Opini
Kriminalisasi Guru Semakin Marak, Inilah Buah Pahit Pendidikan dalam Sistem Kapitalisme
Oleh: Widdiya Permata Sari
(Komunitas Muslimah Perindu Syurga)
TanahRibathMedia.Com—Menjadi seorang guru merupakan pilihan profesi yang begitu mulia dikarenakan perannya yang begitu strategis untuk mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Namun sangat disayangkan profesi tersebut tidak menjamin kehidupan dari guru untuk hidup nyaman dan sejahtera, justru malah kebalikannya menjadi seorang guru di negeri ini harus siap dengan segala risiko dan potensi dikriminalisasi.
Seperti yang di alami oleh Ibu Supriyani beliau adalah seorang guru honorer di SDN 04 Baito Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, beliau harus merasakan dinginnya jeruji besi dikarenakan dituduh memukul siswanya yang merupakan anak dari seorang anggota kepolisian.
Tidak hanya ditahan saja, namun Ibu Supriyani juga mengalami pemerasan oleh oknum anggota kepolisian maupun oknum kejaksaan. Sebuah resiko yang tidak sebanding dengan apa yang sudah dikorbankan oleh Ibu Supriyani sebagai pendidik (www.metrotvnewe.com, 01-11-2024).
Selain dikriminalisasi yang dialami oleh Ibu Supriyani ternyata masih banyak guru lainnya yang menjadi korban kekerasan, seperti yang dirasakan oleh seorang guru olahraga di SMAN 7 Rejang Lebong bernama Zahraman dia dianiaya oleh salah satu orang tua siswa dengan cara di ketapel hingga hampir buta, beliau mendapatkan penganiayaan dari orang tua siswa yang beliau tegur dikarenakan ketahuan merokok di sekolah saat jam pelajaran berlangsung. Orang tua murid tersebut datang kesekolah dan mengetapel korban hingga korban mengalami buta permanen (www.metrotvnewe.com, 01-11-2024).
Kriminalisasi juga telah dirasakan oleh seorang guru qgama yang bernama Pak Akbar yang merupakan guru agama di SMKN 1 Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pak Akbar dilaporkan oleh orang tua siswa hanya karena beliau menghukum siswa tersebut karena tidak mau shalat, tidak hanya dilaporkan ke polisi guru agama tersebut juga dituntuk sebesar 50 juta oleh orang tua siswa tersebut karena mereka tidak terima anaknya dihukum (liputan6.com, 09-10-2023).
Sebuah kriminalisasi terhadap seorang guru merupakan malapetaka dari peradaban, pasalnya adab terhadap guru yang merupakan salah satu kunci keberkahan Ilmu, maka ketika terjadi sebuah kriminalisasi terhadap guru maka adab terhadap guru sudah hilang dari benak seorang generasi, hilangnya sebuah adab terhadap guru akan menjadi bencana bagi seorang generasi.
Ketika adab terhadap guru hilang maka generasi akan hidup dalam sebuah kegelapan tanpa ilmu. Namun disayangkan bencana yang mengerikan seperti ini seolah-olah tidak dibendung, sehingga kriminalisasi terhadap guru terus berulang.
Semua fakta tersebut menjadi bukti dari kegagalan sistem pendieikan yang diterapkan saat ini dikarenakan pendidikan saat ini telah dipengaruhi oleh ideologi kapitalisme yang dimana ideologi tersebut berorientasi pada kepuasan materi yang berdiri diatas akidah sekularisme yang di mana sebuah paham yang memisahkan sebuah agama dari kehidupan.
Pemisahan tersebut niscaya akan menghasilkan sebuah bencana kehidupan dikarenakan manusia dijauhkan dari fitrah sebagai hamba Allah, tetapi manusia terus diarahkan untuk mengikuti aturan yang dibuat oleh sesama. Dampak dari penerapan ideologi ini sebuah lembaga pendidikan jelas hanya mengajarkan sebuah agama sebagai ilmu bukan menjadi tsaqafah yang berpengaruh terhadap kehidupan.
Sangat miris sekali ketika pelajaran agama makin terkikis apalagi saat ini ditambah lagi moderasi beragama makin membutakan terhadap generasi dari sebuah hakikat Islam sebagai sistem kehidupan.
Inilah bukti nyata dari menguatnya sebuah paradigma sekulerisme kapitalisme termasuk dalam dunia pendidikan membuat generasi melakukan perbuatan amoral bahkan hilangya rasa ta'dzim atau penghormatan terhadap guru, padahal sangat jelas bahwa penghormatan terhadap guru merupakan bagian dari hukum syariat yang jelas-jelas harus dijalani didunia dan kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Sangat disayangkan sekali pemikiran seperti itu dibenak generasi telah hilang justru pemikiran serta perasaan yang semakin terbentuk pada diri generasi ialah egoisme pribadi. Sehingga wajar ketika sebuah nasihat dari seorang guru tidak dianggap sebagai bentuk dari kasih sayang namun akan dianggao sebagai omongan yang menganggu privasi. Namun sangat disayangkan ketika para pelaku kriminal justru malah kebal terhadap sebuah hukum. Dari sini sudah terlihat jelas kenestapaan guru sebagai seorang pendidik akibat dari penerapan sebuah sistem ideologi kapitalisme.
Semua ini sangat berbeda jauh dengan sistem pendidikan yang dipengaruhi oleh ideologi shahih yakni Islam yang dimana ideologi Islam tersebut berdiri di atas aqidah aqliyah shahih yang di mana menyakini bahwa manusia hanyalah hamba yang wajib terikat dengan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga dari keyakinan ini akan membawa keridhaan manusia untuk mengatur hidup dengan hukum-hukum Allah.
Pengaitan dari akidah islam dengan sistem pendidikan Islam justru akan menghasilkan generasi yang berkepribadian Islam nan mulia. Bahkan tentu saja tidak akan adanya yang melakukan kriminalisasi terhadap guru karena meraka memahami rasa ta'dzim yaitu hormat terhadap guru merupakan salah satu faktor dari keberkahan ilmu.
Via
Opini
Posting Komentar