SP
Di Mana Kita untuk Palestina?
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN 1 Kota Batam)
TanahRibathMedia.Com—Aynal Muslimun? Sudah lebih dari 500 hari genosida terus terjadi. Puing-puing bangunan yang hancur juga makin banyak berjatuhan, dan juga jangan lupakan ribuan korban jiwa yang terus menjadi sasaran atas pembantaian yang terjadi di Palestina.
Namun, hingga kini masih saja ada yang bertanya, untuk apa kita ikut membela Palestina dan memperjuangkan kemerdekaannya? Hei... Belum cukupkah bukti yang ada untuk menyadarkan kita semua bahwa genosida yang terjadi di Palestina itu harus dilawan dan diselesaikan?
Sampai kapan kita akan terus bungkam atas kejadian yang menimpa saudara kita di sana? Apakah sampai semua musnah tak bersisa? Ataukah menunggu hingga seluruh kaum muslimin tewas menjadi syuhada?
Di mana hati nurani kita ketika melihat bayi-bayi tak berdosa yang turut menjadi korban kebiadaban mereka? Di mana akal sehat kita ketika melihat orang yang telah berusia senja juga menjadi sasaran rudal dan tank baja mereka?
Apakah rasa empati itu telah tiada? Ataukah karena sudah terbiasa dengan berita dari Palestina, sehingga melihat genosida dan pembantaian yang terjadi sudah tak ada rasa sedih lagi di dalam hati?
Miris sekali, jika hal itu ternyata telah menjadi kenyataan di dalam kehidupan. Terbiasa dengan pembantaian sehingga mati rasa terhadap saudara yang telah dipersatukan oleh akidah yang sama. Padahal, Rasulullah saw. telah menyampaikan kepada kita bahwasanya seorang muslim dengan muslim lainnya itu ibarat satu tubuh yang apabila salah satu anggota tubuhnya merasakan sakit, maka anggota tubuh lainnya akan merasakan sakit yang sama.
Memang, berbagai bantuan telah diberikan kepada saudara kita di sana. Namun itu hanyalah solusi sementara atas genosida yang semakin hari semakin tak manusiawi. Permasalahan ini tak akan usai jika problem utamanya tidak terselesaikan dengan sempurna.
Pembantaian ini harus dibalas dengan perlawanan juga, berupa mengirimkan bala tentara serta alat-alat yang akan mampu meluluhlantakkan musuh. Namun sayangnya, sekat nasionalisme telah mengungkung kita sehingga kita terpecah belah tanpa mampu memberikan bantuan apa-apa.
Maka, sungguh, tak ada cara lain selain menyatukan langkah dan tujuan untuk bersama-sama berjuang membebaskan Palestina dari penjajahan dengan terus berdakwah dan menyadarkan kepada seluruh elemen masyarakat bahwa hanya dengan persatuan lah yang akan mampu mengusir zionis laknatullah 'alaih dari Palestina.
Selagi usia kita masih muda, selagi Allah masih berikan kekuatan pada kita, gunakanlah hal itu untuk menolong agama Allah dengan terus menjadi pelopor perubahan menuju kejayaan Islam di masa yang akan datang. Karena yakinlah, peran kita dalam perjuangan membebaskan Masjidil Aqsha akan Allah bakas dengan sebaik-baik balasan di akhirat kelak.
Maka, untuk menjawab pertanyaan di atas, di mana kita untuk Palestina? Jawab dengan lantang!
“Aku di sini, di barisan terdepan perjuangan untuk memberikan kontribusi terbaik di jalan mulia ini.”
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
SP
Posting Komentar