Opini
Kepemimpinan Sekuler Membuahkan Generasi Sadis
Oleh: Aulia Rahmah
(Kelompok Penulis Peduli Umat)
TanahRibathMedia.Com—Di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, seorang remaja yang berinisial MAS tega membunuh keluarganya. Akibat ulahnya tersebut, ayah dan neneknya tewas, sedangkan ibunya terluka parah. Peristiwa ini terjadi pada dini hari, Sabtu (30-11-2024). Akun Instagram @lebakbulus24jam membagikan video ini dan viral di medsos (suara.com, 30-11-2024).
Kasus kekerasan hingga pembunuhan tidak hanya terjadi satu dua kali, namun merupakan fenomena yang menunjukkan problem sistemis. Jika kita telusuri, ada banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa pembunuhan kian marak. Penyebab itu saling terkait antara satu sisi dengan sisi lainnya. Penerapan sistem sekuler kapitalisme di semua sisi kehidupan, mengakibatkan negara lalai akan tanggung jawabnya untuk membentuk generasi yang tinggi iman dan takwanya. Kurikulum yang dijalankan jauh dari upaya untuk membina kepribadian dan menjaga kesehatan mental. Akibatnya, generasi tidak memahami hak dan kewajibannya terhadap orang tua. Orang tua yang seharusnya dihormati, didengar ucapannya dan dimuliakan justru dianggap mengganggu.
Penerapan sistem sekuler kapitalisme juga menyebabkan terjadinya kemiskinan struktural. Tingginya biaya hidup dan himpitan ekonomi mengakibatkan fitrah manusia rusak. Seorang ibu dengan fitrah kelembutan dan kasih sayangnya dapat berubah menjadi garang dan keras. Anak-anak yang seharusnya mendapat perhatian, bimbingam dan keteladanan dari orang tuanya pun tak didapatkan. Lagipula anak-anak sekarang ini lebih dekat dengan gadget dan game online yang rata-rata menayangkan konten kekerasan.
Pola pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini menciptakan pemikiran bahwa kesuksesan hanya sebatas materi. Jadilah orang tua menuntut anak-anaknya untuk belajar agar mendapat nilai tinggi. Mereka lupa bahwa ada tujuan lain dalam belajar yakni untuk mempersiapkan bekal kehidupan di masa depan. Misalnya aspek spiritual, sosial, dsb. Bagi seorang muslim ada nilai tambah dalam belajar, bukan hanya nilai akademik yang diraih tetapi juga sebagai bekal untuk mengupayakan kebahagiaan hidup kelak di akhirat, juga dalam rangka untuk mendapat rida Allah.
Individu yang jauh dari nilai-nilai agama (Islam) turut mengubah karakter masyarakat. Kehidupan kolektif yang seharusnya menjadi arena perlombaan dalam kebaikan, juga sebagai sarana amar makruf nahi munkar berubah hingga menjadi masyarakat yang terbiasa dengan kekerasan. Mereka menganggap segala persoalan yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan cara kekerasan. Akan banyak kita dapati mahasiswa melakukan bunuh diri, istri bunuh suami, anak membunuh ibu, dsb.
Islam menjadikan pemimpin sebagai raa'in (pemimpin yang memberi pelayanan terbaik kepada rakyat) yang bertanggung jawab atas rakyatnya, termasuk membangun generasi. Menjamin semua kebutuhan pokok tercukupi, menjamin keamanan dsb. Melalui kepemimpinan Islam akan terwujud generasi cemerlang yang berkualitas. Dengan menerapkan Sistem Islam secara komprehensif negara dapat membangun Sistem Pendidikan yang berasaskan akidah Islam dan menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, dan berjiwa pemimpin.
Sejarah panjang penerapan Islam telah membuktikan lahirnya banyak sosok ilmuwan yang juga menguasai ilmu agama dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Ibnu Sina, seorang filsuf sekaligus ahli di bidang kedokteran. Al Khawarizmi, ahli di bidang matematika, penemu teori aljabar, algoritma dan siatem penomoran. Al Jazari, penemu mesin pompa dan mesin engkol. Sholahuddin al Ayyubi, pembebas Baitul Maqdis. Muhammad al Fatih penakluk Konstantinopel, dsb. Para ilmuwan Islam tersebut, di samping hafal Al quran dan hadis juga menemukan berbagai sarana dan prasarana hidup yang memudahkan manusia untuk menyelesaikan problatikan hidup di setiap zaman.
Merekalah generasi yang patut dibanggakan. Namanya tetap dikenal melampaui tempat tinggal dan zamannya. Hanya dengan kepemimpinan Islam generasi harapan akan mudah diwujudkan.
Wallahu a'lam bi ash-showab
Via
Opini
Posting Komentar