Opini
Umat Islam Tanpa Junnah, Zionis Semakin Merajalela
Oleh: Aulia Rahmah
(Kelompok Penulis Peduli Umat)
TanahRibathMedia.Com—Israel kembali meluncurkan puluhan roket ke Lebanon. Serangan itu mengakibatkan sedikitnya tujuh bangunan hancur dan berubah menjadi tumpukan puing. Laporan awal menunjukkan sedikitnya 2 orang tewas dan 76 orang terluka. Namun jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi. "Serangan ini sangat besar. Saya telah meliput banyak kejadian setelah serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, tetapi tidak ada yang seperti ini," kata wartawan Al Jazeera, Zeina Khodr. (cnbcindonesia.com, 28-9-2024)
Arogansi Zionis semakin hari semakin menjadi-jadi. Tak cukup menghancurkan Palestina, kini Israel menyerang Kota Lebanon secara masif dan merajalela. Genap setahun semenjak badai Al Aqsha, warga Palestina belum juga terbebas dari kebrutalan Israel. Hal ini diakibatkan karena diamnya negara-negara di dunia termasuk negeri muslim.
Penjajahan ini tak akan berhenti hanya dengan berharap pada solusi yang ditawarkan oleh negeri-negeri muslim yang terpisah hati dan pandangannya oleh sekat-sekat nasionalisme. Pasalnya, sekat-sekat inilah yang membuat persaudaraan Islam tidak terwujud. Para pemimpin di negeri-negeri muslim mencukupkan hanya dalam retorika dan sedikit senjata. Padahal mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang ditunjukkan.
Kekuatan musuh yang besar tak mungkin dapat dikalahkan oleh sebuah kelompok milisi kecil seperti Hizbullah, Houthi, Hamas, dsb. Dibutuhkan pasukan besar dan persenjataan yang kuat, yang sifatnya permanen. Dan hal ini akan terwujud manakala pemimpin negeri-negeri muslim menyadari tanggung jawabnya membela Muslim Palestina.
Kaum muslimin ibarat satu tubuh. Besarnya wilayah dan potensi di dalamnya, berupa kekuatan militer dan ekonominya, pemikiran dan perasaan yang melekat di dalam tubuh umat Islam, jika tubuhnya diamputasi maka kekuatannya akan menjadi lemah. Untuk mempertahankan diri dari serangan musuh saja susah apalagi menolong, walau sesama saudara.
Kondisi ini tidak boleh terus dilanjutkan. Haruslah ada perubahan sistem kepemimpinan di dunia Islam. Yang dengan ini akan terwujud kembali persaudaraan hakiki. Persaudaraan yang didasarkan atas akidah yang sahih yang bertumpu dari rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah Muhammad saw. Persaudaraan ini telah dicontohkan oleh Kaum Muhajirin dan Anshar. Walau berbeda-beda latar belakang sejarah, wilayah, keadaan ekonomi, dan budaya, namun persaudaraan itu kuat dan permanen. Kaum Muhajirin yang lemah mampu bangkit dan bersama-sama kaum Anshar membangun Negara Madinah.
Setelah Rasulullah wafat, persaudaraan ini tetap terpelihara. Sekaligus terpelihara pula warisan Rasulullah yang berupa Alquran, hadits, juga sistem kepemimpinan. Dengan modal inilah Umar bin Khattab nantinya berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Bangsa Romawi.
Hari ini pun, bukan sesuatu yang mustahil. Jika kaum muslimin mengambil kembali warisan Rasulullah untuk diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali dalam hal kepemimpinan, niscaya dunia Islam akan bangkit. Israel akan terusir dan terhina dengan bersatunya kekuatan yang selama ini terpisah.
Sistem kepemimpinan warisan Rasulullah, yakni Khilafah Islamiah harus diperjuangkan oleh kaum muslimin. Karena hanya dengan tegaknya Khilafah fungsi negara sebagai Junnah (pelindung) dapat terwujud. Dengan Khilafah kaum muslimin Palestina yang saat tertindas dan terjajah dapat terselamatkan. Israel laknatullah tak boleh dibiarkan merajalela. Eksistensi mereka harus dilawan dengan tegaknya Khilafah.
Via
Opini
Posting Komentar