Opini
Menegakkan Khilafah Islam, Solusi Menghentikan Zionis Yahudi
Oleh: Leni
[Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok (KMM)]
TanahRibathMedia.Com—Hingga hari ini Zionis Yahudi masih terus melanjutkan serangannya kepada warga Palestina, bahkan makin membabi buta. Serangan kali ini yang terparah. Tidak hanya nyawa, serangan darat dan udara yang diluncurkan Zionis Yahudi telah menghancurkan rumah-rumah warga juga fasilitas umum seperti, sekolah, rumah sakit, insfrastruktur, termasuk tempat ibadah, semua rata menyatu dengan tanah dan darah para syuhada.
Saat ini, hampir seluruh warga Palestina tinggal di pengungsian penuh dengan penderitaan, karena akibat serangan Zionis, terjadi krisis makanan dan air bersih sehingga banyak yang mengalami kelaparan akut khususnya anak-anak. Belum lagi, Zionis melakukan pemutusan aliran listrik, memblokir pengiriman bahan bakar, ditambah dengan minimnya obat-obatan dan tenaga medis membuat para korban yang terluka hanya menerima penanganan dan pengobatan seadanya, hal ini mengakibatkan tidak sedikit dari mereka yang tidak sanggup bertahan dan harus kehilangan nyawa.
Tidak cukup sampai di situ, Zionis Yahudi makin menunjukkan kebrutalannya dengan mengebom tenda para pengungsi yang berada di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, yang memicu kebakaran besar dan membakar sekitar 30 tenda pengungsi. Beredar di media sosial foto dan video warga Palestina yang terbakar hidup-hidup akibat terjebak oleh kobaran api. Sementara itu, pejabat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa mengatakan kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA, setidaknya terdapat empat orang warga Palestina meninggal dan 40 lainnya cedera dalam serangan Israel tersebut (antaranews.com, 14-10-2024).
Dikutip dari Anadolu Ajansi (22-10-2024), menteri kesehatan Palestina mengatakan serangan gencar Israel di jalur Gaza menewaskan setidaknya 115 warga Palestina, sehingga menambah jumlah keseluruhan korban tewas sejak serangan Badai Al-Aqsha menjadi 42.718 jiwa, dan sekitar 100.282 orang lainnya terluka.
Ditambah mayat warga Palestina yang masih tertimbun reruntuhan bangunan karena sulitnya evakuasi akibat alat berat yang ada telah ikut di hancurkan oleh tentara Israel, begitu pun nasib warga Palestina yang diculik dan dipenjara oleh pihak Israel tidak diketahui bagaimana kabar dan keadaannya, betapa kekejaman Israel di luar batas kemanusiaan.
Sungguh sangat kecewa, peran PBB yang digadang-gadang sebagai penjaga perdamaian dan keamanan dunia ternyata mandul di hadapan Zionis Yahudi, tidak ada satu pun sanksi yang mampu menghentikan kebrutalannya meski pengadilan internasional dengan jelas menyatakan bahwa perbuatan Israel terhadap warga Palestina melanggar hukum internasional. Sementara itu, sikap para pemimpin dunia khususnya negeri-negeri Muslim pun tidak jauh berbeda, hanya menyatakan kecaman yang itu tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kebiadaban Zionis Yahudi pada warga Palestina, itu pun hanya dilakukan oleh sebagian negara saja.
Hal itu terjadi karena sekat nasionalisme yang telah menciptakan batas-batas semu di antara umat Muslim di berbagai belahan dunia, sehingga hubungan umat Muslim satu dengan yang lainnya tidak lagi seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw, yaitu bagaikan satu tubuh dengan anggota tubuh lainnya yang apabila ada salah satu anggota tubuh terluka maka yang lain pun ikut merasakan sakitnya. Sebaliknya, rasa nasionalisme membuat rasa empati para pemimpin negara Muslim mati, sehingga menganggap urusan Palestina adalah urusan negaranya bukan bagian dari kewajiban mereka.
