Puisi
Goresan Sang Pejuang
Oleh: Naila Ahmad
TanahRibathMedia.Com—Berbilang purnama telah menjadi saksi
Atas segala peristiwa yang terjadi
Mulai dari kasus pemuda yang menjadi korban penembakan polisi
Hingga korupsi yang terus menerus dilakukan para pejabat negeri ini
Kemiskinan melanda hampir di seluruh pelosok Nusantara
Namun pemimpinnya seolah enggan untuk memberikan sedikit bantuan saja
Katanya, berusahalah dahulu sebelum meminta
Jangan hanya mengandalkan pemimpin semata
Padahal, dahulu beribu janji diucapkan
Agar kesejahteraan menjadi kenyataan
Namun sayangnya belenggu nafsu telah mematikan hati nurani
Hingga abai dan seolah tak peduli atas nasib rakyatnya sendiri
Oh, inikah yang dinamakan dengan keadilan?
Ketika rakyat menjadi tumbal kekuasaan
Ketika masyarakat menjadi budak di negeri yang katanya penuh kesejahteraan
Sedangkan para penguasanya hanya sibuk dengan urusan keberlangsungan jabatan
Sayangnya, ada saja yang mengatakan
Bahwa sistem ini masih layak dipertahankan
Padahal kezaliman sudah di depan mata
Sedangkan keadilan hanya tinggal nama
Mungkinkah mereka belum tersadarkan?
Padahal kemiskinan semakin merajalela
Ataukah mereka telah disuap dengan berbagai kenikmatan?
Hingga lupa untuk ikut berkontribusi secara nyata
Inilah realita yang terjadi saat ini
Sudahkah kita menyadari?
Ribuan kaum muslimin menjadi korban
Sedangkan kita hanya diam berpangku tangan
Inikah persatuan yang Rasulullah ibaratkan sebagai satu bangunan?
Bukankah satu bangunan berarti bersatu bersama?
Tapi mengapa kita enggan memberikan pertolongan?
Alasannya karena wilayahnya yang berbeda
Inilah yang terjadi ketika tak adanya negara yang melindungi
Bukan, bukan negara seperti saat ini
Tapi negara yang menjadikan Islam sebagai pedoman
Dan juga menjadikannya sebagai penunjuk arah kehidupan
Sistem sampah yang terus dijalani
Menjadikan rakyat semakin sengsara
Menjadi terbuang di negeri Pertiwi
Padahal mereka adalah pemilik asli
Ah, sudahlah
Aku sangat lelah
Jika tak karena Allah
Pasti sudah menyerah
Namun, percayalah akan sebuah kepastian
Dari Allah Sang Pencipta Kehidupan
Bahwa setiap peristiwa yang menyulitkan
Akan tersirat berbagai kemudahan
Maka, sungguh merindukannya bukanlah ilusi
Karena berharap pada demokrasi lebih tak pasti lagi
Kini, kami begitu merindukanmu
Wahai pemimpin yang mengayomi seluruh rakyatnya
Kini, aku, kamu, dan kita semua
Saatnya menyatukan langkah dan tujuan
Memperbaiki apa yang telah menjadi usaha
Hingga kelak Allah menurunkan kepada kita pertolongan-Nya
Tapal Batas, 25 Desember 2024
Via
Puisi
Posting Komentar