Opini
Sistem Sekuleris Membuat Remaja Krisis
Oleh: Ayu Septia
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Seorang anak di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, menusuk ayah, ibu dan nenek dengan sebilah pisau. Peristiwa ini menyebabkan ayah dan nenek tewas, sedangkan ibu pelaku mengalami luka parah. Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada Sabtu dini hari. Pelaku dikabarkan masih berusia 14 tahun (Suara.com, 30-11-2024).
Peristiwa ini juga viral di media sosial , salah satu akun instagram yang membagikan video ini adalah @lebakbulus24jam. Berdasarkan informasi peristiwa pembunuhan berawal saat tetangga korban sekitar melihat ibu dari pelaku berada di luar rumah dengan kondisi berlumuran darah. Remaja itu berupaya untuk membunuh ibunya lalu kabur. Tidak lama, pelaku berhasil di amamkan.
Kasus kriminalitas kini sudah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi untuk kasus di atas mengungkapkan bahwa anak dengan relanya membunuh anggota keluarganya, tidak dijelaskan motif remaja melakukan tindakan tersebut. Dan untuk zaman sekarang sudah menjadi suatu yang tidak perlu di herankan bahkan banyak dari orang yang sudah menormalisasikan hal itu, yang seharusnya hal tersebut pelu di pertanyakan apa yang menjadi dasar/motif anak sekarang banyak melakukan tindakan kriminalitas.
Hal tersebut merupakan indikator adanya kerusakan yang terjadi pada masyarakat saat ini khususnya Generasi Z , karena dominannya kerusakan membuat pemikiran seseorang terpancing untuk membuat tindakan yang membahayakan, selain itu karakter yang yang ada pada remaja juga sudah berubah, hakikat potensi mereka yaitu menjadi agen perubahan bukan kerusakan dan mewujudkan generasi yang sejahtera. Faktor kerusakan ini berdampak pada semua sistemnya termasuk sistem pendidikannya.
Di samping itu ada beberapa faktor yang menumbuhkan remaja saat ini banyak yang melakukan tindakan kriminal, yaitu dari faktor individunya karena kurang pendekatan diri kepada Allah dan seakan tidak ada tujuan untuk apa kita hidup di dunia dan mereka bebas berbuat apapun. Faktor masyarakat tidak peduli dengan sekitarnya dan menormalisasi kemunkaran serta tidak ada amar ma’ruf nahi munkar. Dan faktor negara yang tidak meriayah rakyatnya.
Sungguh miris pemuda saat ini potensi mereka dibajak, tidak hanya itu gaya hidup serba FOMO, hedonisme membuat masyarakat tidak terarah. Dan negara juga tidak menetapkan sanksi yang tegas bagi pelaku kriminalitas maka tingkat kriminalitas di Indonesia semakin tinggi. Tak ada yang bisa di harapkan dengan generasi saat ini mereka dominan pelaku kekerasan.
Jika di perhatikan, ada problematika yang sistemik sebab penerapan sistem yang tidak sesuai dengan apa yang Allah sudah ciptakan. Pemuda hilang nilai moral dan agama sebab di bangku pendidikan sekolah hanya fokus pada hal-hal duniawi saja dan tidak membina muridnya sesuai dengan jalur syara’. Sebab negaranya tidak menerapkan sistem yang berasaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang seharusnya rakyat menjadi prioritas utama dalam kepemimpinan.
Sudah saatnya kita mengganti sistem yang berjalan sesuai syariat islam, disistem tersebut kita bisa merasakan keamanan,kesejahteraan dan membawa berkah bagi seluruh alam. Dengan sistem ini potensi pemuda disalurkan untuk hal-hal yang positif dan terarah, sistem pendidikannya pun membina muridnya agar setiap individunya bersyakhsiyyah islamiyah dan mampu melejitkan generasi yang bertakwa. Sebagaimana banyak ilmuwan yang terlahir di masa islam, dengan sistem islam yang berada di bawah naungan Khilafah akan mencetak generasi yag terarah.
Via
Opini
Posting Komentar