Opini
Al-Quran Pengawal Hakiki untuk Generasi Tangguh Berprestasi
Oleh: Ai Nurjanah
(Penulis dan Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Sedemikian rumitnya problematika generasi di zaman sekarang. Mereka terlibat dalam berbagai kenakalan, perilaku kriminal, hingga rapuhnya mental.
Seperti peristiwa di bekasi, tepatnya di Mall Metropolitan pada Selasa (22-10-2024), aksi bunuh diri yang dilakukan remaja membuat geger. Belum diketahui motif remaja yang bunuh diri ini namun terdapat secarik kertas di sakunya yang bertuliskan "Aku juga ingin bahagia dan memiliki kehidupan normal, dunia itu indah, tapi tidak dengan duniaku” (Kompas.com, 24-10-2024).
Kejadian bunuh diri pada remaja nyatanya tidak hanya terjadi kali ini saja. Di Jabodetabek kejadian bunuh diri ini sudah berulang kali terjadi. Seperti peristiwa di stasiun kereta Lemah Abang, Cikarang Utara Kabupaten Bekasi pada Selasa (27-08-2024), yang dilakukan oleh remaja yang berinisial NP (14 tahun).
Sangat terasa bahwa problematika yang dihadapi remaja saat ini sangatlah rumit. Generasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih harusnya menjadi cambuk untuk menghasilkan karya terbaik mereka. Namun kenyataannya justru mental mereka cenderung lemah.
Dilansir dari sumber yang sama, fenomena FOMO (Fear Of Missing Generasi) disebutkan menjadi salah satu dari sekian jawaban mengapa mental generasi zaman sekarang sangatlah payah. FOMO adalah rasa khawatir atau rasa takut tertinggal oleh aktivitas tren tertentu yang sedang viral, yang mengakibatkan seorang remaja merasa tidak percaya diri jika bersama teman-temannya. Sehingga banyak yang menjadikan pilihan bunuh diri sebagai inspirasi.
Selain itu penggunaan teknologi secara berlebihan juga menjadi salah satu alasan betapa lemahnya mental generasi. Berdasarkan data dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survei (I - NAMHS) usia remaja 10-17 tahun tengah menghadapi masalah kesehatan mental, ini berarti setara dengan 15.5 juta remaja. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi sekitar 2.45 juta remaja terdiagnosa gangguan mental (Times Indonesia.com, 17-10-2024).
Sementara itu, media Jawa Pos, Radar Jogja (23-10-2024) menyebutkan bahwa 9.9 juta generasi z di Indonesia mengalami pengangguran. Yang ini berarti sekitar 22.25 persen dari total penduduk usia 15-24 tahun belum memiliki sebuah pekerjaan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi diantaranya adalah terdapat adanya kesenjangan dalam keterampilan pada diri remaja itu sendiri, biaya pendidikan yang terhitung sangat mahal membuat generasi memutuskan untuk tidak meneruskan pendidikannya, adanya perubahan dari bidang teknologi dan ekonomi, serta adanya dampak dari pengangguran yang struktural yakni masalah kesehatan mental dan hilangnya potensi generasi yang produktif.
Dari sekian faktor kerusakan mental yang terjadi pada diri remaja, akidah yang rapuh adalah akar permasalahannya. Remaja seolah tidak mengetahui tujuan hidup dan apa yang harus dilakukan untuk meraihnya. Apakah keadaan ini bisa kita perbaiki? Maka jangan bilang tidak bisa. Islam tentunya mempunyai pelipur dari segala permasalahan duniawi dari segala aspek.
1400 tahun yang lalu, mungkin keadaan dunia kerusakannya lebih dari sekarang. Dimana manusia benar-benar berada di titik jahiliyah yang amat sangat parah. Dari sini lah kemudian Nabi Muhammad saw. naik ke Gua Hiro dalam keadaan gelisah karena keadaan umat pada saat itu yang benar-benar berada pada puncak kerusakan.
Pada dasarnya, dunia ini hanyalah seperti setitik debu, jika tidak ada lagi jalan keluar di dunia ini maka tentunya jalan keluarnya ada di langit. Dan pada akhirnya Allah menurunkan wahyu pertama waktu itu kepada Nabi Muhammad saw. yaitu "IQRA" (bacalah).
Allah Swt. berfirman :
"Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri. Yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah, meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata" (TQS: Al Jumuah: 2).
Bisa kita lihat, bahwa generasi yang disebut gen z begitu sangat lemah, jadi tidak heran di analogikan sebagai generasi strawberi. Karena memang hanya mempercantik tampilan luar saja, sedangkan iman dan mental mereka lemah.
Sama halnya dengan keadaan masyarakat jahiliah pada zaman Rasulallah saw. Al-Quran sejatinya bukan hanya sekedar Mukjizat Nabi Muhammad, namun Al-Quran inilah yang mampu mengubah seseorang menjadi pemimpin yang mampu menciptakan peradaban baru. Dan Rasul sudah membuktikannya kala itu, dimana ayat-ayat Al Quran mampu menguatkan keyakinan mereka terhadap Allah dan mampu menguatkan iman saat di dera oleh kaum kafir Quraisy.
Rasulallah saw. adalah salah satu tokoh berpengaruh di dunia. Bukan hanya dalam bidang agama saja, namun juga memcangkup politik, sosial, ekonomi dan masih banyak lagi. Dakwah satu-satunya yang ia pegang adalah melalui wahyu Allah Swt. yang kemudian di abadikan dalam Al-Quran. Dan Al-Quran menjadi salah satu mukjizat yang Allah jaga langsung kemurniannya. Kekuatan umat Islam itu terdapat dari bagaimana kita sebagai muslim memperlakukan Al-Quran. Jika kita menggenggam erat Al-Quran dan meneladaninya maka kekuatan Islam akan bangkit. Namum jika kita sudah melepaskan Al-Quran jangan heran jika pemikiran kita sudah mulai terpapar oleh pemikiran yang kacau.
Oleh karena itu, untuk menciptakan remaja yang tangguh dan berprestasi, maka harus terlebih dahulu membentuk mereka agar mencintai agamanya dan mempelajari agamanya secara kaffah. Mengebalikan remaja untuk kembali mengikuti pentunjuk Allah dan menerapkan syariat Islam dalam ketaatan memang tidak mudah. Namun yakinlah pasti bisa. Karena kebanaran dan kekuatan Al-Quran mampu mencetak generasi yang bukan hanya cerdas namun Al-Quran adalah pengawal hakiki untuk mencetak generasi tangguh berprestasi.
Via
Opini
Posting Komentar