Straight News
Awalnya HTS Ingin Menegakkan Khilafah, Tapi...
TanahRibathMedia.Com—Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. menjelaskan kronologi penggulingan rezim Bashar Assad oleh al-Qaeda yang tadinya di tahun 2014, ramai narasi penegakan khilafah, namun di tahun 2024 oleh HTS (Hay'at Tahrir al-Sham) narasi itu senyap.
"Jadi HTS ini, memang niat dari awal bukan mendirikan negara khilafah, sebagaimana kelompok jihad di tahun 2014, yang mereka cita-citakan. Tetapi akhirnya, mereka hanya fokus ingin menumbangkan Assad, dan menyatukan kelompok beberapa fraksi untuk melawan Assad. Jadi cita-citanya bergeser menjadi perubahan nasional," bebernya dalam Diskusi: Revolusi Suriah; Kemenangan Siapa? Pada Selasa (10-12-2024) di kanal YouTube Peradaban Islam ID.
Menurutnya pergeseran tujuan ini dimulai dari Abu Muhammad al-Jaulani yang memisahkan diri dari al-Qaeda, setelah mereka kalah dari Rusia. Awalnya, al-Jaulani merupakan pimpinan dari Jabbah Nusrah atau kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda.
"Saya kira, di tahun 2014 di masa Jabah Nusrah, termasuk kelompok Ahrar al-Syam, dan macam-macam kelompok jihad yang pada waktu itu mengibarkan bendera al-Liwa dan ar-Rayah, dan akan menegakkan khilafah, namun di tahun 2016 terjadi perpecahan di kelompok ini, setelah mereka tersudut dalam serangan-serangan Rusia," ujarnya.
Kemudian, kata Hasbi, Abu Muhammad al-Jaulani membentuk kelompok baru, yang pada akhirnya membentuk HTS dengan perbedaan cara pandang al-Jaulani. Kita akan pahami kenapa al-Jaulani membuka diri terhadap kelompok-kelompok yang didukung oleh Turki, karena niatnya menciptakan Suriah yang lepas dan bebas dari Basar Assad
Selanjutnya ia memaparkan mengenai keinginan al-Qaeda untuk jihad menegakkan khilafah dan keberadaan HTS yang begitu terbuka dengan berbagai kelompok Islam dan moderat.
"Kalau di al Qaeda terjadi serangan langsung terhadap pemerintahan Suriah, jadi Suriah langsung dihancurkan atau kita membangun wilayah dengan menguasai wilayah tertentu dulu. Artinya, al Qaeda pengen Jihad kemudian menegakkan khilafah. Nah, akan tetapi setelah HTS membangun dan menguasai Idlib, al-Jaulani terbuka untuk berkoalisi dengan berbagai kelompok, baik kelompok-kelompok Jihad Islam, atau kelompok-kelompok moderat, bahkan termasuk Free Syrian Army, sudah mau terbuka komunikasi. Bahkan di Idlib pun dalam beberapa laporan, mengatakan bahwa wilayah Idlib itu terbuka dengan bantuan-bantuan kemanusiaan dari luar, termasuk PBB. al-Jaulani dalam konteks HTS melakukan hal yang al-Qaeda tidak mau melakukan," terangnya.
Ustaz Hasbi, sapaan akrabnya juga menilai di beberapa tahun terakhir al-Jaulani membuka diri ke media internasional. Bahkan ketika diwawancarai oleh wartawan Amerika, Martin Smith, menanyakan, mengapa al-Jaulani mau diwawancarai oleh wartawan Amerika yang selama ini enggak mau.
"Lebih lanjut, dalam wawancara itu al-Jaulani mengatakan, saya tidak mau melakukan serangan ke Amerika, saya tidak mau melakukan serangan ke barat, saya hanya ingin fokus menumbangkan rezim Bashar Assad dan mendirikan negara kita," tandasnya.
Ada kutipan yang merekam transformasi al-Jaulani dari bagian kelompok jihad Islam ke bagian moderasi. "Ketika masih di Jabah Nusroh, muncul di depan publik menggunakan sorban, sisi kanannya ada simbol-simbol jihad yang sering dipakai. Kalau sekarang di HTS pakaiannya lebih sederhana tidak lagi ada simbol-simbol jihad," pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Via
Straight News
Posting Komentar