Selain itu, takut kehilangan kekuasaan dan besarnya kecintaan kepada dunia membuat negara-negara Muslim seolah menganggap penderitaan warga Palestina hanya sebagai tontonan saja, meski mereka memiliki kekuatan dan pasukan tetapi enggan menggunakannya untuk membela dan menolong saudaranya. Mereka memilih aman dan menikmati kenyamanan dengan berjabat tangan mempererat kerja sama dengan Zionis penjajah daripada ikut berperang membela Palestina yang berisiko akan mengeluarkan banyak biaya, mengancam keselamatan nyawa juga kekuasaan negaranya. Ini menunjukkan watak pengecut dan ketundukan mereka terhadap Israel juga sekutunya, membiarkan saudara sesama Muslim dibantai di depan mata, Jelas-jelas ini penghianatan yang sangat nyata.
Sungguh mustahil berharap perdamaian Palestina kepada PBB maupun para pemimpin dunia. Sebab, alih-alih berdiri membela saudara-saudara Muslim di Gaza justru mereka malah menyediakan senjata bagi Zionis Yahudi untuk memerangi dan membunuhi saudara-saudaranya.
Sudah jelas, Palestina butuh solusi hakiki, yaitu cara yang benar mengakhiri penjajahan Zionis Yahudi di atas tanah mereka. Dan tak ada lain yaitu dengan jihad fisabilillah oleh tentara khilafah, ini adalah hukum syara’ yang ditetapkan Allah untuk melenyapkan kezaliman. Maka, untuk mewujudkannya dibutuhkan persatuan dan kekuatan di dalam tubuh umat Islam, yaitu dengan membangun kesadaran pada umat bahwa khilafah bukan ajaran sesat, bukan sesuatu yang menakutkan, Khilafah adalah ajaran Islam.
Khilafah adalah pelindung bagi nyawa, harta, kehormatan dan hak-hak umat Islam maupun non muslim. Hal ini dibuktikan oleh kisah masyhur khalifah Al-Mu’tashim Billah yang mengerahkan puluhan ribu pasukannya untuk membela seorang budak muslimah yang dilecehkan oleh sekelompok orang Romawi, yaitu mengaitkan kain budak muslimah tersebut pada paku, sehingga saat ia berdiri tersingkaplah sebagian auratnya.
Maka, sudah bisa dibayangkan bagaimana khilafah dan kekuatan pasukakannya dengan hukum-hukum yang Allah tetapkan akan memberikan perlindungan juga keadilan pada setiap darah warga Palestina yang tertumpah, membayar harga nyawa saudara-saudara kita di Palestina yang setiap hari berguguran oleh kebiadaban Zionis Yahudi, tangisan anak-anak meminta makan karena kelaparan, kehormatan para wanita Muslimah yang dilecehkan oleh Zionis laknatullah.
Sedangkan jihad fisabilillah di dalam pandangan Islam adalah aktivitas yang sangat mulia bernilai tinggi di hadapan Allah, Jihad bukan kejahatan atau kezaliman apalagi gerakan terorisme seperti narasi yang beredar saat ini. Sebaliknya, jihad adalah pembebasan, untuk menegakkan keadilan, melindungi kaum lemah dan tertindas, serta untuk menegakkan syari’at Allah agar dilaksanakan oleh seluruh manusia supaya menjadi rahmat bagi seluruh alam (bisa dilihat dalam Al-Qur’an Surah an-Nisa ayat 74-76).
Tentunya sebagai umat Islam kita tidak boleh diam melihat kebiadaban Zionis penjajah yang saat ini terjadi di Palestina, umat Islam harus menampakkan kepeduliannya dengan memberikan bantuan, do’a, juga opini yang benar tentang Palestina di tengah-tengah umat. Membela Palestina adalah aktivitas yang bernilai pahala karena bagian dari perintah agama. Umat Islam juga harus terus berdakwah dengan istiqamah bagi tegaknya kembali kehidupan Islam yang akan menerapkan syari’at Islam kaffah di dalam naungan Khilafah Islam yang akan menyatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia dalam satu kekuatan yang akan melindungi dan membebaskan negeri-negeri Muslim termasuk Palestina dari penjajah.
Via
Opini
Posting Komentar