Opini
Marak Kriminalisasi Guru, Bukti Lemahnya Perlindungan Negara dalam Sistem Kapitalis
Oleh: Ratna Kurniawati, SAB.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Guru merupakan sosok penting yakni pahlawan tanpa tanda jasa. Berkat guru sebagai sosok pendidik yang mulia yang menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas. Dalam Islam sosok guru merupakan sosok yang mulia dan harus dihargai dan disejahterakan.
Sayangnya, saat ini profesi sebagai guru dianggap sebelah mata dan tidak dihargai. Beban sebagai seorang guru saat ini sangatlah berat apalagi dengan banyaknya kenakalan remaja. Belum lagi kriminalisasi terhadap guru makin marak. Seperti contohnya kasus Supriyani di Konawe, Sulawesi Tenggara yang mendapat tuduhan penganiayaan terhadap muridnya padahal tuduhan tersebut tidak terbukti. Kurikulum pendidikan pada sistem kapitalis makin menjauhkan dari agama sehingga memberikan dampak yang luar biasa seperti terjadinya kenakalan pelajar, perundungan, tawuran antar pelajar yang menjadikan pelajar semakin sulit untuk dikendalikan.
Kriminalisasi terhadap guru sering terjadi di negeri ini. Sosok seorang guru yang bertindak sebagai penengah atau hakim apabila terjadi perselisihan siswanya dan pemberi sanksi manakala terjadi pelanggaran tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Ketegasan seorang guru sebagai pendidik disalahartikan tindak kekerasan dan dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Tugas guru dalam sistem kapitalis semakin berat karena permasalahan dalam dunia pendidikan yang tak kunjung usai. Kualitas generasi semakin buruk dan makin jauh dari pemahaman Islam. Peran keluarga tidak berfungsi dengan baik karena kedua orang tua sibuk mencari nafkah karena tuntutan kebutuhan ekonomi. Keluarga yang seharusnya menjadi benteng utama dalam pola asuh guna membentuk karakter anak tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Generasi muda menjadi kehilangan jati diri mereka apalagi gempuran arus teknologi yang semakin canggih sehingga akses informasi mudah yang rawan bila mereka ikutan tontonan yang tidak layak ditiru.
Sistem kapitalis yang menjadikan kebebasan tanpa batas sebagai landasannya menjadikan generasi yang sulit dikendalikan dan sulit dipahamkan pada aqidah Islam. Dampak buruk kepribadian generasi saat ini dirasakan langsung oleh guru. Guru menjadi ragu ketika akan menegur dan menasehati muridnya karena apabila tidak terima akan di laporkan polisi hingga berujung ke meja persidangan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi, tujuan terhadap pendidikan anak antara orang tua, guru, dan masyarakat sehingga ada gesekan-gesekan dari berbagai pihak.
Beginilah potret dari hasil penerapan sistem kapitalis peran guru seolah tidak dihargai, dimuliakan karena kurangnya adab terhadap guru padahal seorang guru sangatlah berjasa dalam mendidik anaknya. Sistem pendidikan dalam kapitalis hanya berorientasi pada duniawi tanpa berpikir terhadap adab dan kualitas generasi sehingga banyak terjadi tawuran dan kenakalan remaja.
Hal ini berbeda dengan sistem Islam yang sangat memuliakan sosok guru. Negara menjamin gaji guru dengan sistem yang terbaik karena peran guru sebagai penggerak utama dalam melahirkan generasi yang akan melanjutkan estafet kejayaan Islam. Sejarah mencatat pada masa kejayaan Shalahuddin Al Ayyubi upah yang diterima seorang guru sangatlah besar yaitu 11-40 dinar atau senilai 42 juta-153 juta perbulan jika di rupiahkan.
Peran negara dalam sistem Islam memahamkan semua pihak terhadap sistem pendidikan Islam sehingga tercipta sinergi semua pihak sehingga tujuan pendidikan berbasis aqidah Islam dapat tercapai. Apabila sudah ada sinergi dari semua pihak peran guru menjadi optimal dan tenang dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik siswa.
Wallahualam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar