Reportase
Syariat Islam Kaffah, Solusi Atasi Perilaku Seks Bebas
TanahRibathMedia.Com—Ketua Forum Tokoh Muslimah Depok (FTMD) dr. Alik Munfaidah menegaskan untuk mengatasi perilaku seks bebas solusinya dengan menerapkan syariat Islam kaffah.
“Syariat Islam kaffah atasi perikaku seks bebas,” ungkapnya dalam kajian bulanan yang diselenggarakan Majelis Qur’an Ummahat, Ahad (15-09-2024) di Masjid Al Khairiyah Kalimulya Depok.
Untuk mengatasi perilaku seks bebas, tambahnya, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan fakta-fakta yang terindera dan pikiran yang mengundang hasrat seksual, memerintahkan menutup aurat, melarang pria dan wanita berkhalwat, melarang memandang lawan jenis dengan pandangan birahi.
“Ditambah pula dengan membatasi pemikiran dan ransangan seksual, membatasi hubungan pria dan wanita hanya ketka ada kebutuhan yang dizinkan syara, dan Islam memandang tidak terpenuhinya naluri hanya menimbulkan kegelisahan,” jelasnya di hadapan 200 jemaah yang hadir.
Ia pun menegaskan, dalam Islam negaralah yang bertanggung jawab dan melindungi generasi sehingga perilaku maksiat minim, kesehatan reproduksi sesuai syariat, pemahaman yang benar tentang naluri, lingkungan Islami, edukasi, kontrol sosial tinggi, dan jaminan kebutuhan pokok.
Fakta Perilaku Seks Bebas
Tak hanya itu, dr.Alik pun membeberkan fakta perilaku seks bebas.
“Indonesia pada saat ini sudah masuk dalam kondisi darurat seks bebas, informasi dari kepala BKKBN bahwa sekitar 60 persen dari remaja putri dari usia 16 -17 tahun sudah pernah melakukan seks pranikah sehingga banyak terjadi kehamilan pada usia tersebut,” jelasnya.
Ia pun berargumen, mungkin inilah yang menjadi latar belakang pemerintah mengeluarkan PP yang di dalamnya ada sebuah aturan yang membolehkan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan berupa alat kontrasepsi berupa kondom yang bisa terhindar dari kehamilan dan penyakit menular.
Tak hanya itu, menurutnya, untuk mengatasi kondisi darurat seks, pemerintah mencanangkan untuk memberikan penyuluhan berupa kesehatan reproduksi seksual untuk para remaja di sekolah-sekolah.
“Tapi sayangnya hanya dalam perspektif kesehatan seks aman tidak sampai hamil dan tidak menularkan penyakit seksual,” terangnya.
Isu kesehatan reproduksi, ternyata lanjut dr. Alik, semata-mata bukan hanya persoalan kesehatan atau sains tapi ada paradigma ide sekularisme-liberalisme-kapitalisme.
“Yaitu, pandangan yang keliru tentang naluri seksual dan cara pemenuhannya, dan Barat memandang hubungan laki-laki perempuan adalah hubungan seksual semata dan harus dipenuhi jika tidak dipenuhi akan mengakibatkan pada kematian, pemisahan agama dari kehidupan, pemisahan agama dari negara, ruang kehidupan kering dari spiritualitas. Hal ini melahirkan kerusakan dan peradaban yang rendah,” pungkasnya. []Nusroh
Via
Reportase
Posting Komentar