Opini
Dalam Demokrasi, Apakah Rakyat Dapat Bertindak?
Oleh: Keyra Princy
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Pelantikan Presiden ke-8 Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024 lalu menjadi perbincangan hangat di seluruh negeri. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden, dinilai sebagai pasangan yang serasi karena perbedaan generasi yang mereka miliki. Dengan semangat dan tekad yang saling melengkapi, mereka membawa janji perubahan untuk bangsa Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri bagi masyarakat menyambut pemimpin baru dengan visi Indonesia Maju dan Indonesia Emas.
Dikutip dari Kompas.com (20-10-2024), dalam pidato perdananya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan: "Sejak dahulu, pendiri bangsa kita menginginkan Indonesia menjadi negara demokratis, di mana kedaulatan rakyat dijunjung tinggi melalui Pancasila. Kerakyatan menjadi sendi utama dari lima sila yang kita junjung tinggi. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kita menginginkan demokrasi yang khas Indonesia, yang mencerminkan sejarah dan budaya kita sendiri. Demokrasi kita harus demokrasi yang santun; koreksi tanpa caci maki, bertarung tanpa kebencian, dan berlomba tanpa curang. Demokrasi yang menolak kekerasan, adu domba, dan hasutan. Hanya dengan persatuan dan kerjasama kita bisa mencapai cita-cita para leluhur kita untuk mewujudkan negeri yang makmur, aman, dan damai—negeri baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Kita ingin melihat rakyat tersenyum bahagia, dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang tercukupi. Kita harus ingat bahwa kekuasaan berasal dari rakyat, dan kedaulatan adalah milik rakyat."
Sebagai sistem yang dipilih oleh negara, demokrasi diharapkan dapat menjunjung tinggi aspirasi rakyat. Dengan prinsip "dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat," Indonesia menerapkan demokrasi di mana pemimpin berganti setiap lima tahun. Pergantian presiden ke-8 dengan semangat baru diharapkan bisa memberikan arah perubahan yang nyata. Namun, meskipun beberapa kali pergantian pemimpin terjadi, perubahan yang dijanjikan belum tampak signifikan. Justru janji-janji tersebut sering kali berakhir tanpa hasil nyata bagi masyarakat.
Keberhasilan suatu negara tidak semata-mata tergantung pada satu individu atau pemimpin, melainkan juga sistem yang diterapkannya. Selama Indonesia tetap menggunakan sistem demokrasi, realisasi janji-janji untuk kemajuan bangsa bisa saja tidak tercapai sepenuhnya. Jika ada kemajuan, seringkali ada harga yang harus dibayar, seperti peningkatan pajak, inflasi, dan bertambahnya angka kemiskinan. Indonesia Emas mungkin sulit terwujud tanpa pemimpin dan sistem yang selaras untuk mencapai kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.
Dalam perspektif lain, Islam menawarkan solusi alternatif. Negara dengan sistem Islam diyakini akan berlandaskan pada nilai-nilai yang benar. Sistem Islam dianggap sebagai sistem yang menyeluruh, dengan kedaulatan yang berada di tangan Sang Pencipta, yang memahami segala aspek ciptaan-Nya. Penerapan sistem Islam dalam kehidupan bernegara diyakini dapat membawa keberkahan bagi setiap individu, masyarakat, dan negara. Namun, penerapan sistem ini memerlukan dukungan negara, bukan hanya sekadar usaha individu atau masyarakat.
Dalam sistem Islam, pemimpin disebut sebagai Khalifah, yang diangkat dengan memenuhi tujuh syarat In’iqad: muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, dan mampu menjalankan tugas kekhalifahan. Pemilihan pemimpin tidak sembarangan karena tanggung jawabnya besar: untuk melayani rakyat dan mempertanggungjawabkan amanahnya di Yaumul Hisab, apakah ia benar-benar menerapkan peraturan Islam atau tidak.
Khalifah juga berperan sebagai pelindung masyarakat sebagai raa’in dan junnah. Sistem ini bertujuan agar tidak ada masyarakat yang terzalimi atau kesenjangan sosial antara kaya dan miskin. Dalam mekanisme Islam, harapan kemajuan yang dijanjikan bisa tercapai tanpa terkecuali. Di Indonesia, satu-satunya hal yang belum diterapkan adalah sistem Islam. Demokrasi, yang saat ini menjadi fondasi, dianggap sebagai penghalang menuju Indonesia Maju. Maka, bagi masyarakat yang merindukan kemajuan sejati, perjuangan untuk menerapkan sistem Islam perlu diupayakan. Hanya dengan sistem ini, diharapkan bisa tercipta masyarakat yang sejahtera dan adil. Waallahu a’lam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar