Straight News
FDMPB Ungkap Zaman Keemasan Islam
TanahRibathMedia.Com—Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB), Dr. Ahmad Sastra mengungkapkan perihal zaman keemasan Islam atau golden age of Islam.
"Keemasan ini sering kali disebut sebagai Zaman Keemasan Islam atau Golden Age of Islam, yang ditandai oleh kemajuan yang sangat signifikan dalam berbagai bidang," bebernya kepada Tanah Ribath Media, Rabu (18-12-2024).
Peradaban Islam, katanya, mengalami masa keemasan yang luar biasa, terutama antara abad ke-8 hingga abad ke-14. Selama periode ini, dunia Islam tidak hanya mencatatkan pencapaian besar dalam bidang ilmiah, ekonomi, dan sosial, tetapi juga menyaksikan pembentukan budaya dan peradaban yang sangat maju dan berpengaruh di seluruh dunia.
Selanjutnya ia menuturkan bahwa pada masa keemasan Islam para ilmuwan memiliki peranan besar dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
"Pada masa keemasan, ilmuwan Muslim berperan besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka tidak hanya mewarisi pengetahuan dari peradaban Yunani, Persia, dan India, tetapi juga mengembangkan dan memperluasnya," paparnya
Misalnya al-Khwarizmi, imbuhnya, seorang ilmuwan Muslim asal Persia, dikenal sebagai bapak aljabar. Buku beliau yang berjudul Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala (Kitab Ringkas tentang Perhitungan Aljabar) menjadi dasar penting dalam perkembangan aljabar di dunia Barat.
Ia menuturkan, pada zaman keemasan Islam, terdapat dialog dan pemikiran yang luas dalam bidang filsafat. Para filsuf Muslim, seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibn Rushd (Averroes), berusaha untuk menyelaraskan ajaran-ajaran filsafat Yunani dengan ajaran Islam. Mereka tidak hanya mengembangkan pemikiran filsafat, tetapi juga membangun jembatan antara filsafat dan agama.
"Al-Farabi dikenal dengan karyanya dalam bidang politik dan etika, di mana ia mengembangkan konsep negara ideal yang berbasis pada keadilan. Al-Ghazali mengkritik pemikiran filsafat rasionalisme dan memfokuskan perhatian pada hubungan antara akal dan wahyu dalam agama Islam. Ibn Rushd berfokus pada upaya untuk membuktikan keselarasan antara filsafat Aristoteles dan ajaran Islam, memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan filsafat di Eropa abad pertengahan," bebernya.
Peradaban Islam, ujarnya, pada era keemasan, juga terkenal dengan kemajuan dalam seni, arsitektur, dan sastra. Ia mencontohkan seperti pembangunan masjid, istana, dan gedung-gedung penting lainnya memperlihatkan keindahan seni arsitektur Islam. Contoh yang paling terkenal adalah Masjid Al-Haram di Mekkah, Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan Taj Mahal di India. Gaya arsitektur Islam mencakup penggunaan kubah, menara, serta dekorasi geometris dan kaligrafi Arab.
Ia juga mengingatkan, selama masa kejayaannya, peradaban Islam menjadi pusat perdagangan internasional yang menghubungkan Timur dan Barat. Kota-kota besar seperti Baghdad, Cordoba, Kairo, dan Samarkand berkembang menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
"Jaringan perdagangan Islam tidak hanya menghubungkan dunia Islam, tetapi juga menjalin hubungan dengan India, Tiongkok, Eropa, dan Afrika. Produk seperti rempah-rempah, tekstil, dan logam berharga beredar di sepanjang jalur perdagangan ini, serta ide-ide dan pengetahuan yang mengalir dari Timur ke Barat," tandasnya.
Pada masa keemasan Islam, pemerintahan Islam dikenal dengan penerapan sistem yang adil dan berlandaskan pada prinsip-prinsip Syariah. Para pemimpin dan khalifah berusaha untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Misalnya, pemerintahan di bawah Dinasti Abbasiyah dan Umayyah berhasil mengembangkan sistem birokrasi yang efisien dan memberi perhatian pada infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan pasar.
"Islam mengajarkan ekonomi berbasis keadilan, dengan menekankan pentingnya zakat (sumbangan wajib) untuk mengurangi kesenjangan sosial dan melindungi kaum miskin. Pengaruh Islam juga terlihat dalam perkembangan sistem perbankan yang adil dan larangan terhadap riba (bunga)," terangnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa masyarakat Islam pada masa keemasan hidup dalam kondisi yang relatif sejahtera dan toleran. Berbagai etnis dan agama hidup berdampingan, terutama di pusat-pusat besar seperti Cordoba, Baghdad, dan Kairo. Toleransi beragama dan hubungan antara Muslim, Kristen, dan Yahudi yang bekerja sama dalam berbagai bidang, seperti sains dan perdagangan, menjadi ciri khas peradaban Islam pada masa itu.
"Salah satu aspek penting dari peradaban Islam yang berkembang pesat adalah sistem pendidikannya. "Pendidikan Islam menekankan pada pengajaran agama, ilmu pengetahuan, sastra, dan filsafat, yang menghasilkan generasi intelektual yang produktif," papar Ahmad.
Menurutnya, era keemasan peradaban Islam merupakan masa yang sangat penting dalam sejarah dunia, di mana umat Islam tidak hanya mencatatkan pencapaian besar dalam bidang ilmiah, seni, dan budaya, tetapi juga membangun peradaban yang adil, beradab, dan maju.
"Kemajuan yang dicapai dalam era keemasan Islam tetap menjadi sumber inspirasi bagi umat manusia dalam membangun peradaban masa depan," pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Via
Straight News
Posting Komentar