Opini
Banjir Kerap Terjadi, Benarkah karena Curah Hujan Tinggi?
Oleh: Isma Adibah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Jalan putus akibat banjir setinggi 2 meter di Pandeglang, Banten. Banjir oleh luapan sungai Cilemer ini terjadi sejak Senin (2-12-2024). Akibatnya, pemukiman warga terendam air setinggi 1-2,5 meter. Akses jalan menjadi terbatas dan sebanyak 202 warga harus mengungsi di posko darurat (kumparan.com, 5-12-2024).
Bencana serupa juga terjadi di Semarang. Tanggul Sungai Klegung di Dusun Ngendo, Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, jebol pada Selasa (10-12-2024) sekitar pukul 18.30 WIB. Setidaknya 30 rumah terdampak banjir, dan 2 orang mengalami luka-luka (detik.com, 12-12-2024).
Seolah menjadi langganan setiap musim hujan, beberapa daerah di Indonesia selalu banjir. Banyak orang berasumsi bahwa akibat banjir karena curah hujan tinggi. Di samping karena berkurangnya daerah resapan, penebangan pohon sembarangan, atau karena pendangkalan sungai. Kapasitas sungai yang kecil tak mampu menampung curah hujan yang tinggi. Air meluap menyebabkan banjir. Curah hujan yang tinggi kadang sampai mengakibatkan tanggul jebol.
Tingginya curah hujan yang menyebabkan banjir perlu kita pertanyakan. Sebab dengan memikirkan sumber persoalan akan menemukan jawaban sebagai solusi persolan. Pasalnya, di dalam Al Quran, di banyak ayat, Allah menjelaskan bahwa hujan adalah rahmat. Misalnya di surat Asy Syu'ara ayat 28, surat Al A'raf ayat 57, juga di surat Qaaf ayat 9, yang artinya: "Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam."
Jika merujuk pada firman Allah di atas, harusnya hujan itu menguntungkan dan diharap-harapkan. Namun nyatanya, hujan membawa bencana. Lagipula curah hujan yang tinggi tak mampu mengatasi problem air di sebagian daerah yang kekeringan.
Di Surat Al Mulk ayat 3, Allah juga menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan dalam keadaan seimbang, dan sesuai dengan ukurannya (QS. Al Qamar :49). Allah menjadikan curah hujan tinggi bukannya tanpa maksud. Curah hujan yang tinggi sudah sesuai dengan ukuran kebutuhan air yang diperlukan permukaan bumi. Curah hujan tinggi bagi Allah, adalah untuk menjaga keseimbangan alam semesta ciptaan-Nya. Jika hujan membawa bencana, penyebabnya adalah karena keserakahan manusia yang berlindung dalam kepemimpinan sekuler kapitalisme. Atas nama pembangunan mereka merusak alam. Pembangunan yang dilakukan hanya mengedepankan profit materi tanpa mempertimbangkan dampak buruk bagi lingkungan.
Suara orang-orang yang kritis pun dibungkam. Lembaga-lembaga yang dibuat untuk menganalisa pembangunan dan dampaknya, dimandulkan. Sistem kepemimpinan buatan manusia memelihara kesewenang-wenangan dan otoriter. Tak hanya itu, bercokolnya Sistem pemerintahan asing di dunia Islam berdampak kepada terus terpeliharanya kemaksiatan hampir di semua lini kehidupan. Ekonomi riba, pergaulan bebas, freeseks, miras, narkoba, korupsi, jual beli jabatan, dsb. Padahal Rasulullah saw berpesan ribuan tahun yang lalu, "Jika riba dan zina sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan adzab Allah atas diri mereka sendiri". (HR. Hakim)
Jangan sampai negeri ini terus berkubang dalam kemaksiatan sehingga Allah terus mengadzab dengan berbagai bencana dan kesempitan hidup. Sudah saatnya negeri ini muhasabah, tak hanya level individu, tetapi juga masyarakat dan negara. Individu yang lalai, masyarakat yang suka bermaksiat, negara yang meninggalkan Sistem aturan yang diwariskan Rasulullah saw. Dengan muhasabah lalu memperbaiki diri bersama-sama insyaallah keberkahan hidup akan diraih. Rakyat sejahtera, aman sentausa, dijauhkan dari bencana.
Wallahu a'lam bi ash-showab
Via
Opini
Posting Komentar