Opini
Persatuan Umat Islam Seluruh Dunia, Solusi Total Genosida Palestina
Oleh: Alfaqir Nuuihya
(Ibu Pemerhati Umat)
TanahRibathMedia.Com—Setahun telah berlalu, tetapi serangan brutal yang dilakukan Israel atas negeri Palestina masih terus berlangsung hingga saat ini. Tidak hanya di Gaza, pelajar di Tepi Barat pun menjadi sasaran Zionis.
Kementerian Pendidikan Palestina menyatakan bahwa pembunuhan terhadap anak usia pelajar di Gaza berjumlah 11.057 jiwa dan 16.897 lainnya mengalami luka-luka. Sementara di Tepi Barat, korban tewas usia pelajar berjumlah 79 siswa dan 35 mahasiswa.
Selain menyasar pelajar, serangan ini juga menjadikan staf pengajar sebagai target pembunuhan di Gaza dan Tepi Barat. Begitu pun infrastruktur pendidikan banyak mengalami kehancuran.
Sarana prasarana sekolah yang selama ini dijadikan tempat pengungsian, nyatanya tak luput dijadikan sasaran amukan Israel. Dikutip dari detik.com (1-11-2024). Sehingga genosida yang menyasar anak-anak ini dipastikan merenggut hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Padahal sudah sangat jelas, jika kita merujuk terhadap aturan perang yang sudah dicetuskan oleh PBB itu sendiri, tentang peperangan, dalam konvensi Jenewa 1949. Terkandung larangan untuk menargetkan anak-anak sebagai korban peperangan.
Bahkan bangunan sekolah pun dilarang untuk dijadikan target. Namun, kembali lagi yang harus dijadikan refleksi oleh umat Islam, "Apa yang bisa diharapkan dari organisasi kafir Barat?"
Tidak adanya penyelesaian konflik di Palestina adalah bukti bahwa politik internasional yang mereka ciptakan dan mereka kendalikan adalah omong kosong belaka. Tidak akan pernah mampu menghentikan kebiadaban zionis karena justru mereka pun turut andil dalam memuluskan kebiadaban zionis itu sendiri.
Fakta ini memperlihatkan kebodohan pemimpin umat Islam di seluruh belahan dunia, yang mengharapkan kemerdekaan Palestina kepada PBB. Para penguasa Islam terutama negara-negara Arab, yang memperlihatkan simpati palsu, bahkan menyodorkan solusi dua negara.
Kondisi tersebut secara tidak langsung mengakui keberadaan entitas Zionis. Gembar-gembor memberikan bantuan kemanusiaan adalah bukti nyata bahwa mereka tidak mampu memberikan bantuan secara nyata terhadap tanah al-Quds ini.
Saat ini, ketika Amerika dan antek-anteknya bahu-membahu membantu Zionis dalam memuluskan serangan ke Palestina. Penguasa-penguasa Arab justru berpangku tangan, bersikap seakan-akan buta, dan tidak memiliki perasaan akan penindasan yang dialami saudaranya di tanah al-Quds.
Betapa jelas di depan mata, ketika kafir penjajah memasok persenjataan pun, negara Arab yang adidaya itu justru enggan mengirimkan bantuan berupa militer untuk kemerdekaan Palestina. Ketidakpedulian yang benar-benar disengaja menyakiti dan mengabaikan.
Seharusnya, dari fenomena yang dialami oleh saudara kita di Palestina menjadi cermin bahwa kita sebagai umat Islam, khususnya para penguasa Islam, harus menyadari bahwa bertebarannya militer muslim di dunia ini sama sekali tidak menggetarkan nyali para kaum penjajah. Mereka tahu bahwa militer muslim tidak akan melawan entitas zionis di bawah para penguasa saat ini.
Hempaskan Nasionalisme
Lebih-lebih yang harus dipahami adalah bahwa nyatanya sekat nasionalisme telah benar-benar memecahkan persaudaraan kita sebagai umat Islam. Negara-negara muslim terpecah karena mempertahankan wilayahnya masing-masing, merasa jemawa akan sekat setiap letak geografis negara mereka.
Kaum muslim di seluruh dunia terpecah belah dan hanya terfokus pada permasalahan negara mereka sendiri. Enggan mengurusi permasalahan saudara seiman.
Sikap nasionalisme atau ikatan ashabiyah adalah ikatan yang sangat dilarang oleh Rasulullah saw. Betul, mencintai tanah kelahiran adalah suatu hal yang fitrah. Namun, bukan berarti dijadikan alasan untuk memusuhi saudara kita yang sudah jelas satu akidah.
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis ini telah gamblang menjelaskan bahwa ketika saudara kita tengah berada di dalam penindasan maka kita sebagai muslim sudah sepatutnya merasakan apa yang mereka alami. Tak hanya merasakan, tetapi harus ada bukti nyata bahwa kita bahu-membahu membantu mereka agar terlepas dari cengkeraman Zionis.
Islam, Solusi Terbaik
Sebagai umat Islam sudah selayaknya kita menggagas sendiri bentuk usaha apa yang seharusnya dilakukan untuk memerdekakan Palestina, tanpa harus berkompromi dengan para penjajah Barat. Bahkan sungguh jelas sabda Rasulullah saw. tentang keharaman kita mencari bantuan terhadap orang kafir atau bahkan mengikuti solusi yang disodorkan oleh penjajah itu sendiri.
"Janganlah kalian mencari penerangan dari api kaum musyrik." (HR Bukhari, Ahmad, dan An-Nasa'i).
Sudah saatnya kita sebagai umat Islam bersatu, memecahkan sekat nasionalisme yang nyata telah menghancurkan persaudaraan seakidah kita, bahkan membiarkan Palestina terombang-ambing dalam penindasan yang tidak ada ujungnya.
Dengan persatuan umat Islam yang menjadikan akidah sebagai landasan, justru kekuatan kita akan terbentuk dan dipastikan menjadi momok yang menakutkan bagi para penjajah kafir Barat. Maka, ketika persatuan umat Islam telah terwujud, sangat mudah pula untuk menjadikan Islam sebagai aturan yang diterapkan secara sempurna.
Di bawah naungan sistem Islam, yang sudah pasti menggunakan syariat Islam secara sempurna, akan sangat mudah memobilisasi militer untuk melakukan jihad fi sabilillah dalam memerangi para penjajah barat.
Saat ini, Palestina terjajah secara fisik. Namun hakikatnya mereka yang sebenarnya merdeka, sangat jelas fakta bahwa keimanan mereka tidak akan pernah tergerus meski nyawa menjadi taruhannya. Sebaliknya, kitalah yang perlu dikasihani, tentang bagaimana kadar keimanan kita, yang justru terbelenggu oleh pemikiran para penjajah.
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar