Sastra
Kembalinya Cahaya
Oleh: Zulaikhah Ummu Hamzah
TanahRibathMedia.Com—Pagi begitu cerah, mentari mengintip malu-malu bak perawan dalam pingitan.
Tapi, hangat sinarnya menelusup menyapa seluruh penduduk bumi.
Bait-bait rindu berlabuh pada candu sang kekasih yang sekian lama dinanti, sebuah harapan yang memeluk dunia dan seisinya dengan cahaya.
Kegelapan enyah, berganti sinar peradaban nan cemerlang.
Asa menari-nari menyambut masa depan penuh harapan.
Ya, dia akan datang.
Menyeka peluh yang membanjir dengan penuh kasih.
Menghilangkan dahaga si papa, memberi makan para duafa.
Ini bukanlah bunga tidur semata,
tetapi ini adalah janji yang pasti dari Ilahi Robbi.
Yang terpatri dalam sabda Nabi terkasih, bahwa nanti akan terbit cahaya yang sinarnya akan menerangi seluruh dunia dan isinya.
Cahaya itu adalah Islam yang merahmati semesta
Memang benar harapan itu akan menjadi energi bagi manusia,
mengusir takut dan gulana yang ada
Menaungi setiap jiwa yang rindu pertemuan dengan Sang Pencipta dengan suasana takwa yang dijaminkan atasnya.
Membuang sampah pemikiran isme yang bercokol dalam benak milenial,
pun pada setiap yg berada dalam tatanan dunia.
Berdamai adalah istilah yang menyihir,
menyembunyikan maksud jahat yang sebenarnya.
Berdampingan dengan virus menjadi jalan utama kembali untuk membangkitkan isme yang hampir saja kolaps dan terjungkal di kancah ekonomi dunia.
Duhai...
Angin yang bertiup seakan menyampaikan pesan bahwa hidup ini terasa sangat indah dan bahagia, jika dalam rengkuhan Sang Rahman.
Dan simpul inilah yang akan mengikat kedamaian dengan penuh cinta,
yang darinya lah keluar aturan-aturan dalam dalam segala lini kehidupan.
Pendidikan, ekonomi, sosial politik dan budaya tak terlepas dari simpul ini.
Semua ini akan menjadi layaknya irama dalam orkestra.
Saling melengkapi satu dengan yang lainnya dengan menjaga simponi fitrah kehidupan.
Walau kini mendung masih menggelayuti malam-malam yang panjang.
Dan seperti dikabarkan baginda
bahwa potongan-potongan malam itu kini menjadi fitnah yang mengerikan.
Dia menjelma seperi malaikat pencabut nyawa.
Fitnah yang ternampak dalam kejeniusan pemikiran manusia berupa sistem kehidupan yang di klaim sebagai sebaik aturan,
melalui sebuah kompromi akan kebatilan
yang kemudian menggerogoti kebaikan dan kebenaran, menjungkir balikkan dan menjadi ajang permainan.
Dan sampailah masa di titik pandemi ini, merobek dan mencabik kesombongan dan keangkuhan. kekuatan kebatilan dan kekufuran akan menemui kehancurannya,
dan itu tak lama lagi.
Dan begitulah masa kajayaan dan kekalahan akan dipergilirkan di antara manusia.
Demikian pula kekuasaan tirani akan digantikan oleh kekuatan dan kekuasaan Islam dengan syariatnya
Via
Sastra
Posting Komentar