Opini
Predator Anak Makin Marak, Salah Siapa?
Oleh: Wiji Umu Fayyadh
(Aktivis Muslimah Kebumen)
TanahRibathMedia.Com—Maraknya kasus pelecehan anak hingga pembunuhan yang terjadi di kalangan masyarakat, seperti yang terjadi pada gadis kecil dengan inisial CNA usia 7 tahun, telah menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh predator anak (Liputan6.com, 13-11-2024).
Kasus kekerasan yang menimpa anak ini bukanlah kali pertama, tetapi sudah sering terjadi, salah satunya yang menimpa pada gadis malang tersebut. Bermula saat korban pulang sekolah sendiri dengan bersepeda, tetapi karena korban tak kunjung sampai rumah, dan dilakukanlah pencarian oleh keluarga dan pihak sekolah. Pencarian pun membuahkan hasil, sayangnya nasib berkata lain, karena korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Sungguh miris dampak dari aksi predator anak memang meresahkan masyarakat, sehingga perlu adanya penindakan yang lebih tegas lagi. Tentu hal ini perlu campur tangan dari pemerintah dan sinergi dengan lapisan masyarakat dalam menanganinya kasus kriminal tersebut. Tetapi di sistem Kapitalisme, justru para pelaku tindak kekerasan pada anak semakin banyak. Hal ini disebabkan karena dalam penanganannya negara tergolong abai atau setengah-setengah. Membuat pelaku tidak jera, palah justru makin merajalela. Inilah buah dari penerapan sistem Kapitalisme Sekuler, yang menjadikan naluri dan akal manusia hilang. Sehingga manusia cenderung berbuat sesuai dengan hawa nafsunya demi mencapai kepentingan materi belaka.
Berbeda dengan diterapkan sistem Islam, yang mewajibkan negara menjamin keamanan dan perlindungan untuk seluruh individu masyarakat. Islam pun senantiasa melindungi generasi dari ancaman para predator anak. Dengan memberi sanksi atau hukuman yang tegas bagi pelaku kejahatan, untuk memberikan efek jera pada pelaku tindak kejahatan. Dengan segala sanksi yang diberikan, pastinya kasus kejahatan serupa tidak akan terulang lagi di kalangan masyarakat. Maka semua itu perlu diterapkan sistem Islam dengan seperangkat peraturannya yang sempurna secara kaffah dalam kehidupan sehingga terwujud masyarakat yang aman dan sejahtera.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi saw.:
“Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Wallahu'alam bi showab.
Via
Opini
Posting Komentar