Opini
Realitas Gen Z: Mengaktivasi Perannya Hanya dengan Islam
Oleh: Hani Iskandar
(Ibu Pemerhati Ummat)
TanahRibathMedia.Com—Stigma bahwa Gen Z itu lemah, labil, tidak memiliki daya juang, seolah dibenarkan dengan berbagai fakta kerusakan yang terjadi. Banyak di antara mereka stres, frustrasi, dan hilang kendali sehingga mampu melakukan hal-hal yang tidak pernah diprediksi. Tujuan hidup tidak jelas, gaya hidup rusak, ditambah tren FOMO (Fear of Missing Out) menjalar merata pada mayoritas pemuda, kesehatan mental terganggu, kerapuhan jiwa melanda. Sempurnalah nelangsa mereka!
Miris, tetapi itulah faktanya. Gambaran kaum muda yang seharusnya energik, suka tantangan, optimis, memiliki daya juang yang tinggi, kreatif, dan hal-hal. Kini, tidaklah sama, sangat bertolak belakang dengan realitas. Saat kecewa pada keadaan atau tak mampu menghadapi hambatan hidup, Gen Z kini cepat menyerah, bahkan tak jarang di antara mereka lebih memilih mengakhiri hidupnya.
Survei kesehatan Indonesia (2023), mengungkapkan depresi sebagai penyebab utama disabilitas pada remaja, dengan generasi Z (15–24 tahun) tercatat paling rendah dalam mengakses pengobatan. Kondisi ini dapat memicu peningkatan masalah sosial seperti bunuh diri dan penyalahgunaan zat terlarang.
WHO menekankan, bahwa masa remaja merupakan periode krusial dalam pembentukan kebiasaan sosial dan emosional yang mendukung kesehatan mental. Remaja merupakan kelompok berisiko tinggi dalam menghadapi berbagai paparan kesulitan yang merupakan faktor-faktor risiko hidup.
Faktor-faktor risiko tersebut di antaranya tekanan teman sebaya, eksplorasi identitas, pengaruh media sosial, kekerasan, perundungan, pola asuh, serta sosial ekonomi dapat meningkatkan risiko gangguan mental tersebut. (timesindonesia.co.id, 17/10/2024)
Akar Masalah Gen Z dan Pemicunya
Berbagai persoalan yang melanda pemuda, pada dasarnya tidak bisa dikatakan bersumber dari internal pemuda itu sendiri, dalam hal ini mental yang mengalami kerapuhan. Sebab, pada hakikatnya semua manusia diciptakan dengan potensi yang sama sejak dahulu hingga sekarang, fisik, jiwa, dan akal yang sama, tidak ada perbedaan.
Hal yang berkembang hanyalah taraf kehidupan, tantangan zaman yang beragam sejalan dengan arus informasi dan teknologi yang kian canggih juga masif, serta cara penyikapan/respons terhadap masalah dan risiko. Maka, tidak tepat kiranya menyandarkan kelemahan dan kerapuhan Gen Z dengan menisbatkannya pada karakter tertentu yang menjadi fenomena di tengah-tengah masyarakat saat ini. Seolah itu murni merupakan karakter bawaan sejak lahir.
Kita harus melihat secara objektif, apa sebenarnya yang menjadi akar masalah mengapa Gen Z menjadi begitu lemah seperti sekarang? JIka diteliti lebih dalam, banyak sekali faktor pemicu. Orientasi pendidikan yang tidak jelas bahkan tidak merata, lapangan pekerjaan dan ekonomi yang sulit sehingga melahirkan pengangguran yang tak sedikit, arus informasi, budaya, tren yang masuk dan dikonsumsi dengan bebas, gaya hidup serba hedon persis kebarat-baratan, dan lainnya menambah daftar panjang rusaknya Gen Z.
Penerapan sekularisme sebagai asas dalam seluruh sendi kehidupan yakni pandangan yang memisahkan rambu-rambu agama dengan kehidupan. Gen Z terkondisikan oleh sistem saat ini yang diatur bukan oleh agama, tetapi diatur oleh keinginan manusia, sehingga wajar jika standar kehidupannya bukan halal dan haram sesuai ajaran Islam, tetapi hanya sebatas mengejar manfaat dunia yang sementara.
