Opini
Pajak Naik Lagi, Generasi Muda, Bersuaralah!
Oleh: Nora Afrilia, S. Pd.
(Aktivis Muslimah dan Penulis)
TanahRibathMedia.Com—Pajak kembali merangkak naik. Rakyat kembali menjerit. Viral, pajak dengan angka 12 persen di akhir tahun 2024 ini. Karena kenaikan tersebut tetap akan diberlakukan awal tahun 2025. Karena fakta yang terlihat ekonomi rakyat sedang tidak baik-baik saja. Rakyat konsisten mengkritisi kebijakan pemerintah.Terutama kalangan muda.
Pada Kamis (19-12-2024) perkumpulan mahasiswa hingga K-popers bakal turun ke jalan untuk menyuarakan aksi mereka menolak kenaikan PPN 12 persen yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2025. Massa aksi terdiri dari mahasiswa, akademisi, pencinta anime Jepang (Wibu) hingga penggemar Kpop atau budaya Korea (K-popers) berdemo di depan Istana.
Santer dikabarkan putusan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) jadi 12 persen yang tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Undang-undang itu disahkan pada 7 Oktober 2021 pada masa jabatan presiden Jokowi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa tarif PPN 12 persen akan diterapkan pada barang dan jasa yang dikategorikan mewah atau premium. Berikut daftar barang yanga akan dikenakan PPN 12 persen: pertama, layanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan kategori premium, termasuk layanan VIP. Kedua, institusi pendidikan bertaraf internasional atau layanan pendidikan premium dengan biaya tinggi. Ketiga, konsumsi listrik rumah tangga dengan daya 3.600–6.600 VA. Keempat, beras premium. Kelima, buah-buahan kategori premium. Keenam, Ikan berkualitas tinggi seperti salmon dan tuna. Ketujuh, udang dan crustasea mewah, misalnya king crab. Kedelapan, daging premium seperti wagyu dan kobe yang memiliki harga jutaan rupiah (money.kompas.com, 12-08-2024).
Generasi Muda Wajib Bersuara
Menanggapi putusan kenaikan PPN banyak suara lantang dari generasi muda, tak terkecuali mahasiswa. Salah satunya dari Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM Unair), Aulia Thaariq Akbar mengungkapkan pemerintah dalam merumuskannya tidak melibatkan rakyat secara aktif. Hal ini mengingat perekonomian masyarakat saat ini belum dalam keadaan yang baik. Bahkan banyak masyarakat yang turun kelas. Dari kelas menengah ke kelas bawah. Sehingga terkesan memaksa dalam mencukupkan kestabilan ekonomi negeri dengan kembali mengorbankan rakyat.
Selain itu, Aulia menambahkan, ketika menyosialisasikan kenaikan PPN 12 persen cenderung terdapat kebohongan. Di awal dinyatakan kenaikan PPN hanya untuk barang-barang mewah. Namun, setelah keluar daftar barang yang akan dikenakan PPN 12 persen juga termasuk di dalamnya barang-barang pokok kebutuhan dasar rakyat.
Sejatinya aksi gen Z yang diwakili oleh kalangan intelektual ini adalah bentuk kekecewaan kesekian kali dari mereka kepada pemerintah. Penting untuk generasi ini menyadari, perbaikan sistem rusak salah satunya segi ekonomi ini selayaknya diubah. Ke arah sistem Islam. Karena memanusiakan manusia. Tidak boleh menyibukkan dengan mengganti pemainnya saja, namun yang terpenting adalah mengganti aturan di dalam negeri ini. Menjadi aturan yang sempurna yang bukan berasal akal manusia semata.
Generasi muda yang saat ini lebih didominasi Gen Z harus dibangun jiwa kritis terhadap kondisi masyarakat ketika itu menyalahi hukum syariat. Maka perlu untuk dibangun pemikiran politik Islam dalam benak Gen Z. Ini agar tidak terpolakan kembali berulang bahwa ini adalah kesalahan orang yang memimpin negeri ini. Maka akan berulang kembali jika hanya mengganti pelaku sistem terus menerus.
Penyebab hakiki permasalahan yang kompleks pada masyarakat saat ini, tidak bisa disangkal lagi adalah hukum Barat yang diterapkan di negeri-negeri Muslim.
Aturan Islam lebih Menyejahterakan
Allah menurunkan Al Quran kepada kaum Muslim untuk digunakan sebagai sumber autran dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjadi negeri yang damai sejahtera dan diberkahi kaum Muslim harus merenungi firman Allah
Firman Allah Swt. :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mengingkari, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).
Allah mengingatkan kepada kita selaku Muslim terutama generasi muda sudah harus mempersiapkan diri menjadi Muslim yang bertakwa agar diberikan keberlimpahan nikmat dari berbagai arah. Karena Allah meridhai negeri tersebut.
Sunatullah ketika Allah rida terhadap negeri ini, baik kekejaman, kezaliman, dan penindasan oleh penguasa atau antar sesama muslim seperti saat ini mulai berkurang. Bahkan hampir tidak ada. Terlebih lagi kehidupan damai dan penuh dengan keberkahan untuk semua warganya akan memacu non-Muslim untuk beriman kepada Islam.
Maka Gen Z khususnya, penting untuk disadarkan. Mereka harus menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan. Bisa juga melihat contoh pada tokoh Muslim semisal Muhammad Al Fatih, sosok muda yang berkepribadian Islam. Baik secara pemikiran dan tingkah lakunya. Kental dengan strategi penaklukan, karena dibina dengan akidah Islam. Akidah yang mampu membangun generasi menjadi politisi sejati. Bukan politisi abal-abal yang hanya memimpin berdasarkan arus pemikiran kafir Barat.
Via
Opini
Posting Komentar