Opini
Gencatan Senjata Israel dan Palestina, Jangan Surutkan Perjuangan Membela Gaza
Oleh: Yetti
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi berlaku di Jalur Gaza Palestina pada Minggu (19/1) pagi waktu setempat setelah sempat tertunda selama tiga jam. Gencatan senjata ini mengakhiri agresi brutal Israel yang berlangsung selama 15 bulan sejak Oktober 2023 lalu (cnnindonesia.com, 20 Januari 2025).
Sebagaimana biasanya, gencatan senjata ini diambil Israel tatkala mereka sudah kewalahan melawan semangat jihad para pejuang Palestina. Mereka juga sudah merasa keletihan dalam mematahkan keteguhan hati rakyat Gaza. Warga Gaza tetap bertahan meski rumah mereka dibombardir, pemimpin mereka syahid, dan lebih dari 47 ribu warga mereka dibunuh secara keji. Meskipun negeri-negeri Muslim lainnya hanya mengecam dan menjadi penonton saja, namun dengan kekuatan iman rakyat Gaza tetap teguh berdiri dan tidak menyerah kepada penjajah. Gencatan ini bukanlah hasil dari tekanan internasional ataupun perintah yang diberikan oleh presiden Trump kepada Netanyahu, melainkan strategi licik Israel untuk mengambil napas dalam pertempuran, mempunyai waktu untuk menyusun rencana baru, dan kemudian kembali menyerang Palestina.
Gencatan senjata yang diopinikan sebagai solusi penjajahan Israel di Palestina bukan kali ini saja terjadi. Gencatan senjata sudah berulang kali dilakukan sejak awal mereka datang ke Palestina. Gencatan ini tidak medatangkan kebaikan sedikit pun untuk umat Islam. Pada akhirnya zionis Israel tetap akan mengkhianati kesepakatan dan akan terus melanjutkan aksi pembunuhan terhadap Muslim Palestina. Bukti terbaru adalah serangan yang dilakukan beberapa jam setelah gencatan diumumkan, menewaskan setidaknya 82 warga Gaza (news.detik.com, 17-1- 2025).
Kebiasaan orang Yahudi Israel yang sering melanggar perjanjian ini telah dibeberkan Allah Swt. dari 1400 tahun yang lalu di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 63-64 yang artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman). Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa. Kemudian setelah itu kamu berpaling. Maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi"
Oleh karena itu, umat Islam di seluruh dunia jangan mudah terkecoh dan masuk ke dalam tipu daya strategi militer mereka. Tujuan gencatan senjata ini sejatinya bukanlah untuk perdamaian di Palestina. Mereka tidak akan pernah berhenti membunuh warga Palestina sampai tujuan utama mereka tercapai, yaitu membumihanguskan Palestina dan meruntuhkan Masjid Al-Aqsa. Hal ini dilakukan mereka untuk mendirikan kuil Solomon tepat di tapak Masjid Al-Aqsa sebagai pusat kekuasaannya di tengah-tengah jantung dunia.
Umat Islam harus menyadari bahwa gencatan senjata hanyalah langkah strategis Israel agar mata dunia berpaling dari Gaza, hingga suara pembela Palestina perlahan memudar. Mereka berharap kepedulian masyarakat dunia tidak akan lagi terdengar, Palestina secara perlahan akan terlupakan. Sehingga perjuangan yang telah dilakukan para mujahid dan warga Gaza sejak Oktober 2023 tidak ada lagi efeknya. Pengorbanan nyawa, rumah, anak-anak, dan kehormatan mereka menjadi tidak bernilai lagi di mata dunia.
Jadi kita umat Islam harus terus berjuang untuk Palestina. Jangan pernah padamkan ghiroh perjuangan dan pembelaan terhadap mereka. Kita tetap harus menyuarakan dengan lantang kebenaran bahwa gencatan senjata ini bukanlah akhir konflik Israel Palestina. Gencatan senjata ini bukanlah sebuah solusi untuk kemerdekaannya. Solusi hakiki untuk Palestina hanyalah dengan jihad dan Khilafah.
Umat Islam harus membuka mata, Israel dan sekutu-sekutunya saling membantu dan bersatu menyerang Palestina. Mengapa kita umat Islam tidak bersatu juga di bawah satu bedera untuk memerdekakan Palestina dan membebaskan Mesjid Al-Aqsa? Bukankah Allah telah meyuruh kita untuk berjihad ke sana dalam surat Al Baqarah ayat 191: “Dan perangilah mereka di mana saja kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu, dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Tetapi janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir”.
Untuk mengamalkan perintah Allah ini, kini saatnya umat Islam bersatu, bukan sekadar mengecam atau menonton dari kejauhan. Palestina bukanlah urusan regional semata, tetapi tanggung jawab seluruh umat Islam. Jangan serahkan masa depan Masjid Al-Aqsa kepada musuh-musuh Allah. Umat Islam yang terpisah oleh sekat-sekat nasionalisme ini sudah saatnya bergerak di bawah komando seorang khalifah. Karena hanya daulah khilafahlah yang mampu mewadahi dan menggerakkan umat Islam bersama-sama berjihad membebaskan Palestina dan melindungi kehormatan Masjid Al-Aqsa.
Perjuangan ini bukanlah pilihan, melainkan kewajiban yang telah Allah perintahkan. Jangan padamkan semangat membela Gaza, karena setiap pengorbanan mereka adalah pengingat bagi kita akan arti sebenarnya dari iman, keteguhan, dan pengabdian kepada Allah. Mari kita lanjutkan perjuangan ini dengan tekad dan keyakinan, hingga bumi Palestina kembali bebas dan keadilan tegak di bawah naungan Sistem Islam yang kafah.
Via
Opini
Posting Komentar