Pemahaman serba boleh, serba bebas menjangkiti pemuda, akibatnya penggunaan narkoba, miras, serta perzinaan adalah hal biasa di tengah impitan ekonomi dan rendahnya taraf pendidikan. Kriminalitas pun tak terlewat, kini mereka sering menjadi korban sekaligus pelaku kejahatan. Na’udzubillah.
Gen Z Menyala dalam Kebaikan
Gen Z bisa menyala, menyala dalam kebaikan. itulah ungkapan optimis yang harus digaungkan, agar pemuda tersadarkan bahwasannya mereka punya potensi besar. Keutamaan serta kesempurnaan fisik, akal, serta semangat seorang manusia, terkumpul pada sosoknya, sehingga potensi luar biasa ini harus mendapat tempat yang tepat dan diarahkan sesuai petunjuk Sang Pemberi potensi yakni Allah Swt..
Begitu banyak pujian Allah Swt. kepada para pemuda, bahkan melebihkan mereka daripada kaum yang tua karena baiknya seorang pemuda, akan berdampak besar bagi perubahan setiap sendi kehidupan. Rasulullah saw bersabda, “Ada tujuh golongan orang beriman yang kelak pada hari kiamat akan mendapat naungan Allah, yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu salah satunya adalah seorang pemuda yang menyibukkan dirinya denagn ibadah.” (HR. Al-Bukhari)
Juga ada nasihat dari seorang ulama terkemuka, yakni Imam Syafi’i rahimahullah. Beliau mengatakan, “Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah ilmu dan ketakwaan. Jika dua hal itu tiada padanya, maka tidak bisa disebut pemuda."
Oleh karenanya, pemuda harus segera diselamatkan karena bagaimana harapan masa depan bisa diserahkan padanya, jika dirinya tidak siap bahkan hancur karena rapuh tergerus sistem.
Profil Pemuda Islam
Islam memaparkan profil pemuda tangguh dan mulia di antaranya:
Pertama, bersyaksiyah Islam. Gen Z hari ini tak jauh berbeda dari pemuda zaman dahulu. Jika dahulu saja, pemuda bisa menjadi pribadi yang saleh dan kharismatik, saat ini pun Gen Z bisa. Dengan mengubah pola pikir dan pola sikapnya sesuai standar Islam.
Kedua, berani membela kebenaran dan berjiwa pemimpin.
Ketiga, mampu memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya demi mendapat rida Allah Swt.
Lalu apa kiranya yang bisa dilakukan Gen Z saat ini agar bisa mencapai profil pemuda sesuai arahan Islam?
Hal yang pertama, Gen Z harus mau menyadari bahwa dirinya adalah manusia ciptaan Allah Swt. yang harus selalu terikat dengan halal dan haram, sehingga dia mampu berhati-hati, memilih mana yang penting dan manfaat baginya, dan yang tidak karena yakin segala perbuatan ada pertanggungjawabannya.
Kedua, selalu menempa diri dengan tsaqafah Islam, tidak gengsi atau alergi dengan kajian Islam. Ia harus semangat dalam mencari ilmu agama.
Ketiga, berteman dengan teman yang saleh, berkumpul dengan circle atau komunitas yang membawa pada kesalehan.
Keempat, aktif dalam dakwah untuk mengubah sistem yang rusak menuju sistem yang diperintahkan Allah Swt. yakni sistem Islam. Dalam hal ini tentu Gen Z dengan segala kreativitasnya pasti akan mampu membuat dakwah menjadi lebih menarik, lebih hidup, terlebih bila memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi saat ini.
Kelima, Gen Z yang saleh tetap bisa gaul. Islam itu tidak pernah menyulitkan dan mempersempit gerak penganutnya. Selama masih dalam batas wajar dan tidak bertentangan dengan hukum syarak, Gen Z tetap bisa beraktivitas sesuai up to date dan kekinian.
Selain hal-hal yang dipaparkan di atas, Islam pun akan menyiapkan support system dalam mengaktivasi peran Gen Z. Yakni dengan menjamin dan mengatur segala kebutuhan Gen Z agar mampu berkarya positif.
Sistem Islam akan menyediakan pendidikan yang bermutu, mengatur perekonomian yang menyejahterakan, mengatur pergaulan, serta mengapresiasi setiap karya dari para pemuda hingga mencapai kemuliaannya, yakni menjadi hamba yang shalih, cerdas, serta bermanfaat bagi umat
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar