proses belajar mengajar? Mendengar pernyataan Bu Rita tentang awal mula berdirinya sekolah tersebut menunjukkan adanya semangat yang tinggi dari masyarakat untuk belajar dan menempuh pendidikan. Di satu sisi, pemerintah seolah gagal memetakan kebutuhan pendidikan, sebaran masyarakat, sebaran sekolah, dan aksesibilitas di daerah-daerah, sehingga pembentukan sekolah harus diusulkan warganya. Hal ini menunjukkan abainya pemerintah yang tidak menelisik lebih jauh kebutuhan rakyatnya.
Tidak heran, sistem kapitalisme yang kini masih dijadikan pondasi menyebabkan ketidakberpihakan pemimpin pada rakyatnya. Pengelolaan pendidikan tidak diatur sedemikian rupa, sehingga dana terkucur entah ke mana. Bahkan anggaran untuk pendidikan saja dikorupsi, tidak menuju pada tempat yang seharusnya.
Lain halnya dengan Islam, Islam agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt., tapi juga mengatur ketatanegaraan, hukum, ekonomi, bahkan pendidikan. Kebutuhan umat wajib disediakan oleh negara. Pemerintahan yang menerapkan sistem Islam akan menjalankan fungsinya dengan baik sebagai pengurus umat.
Islam akan menjamin kebutuhan pendidikan dengan baik, memetakan kebutuhan sekolah, menyediakan sarana-prasarana yang memadai, fasilitas pendidikan yang setara tanpa pandang bulu, serta pembiayaan yang menjadi tanggung jawab negara. Luar biasanya Islam, apabila diterapkan sepenuhnya, rakyat akan sejahtera, sementara pemerintah akan mengemban tanggung jawab dengan sepenuhnya.
Islam menjadikan pendidikan sebagai salah satu bidang strategis untuk membangun peradaban yang maju dan mulia. Coba kita sebutkan berapa banyak ilmuwan yang berasal dari Islam yang membawa pengaruh pada dunia, seperti Ibnu Sina yang dijuluki sebagai Father of Doctor karena kontribusinya di bidang kedokteran. Al Khawarizmi sebagai penemu Aljabar, Al Battani seorang ahli astronomi dan matematikawan penemu penentuan tahun, dan masih banyak lagi.
Jika pendidikan di negara kita difasilitasi, bayangkan akan ada berapa banyak ‘Ibnu Sina’ yang tercetak karena sejatinya setiap anak memiliki potensi dan kepintaran yang beraneka ragam. Bila tidak ada dukungan, bagaimana mereka dapat mengasah potensinya dengan baik?
Via
Opini
Posting Komentar