Opini
Serangan Zionis Makin Masif Akibat Tiadanya Khilafah Sebagai Junnah
Oleh: Fifi Anggraini
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Setahun sudah serangan Zionis Yahudi ke Gaza, tepatnya pada 7 Oktober 2023 lalu genosida yang dilakukan Zionis telah banyak melumpuhkan berbagai sektor.
Salah satunya membuat bangunan bangunan rumah maupun rumah sakit menjadi rata dengan tanah akibat serangan bom yang diluncurkan tiada henti.
Kini agresi Zionis semakin menggila. Seakan tak puas membunuh puluhan ribu nyawa warga sipil di Gaza secara membabi buta, penjajah zionis yahudi juga beralih menyerang negeri tetangga Palestina yakni Lebanon, tepatnya di Ibu Kota Beirut Sin El Fil, pada Sabtu (28-9-2024) lalu.
Rentetan serangan udara milik tentara IDF tersebut menambah korban jiwa tercatat sejak 16 September lalu, terdapat 1.030 korban tewas termasuk pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah sedangkan ada 6.352 korban luka luka akibat serangan udara yang diluncurkan Israel ke Lebanon (Voa, 29-9-2024).
Hal ini memicu eskalasi di Timur Tengah makin memanas. Terlebih alibi Israel turut menyerang Lebanon diduga karena kelompok Hizbullah terlibat langsung untuk memberikan bantuan kepada Hamas (CNBC Indonesia, 28-9-2024).
Diamnya Pemimpin Negeri Kaum Muslim
Anehnya, meskipun berulang kali melanggar hukum Internasional, karena membunuh warga sipil yang tak bersalah, Zionis nampaknya tak peduli bahkan makin menunjukkan arogansinya di tengah diamnya negeri-negeri muslim.
Kondisi ini diperparah karena para penguasa-pengusa negeri muslim hari ini hanya mampu mengecam dan mengucapkan belasungkawa, serta mendesak PBB agar memberikan solusi serta keadilan atas permasalahan Palestina, yang pada kenyataannya semua itu mustahil terjadi di tengah nasional state yang terus terpatri di dalam jiwa kaum muslim.
Karena di balik keberanian Zionis mencabik -abik negeri kaum Muslim tak lain karena hilangnya perisai di tengah tengah kaum muslim. belum lagi adanya dua negara Aaidaya yakni Amerika Serikat dan Inggris sebagai beking terkuat mereka yang memiliki hak paten di PBB.
Selain itu, nasional state juga membuat persatuan umat sulit terwujud dan negeri Muslim merasa cukup hanya dengan retorika dan sedikit senjata. Meski sebenarnya negeri negeri Muslim memiliki persenjataan dan militer yang lebih kuat dan canggih dari zionis Yahudi yang hanya bisa berlindung di bawah ketiak Amerika dan sekutunya.
Oleh karena itu, untuk bisa menghentikan serangan zionis dari tanah Palestina dan Lebanon ummat islam hanya butuh satu solusi yang hakiki yakni harus ada satu kepemimpinan yang mampu mengerahkan seluruh kekuatan militer kaum Muslim untuk jihad fiisabillah.
Sebagaimana Rasulullah mampu menghilangkan rintangin fisik di Mekkah dengan membentuk pasukan militer saat menghadapi pasukan kafir Qurasiy.
Begitupun yang terjadi di Palestina saat ini, saudara Muslim kita di Gaza tak cukup hanya memberikan bantuan logistik. Tapi yang paling mereka butuhkan yakni membebaskan tanah mereka dari cengkaraman Yahudi. Sehingga jihad dan persatuan umat muslim menjadi sesuatu yang mendesak dan harus segera dilakukan.
Namun sayangnya ini tidak bisa terlaksanakan jika dengan kepemimpinan Demokrasi- Kapistalis saat ini, Hal ini hanya akan terwujud dengan tegaknya kembali kejayaan Islam, diwujudkannya khilafah (Sistem Islam) yang mampu mengerahkan pasukan untuk berjihad melawan kaum kafir harbi. Karena dalam pandangan syari'at tanah milik umat tidak boleh sejengkalpun dimiliki oleh penjajah.
Maka untuk bisa mengerahkan tentara muslim, semua ini akan terwujud ketika mereka memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya membela muslim palestina.
Umat harus menyeru para tentara. Secara jangka panjang, umat membutuhkan khilafah yang berperan sebagai junnah yang akan menyelamatkan muslim yang tertindas dan terjajah oleh musuh-musuh Islam.
Hanya saja tegaknya Khilafah harus diperjuangkan oleh semua muslim. Oleh karena itu penting membangun kesadaran mereka bahwa masalah Palestina adalah eksistensi entitas Israel, yang hanya dapat dilawan dengan tegaknya Khilafah, bukan yang lain.
Wallahu a'lam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar