Opini
Makan Siang Gratis, Riayah Minimalis di Sistem Kapitalis
Oleh : Rahmayanti
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Salah satu program terbaru pemerintah yang digadang-gadang bisa mengurangi masalah kesehatan seperti stunting dan masalah kemiskinan yaitu makan siang bergizi gratis yang akan di mulai serentak awal tahun 2025 mendatang. Apakah hal ini akan bisa menjawab tantangan akan berkurangnya permasalahan yang dihadapi negara? Apakah cukup hanya dengan makan siang bergizi gratis dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat?
Makan siang bergizi gratis mungkin bisa mengurangi kelaparan sesaat, karena masih banyak yang perlu diperhatikan dalam memberikan kesejahteraan pada masyarakat.
Di Balikpapan pada Rabu 11 Desember 2024, Pejabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik meninjau pelaksanaan program makan siang bergizi gratis di Sekolah Luar Biasa (SLB). Di dalam peninjauan Akmal menjelaskan alokasi anggaran program ini berasal dari APBN. Namun dengan tingginya harga-harga kebutuhan pokok di Kalimantan Timur, maka pemerintah provinsi akan mempertimbangkan untuk menambah alokasi dana melalui APBD.
Di bagian lain Dinas Kesehatan Kalimantan Timur berharap dengan adanya program makan bergizi gratis ini tahun depan akan bisa mendorong peningkatan gizi bagi anak-anak dan mampu menekan angka kenaikan stunting di Kalimantan Timur.
Biasa di sistem kapitalisme negara akan setengah hati dalam meriayah urusan rakyatnya. Kalau kita melihat kembali anggaran yang ditargetkan bagi setiap anak untuk makan siang bergizi gratis itu sejumlah 10 ribu. Di tengah-tengah harga yang mulai naik meroket, ditambah di setiap daerah tingkat harga kebutuhan pokok berbeda-beda. Akankah bisa memenuhi standar kesehatan hanya dengan 10 ribu rupiah? Apakah 10 ribu rupiah itu masih bertahan sesampainya di tangan yang mengonsumsi?
Ditambah ada anggapan pemerintah kalau setiap daerah mampu menjangkau 10 ribu rupiah untuk memenuhi makan bergizi gratis. Padahal setiap daerah memiliki potensi yang berbeda, ada yang daerahnya mampu dan menambah dana lewat APBD agar bisa memenuhi target makanan bergizi gratis. Bagaimana dengan daerah yang memiliki keterbatasan potensi dan sumber daya alam yang berakibat minimnya APBD, seperti daerah-daerah tertinggal, dengan apa mereka menutupi kekurangan, untuk bisa memenuhi target makanan bergizi gratis?
Inilah akibat tata kelola yang salah dengan sumber daya alam, yang seharusnya sumber daya itu dikelola dengan baik oleh negara malah dijadikan sebagai investasi yang dikelola oleh swasta asing dan aseng yang menimbulkan kekayaan hanya berputar di orang-orang kaya atau korporasi. Rakyat tidak bisa menikmatinya walaupun sebenarnya merekalah yang memiliki sumber daya tersebut. Rakyat pun menjadi korban.
Makan bergizi gratis bisa jadi salah sasaran karena untuk semua pelajar baik yang mampu ataupun yang tidak mampu. Bagi yang mampu tentu saja mereka tidak membutuhkan itu karena sanggup memenuhinya sendiri, bagaimana bagi yang tidak mampu dan ekonomi keluarga terbatas, mereka tidak hanya membutuhan makan bergizi gratis buat anak mereka yang bersekolah akan tetapi juga mereka membutuhkan makanan untuk semua anggota keluarganya di rumah.
Berbeda halnya dengan Islam, kepemimpinannya sepenuh hati dalam pengurusan/riayah kepada rakyat termasuk memberikan jaminan pada kebutuhan dasar hidup rakyat, seperti sandang, pangan, dan perumahan, termasuk di antaranya layanan kesehatan dan pendidikan yang gratis dan berkualitas.
Negara memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab memastikan kesejahteraan rakyatnya. Rasulullah bersabda, “Imam (penguasa) adalah mengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang diurusnya.” (HR Muslim).
Di dalam Islam, pemimpin itu sebagai rain dan junnah yaitu pemimpin sebagai rain berfungsi sebagai penanggung jawab kesejahteraan dan pemeliharan rakyatnya. Sementara junnah adalah menjadi pelindung rakyat dari kezaliman.
Negara memiliki mekanisme yang handal yaitu sistem Islam kaffah yang menjamin kebaikan atas nasib semua rakyatnya termasuk anak-anak yang bersekolah hingga tidak ada yang terlewat karena menguntungkan bagi semua.
Islam akan mengelola kekayaan alam yang ada dan berlimpah seharusnya menjadi milik rakyat. Negaralah yang memiliki tanggung jawab untuk mengelolanya, kemudian hasilnya akan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
Semua keuntungan dalam pengelolaan sumber daya alam, akan dikembalikan dalam bentuk memberikan jaminan sandang, pangan, dan perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Sehingga tidak ada lagi yang memiliki masalah dalam pemenuhan kebutuhan terutama di bagian pangan. Di sistem Islam berdasarkan sentralisasi, daerah akan memenuhi anggaran sesuai kebutuhan di daerah masing-masing, pembagian secara merata dan adil bukan dibagi sama karena keperluan setiap daerah berbeda-beda. Demikianlah jika penerapan syariat Islam kaffah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, akan terlihat nyata adanya kesejahteraan rakyat dengan peradaban gemilang di depan mata.
Wallahu a’lam.
Via
Opini
Posting Komentar