Opini
Pacaran Bikin Bahagia, Kamu Yakin?
Oleh: Anisa Nur Indah Sari
(Komunitas Kawan Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Setiap lirik lagu cerita cinta, terasa indah enak di dengar oleh remaja muda yang sedang mabuk cinta. Apalagi syairnya keluar dari alunan musik yang syahdu, dan merdu, bahagia serasa dunia milik berdua. Indahnya berpacaran setiap individu akan candu dibuatnya, Itu sudah pasti, dan kerap terjadi tanpa memandang usia. Baik remaja, atau yang sudah menikah sekalipun.
Untuk mencari pembenaran, mereka sematkan berbagai macam alasan. Katanya, sebagai masa pencarian pendamping hidup, eksplorasi dalam rangka masa saling menyatukan dua kepribadian yang berbeda. Padahal, aktivitas tersebut bisa membuka peluang untuk melakukan zina.
Remaja saat ini, banyak yang menggantungkan kebahagiaannya kepada pacaran. Katanya, butuh support system atau someone to talk. Alasan yang mengada-ada, padahal kedua slogan tersebut bisa di dapatkan dari keluarga, sahabat, dan teman-teman. Lalu kebahagiaan apa yang sebenarnya dicari?
Jika kita melihat fakta, justru pacaran tidak membuat bahagia. Maraknya yang bunuh diri, membunuh karena cemburu, hamil diluar nikah, pacar yang tidak bertanggung jawab. Melakukan aborsi, melenyapkan nyawa bayi dengan membuangnya secara kejam. Seperti kabar ini datang dari media sosial, bahwa ada penemuan jasad bayi di bawah flyover di Cileunyi yang terjadi bulan kemarin. Warga sekitar flyover simpang susun Cileunyi atau di bawah jembatan Tol Cisumdawu gempar menyusul ditemukannya sesosok jasad bayi (kejakimpolnews.com, 3-11-2024).
Sepatutnya, remaja mengetahui dan mau berpikir dulu sebelum melakukan hubungan pacaran. Sering-seringlah bertanya pada diri sendiri, yakin pacarmu itu akan membuatmu bahagia? Yakin kamu akan dinikahinya? Karena di balik indahnya berpacaran, selalu berakhir dengan kasus mengenaskan.
Berakhir tragis, diawali dari terjalinnya hubungan kasih/pacaran, antara perempuan dan laki-laki. Hingga terjadi seks bebas, dan hamil diluar nikah. Kebahagiaan semu ini, tentu ada sebabnya. Aktivitas ini, di fasilitasi berbagai sarana untuk berpacaran, serta didukung oleh kebijakan kesehatan reproduksi (kespro).
Maka wajar, apabila kejadian ini terus terulang. Tidak aneh jika kejadian aborsi, pembuangan anak, maraknya penyakit menular dari sex bebas. Karena berbagai kasus ini datang dari dampak penerapan sistem kapitalis-sekular. Yang secara mutlak memberikan kebebasan kepada manusia untuk berprilaku semaunya. Disamping itu, tidak ada undang-undang yang benar-benar membahas masalah ini.
Sudah saatnya, remaja dan pemuda Muslim harus menyadari bahwa mereka akan menjadi pemimpin umat dan pembangun bangsa di masa depan. Masa muda bukanlah waktu untuk bersenang-senang semata, melainkan untuk mempersiapkan diri dengan nilai-nilai Islam. Maka yakinlah, bahwa pacaran tidak akan membawamu kepada kebahagiaan. Melainkan penderitaan.
Kebahagiaan itu, adalah menjadi bagian dari perubahan! Kaum muda Islam, mari berdakwah untuk menegakkan syariah dan Khilafah Islam, dan tunjukkan kemuliaan Islam.
Islam memilki mekanisme yang tetap dalam mengatur setiap masalah. Seperti halnya, kehidupan pria dan wanita harus dipisah. ikhtilath, khalwat, menarik perhatian lawan jenis [tabarruj], apalagi pacaran hingga perzinaan, semua itu tidak ada. Karena berbagai pintu menuju ke sana ditutup rapat. Karena, kehidupan sosial masyarakat kita ditandai dengan kebersihan moral dan kesucian hati. Faktor-faktor seperti ilmu, ketakwaan, dan sistem khilafah yang terstruktur akan bisa menjaga kehormatan dan kesucian setiap individu. Selain itu, sanksi bagi si pelanggar hukumnya pun tegas dan keras. Sehingga siapapun yang hendak melanggar akan berpikir ulang.
Dengan sistem Islam, di mana Islam sangat menjaga hubungan antar lawan jenis dengan berbagai aturan, dan hukum syara. Amanah ini, bukan beban milik individu atau kelompok, melainkan negara pun ikut andil dalam menjalankan kewajibannya.
Dengan memberi sanksi yang membuat pelaku jera, dan juga di sistem Islam ada sanksi berupa Jawabir dan Jawajir. Jawabir adalah menembus dosa, Jawajir adalah membuat pelaku jera. Sedangkan di sistem Demokrasi yang sekuler, tidak ada sistem yang seperti Islam, maka tidak heran tidak ada efek jera bagi pelaku, pada akhirnya pelaku akan mengulangi perbuatannya.
Maka dari itu, jangan sia-siakan masa muda. Remaja dan pemuda Muslim, kalian adalah harapan bangsa. Persiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang bijak dan pembangun bangsa yang kuat, berlandaskan nilai-nilai Islam. Sudah saatnya umat Islam, terutama kaum muda, harus berpartisipasi aktif dalam dakwah Islam untuk mewujudkan tegaknya syariah dan Khilafah Islam, sehingga kemuliaan Islam dapat terwujud secara optimal.
Remaja muda yang bisa mengendalikan dirinya dari hawa nafsu, akan mendapatkan pujian langsung dari Allah Swt. Sabda Nabi saw.:
Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ Ù„َÙŠَعْجَبُ Ù…ِÙ†َ الشَّابِّ Ù„َÙŠْسَتْ Ù„َÙ‡ُ صَبْÙˆَØ©ٌ
“Sungguh Allah Azza wa Jalla benar-benar kagum terhadap pemuda yang tidak memiliki shabwah." (HR Ahmad)
Wallahu'alam bishshawwab
Via
Opini
Posting Komentar